skip to Main Content

8 Tip untuk Para Founder ketika Pertama Kali Berhadapan dengan Investor

Ada tiga angka penting yang menjadi catatan saya selama bekerja sama dengan berbagai perusahaan modal ventura (VC):

Jadi, jenis kepribadian dan elemen tim seperti apa yang akan membuat VC melihat perusahaanmu sebagai unicorn masa depan?

Selama tiga tahun terakhir, saya telah bekerja sama dengan beberapa VC untuk membantu mereka mengenal dan memahami para pengusaha yang ingin mereka danai. Dengan terlibat dalam ratusan pertemuan berorientasi investasi, saya berhasil menghimpun segudang pengetahuan tentang topik ini.

Berikut adalah delapan hal yang harus dan jangan kamu lakukan ketika bertemu calon investor untuk pertama kalinya.

1. 3 adalah angka emas

Kebanyakan dari para investor yang saya ajak diskusi mengaku merasa lebih nyaman memberikan uang mereka pada tim yang terdiri dari tiga orang founder startup.

Mengapa demikian?

Mereka beranggapan empat orang sangat banyak. Coba pikirkan tentang banyaknya pendapat, kesulitan membuat keputusan, dan mencapai kesepakatan. Sementara itu, tim berjumlah dua orang juga sangat kecil mengingat besarnya beban kerja yang akan dihadapi. Di sisi lain, kehadiran founder tunggal juga akan menimbulkan kecurigaan para investor bahwa kamu punya masalah terkait kerja sama tim, mendelegasikan pekerjaan, dan berbagi kemenangan.

2. Hubungan jangka panjang dan kenalan lama

Para investor tidak akan senang mendengar kamu baru saja bertemu dengan co-founder kamu di pertemuan malam sebelumnya (kisah nyata-red). Mengambil keputusan untuk menjalankan bisnis bersama dengan seorang yang baru saja kamu kenal menunjukkan banyak hal tentang bagaimana kamu membuat penilaian.

Di samping itu, investor juga ragu kamu dapat membuat tim yang kuat dan berhasil mengelola relasi kerja yang solid.

Cobalah adakan masa percobaan kerja sama sebelum berkomitmen atau menandatangani kontrak dengan co-founder potensial. Bagikan cerita ini dengan investor. Langkah ini merupakan jurus yang cukup efektif untuk validasi.

3. Percaya diri (bukan arogan) dan tunjukan antusiasme kamu

Bayangkan investor potensial sebagai pelanggan terbaikmu. Apakah kamu akan datang dengan kondisi mengantuk, murung, atau bosan di depan pelanggan potensial? Tentu saja tidak.

Antusiasme, rasa percaya diri, dan kegembiraan itu menular. Selain membuktikan kepada investor bahwa kamu dapat membawa energi yang menakjubkan saat proses penjualan, kamu juga punya kesempatan menunjukkan semangat lewat produk buatanmu.

Tapi pastikan untuk membawa energi yang sebenarnya, dan jangan berlebihan dalam menunjukkannya.

4. Daya tahan

Mengenali seberapa tahan bantingnya mental founder bukanlah pekerjaan yang mudah bagi para investor.

Sebelum melakukan investasi, mereka ingin melihat kapasitas yang sangat besar darimu untuk mengatasi dan pulih dari kegagalan, bisa beradaptasi dengan perubahan lingkungan, dan tetap tangguh setiap waktu dalam keadaan apa pun.

Dalam beberapa menit pertama percakapan, investor biasanya akan memintamu untuk memperkenalkan diri dan menjelaskan latar belakang personal serta profesionalmu. Ini adalah waktu yang tepat untuk menyisipkan cerita manis tentang suatu kasus yang mencerminkan daya tahanmu—cerita yang membuktikan kamu tidak mudah menyerah dan terus berusaha dengan menggunakan beragam taktik untuk mencapai tujuan.

Cobalah untuk menyampaikan pesan yang kuat (misal ketika kondisi menjadi semakin sulit, kamu juga menjadi semakin tangguh dan teguh).

5. Tunjukan perhatian, jangan berargumen

Ketika investor memberikan nasihat, tip untuk meningkatkan produkmu, atau cara baru baru melihat suatu masalah yang sedang dihadapi oleh produkmu, itu juga sebenarnya termasuk suatu tes. Cara kamu merespons suatu saran cenderung memiliki dampak besar pada peluangmu untuk maju.

Investor ingin melihat apakah kamu terbuka terhadap masukan. Jadi, ucapkan terima kasih, apresiasi pengetahuan dan pengalaman mereka, dan pada akhirnya berjanjilah untuk mempertimbangkan saran tersebut dengan serius. Jawaban seperti ini (daripada respons yang argumentatif atau defensif) memberikan sinyal kepada investor bahwa kamu adalah orang yang rendah hati, dapat dilatih, serta punya pemikiran yang fleksibel.

Para investor ingin melihat apakah kamu terbuka untuk menerima lebih daripada hanya uang mereka saja, bahwa kamu menyadari kekurangan dan keterbatasanmu, dan memiliki persepsi diri yang realistis.

6. Jangan berbohong

Para investor sebenarnya punya keinginan terpendam (meskipun mereka tidak mau mengakuinya) agar pengusaha mereka jujur dengan mereka, namun bersedia mengambil jalan pintas dan melakukan tindakan “manipulatif” jika memang dibutuhkan.

Semua pengusaha berbohong dengan meningkatkan atau memuliakan semua aspek dari perusahaan baru mereka dengan porsi berlebih. Ini adalah bagian dari permainan. Karena itu, kamu harus tahu bahwa ketidakjujuran akan mengacaukan kesepakatan dengan investor. Mereka tidak ingin mengambil resiko dengan seseorang yang tidak jujur kepada mereka.

Cara yang baik untuk menunjukkan kredibilitas kamu selama pertemuan pertama adalah dengan mengakui bahwa kamu tidak mengetahui jawaban dari pertanyaan yang mereka ajukan. Namun berjanjilah untuk memberikan mereka jawaban lewat email dan pastikan kamu melakukannya dalam rentang waktu 24 jam setelah pertemuan.

7. Tunjukan penghargaan kepada co-founder

Jangan saling menginterupsi ketika sedang melakukan pitching.

Tidak ada yang lebih buruk daripada para founder yang tidak mengizinkan satu sama lainnya berbicara serta secara agresif mengambil alih pembicaraan.

Pastikan tiap founder telah mendapatkan kesempatan untuk mempresentasikan tanggung jawabnya masing-masing, dan tunjukkan dukunganmu dengan lirikan kekaguman. Tunjukkan kepada investor seberapa baik kalian saling melengkapi dan membentuk tim yang harmonis.

8. Apa yang ingin kamu tunjukkan dari CV?

  1. Keunggulan: Para investor senang melihat indikator keunggulan di resume kamu. Ini meyakinkan mereka bahwa kamu adalah yang terbaik (atau lebih baik dari yang lain) dalam hal tertentu di suatu bidang.
  2. Relevansi: Ceritakan kisah kehidupan profesional yang koheren, yang akan merasionalisasikan pendirian perusahaan di bidang dan industri spesifik, serta posisi yang ingin kamu lakoni.
  3. Kepemimpinan: Bahkan jika posisi kamu dalam suatu startup tidak membutuhkan kemampuan memimpin secara langsung (misalnya posisi CTO), para investor biasanya akan berpikir untuk beberapa tahun kedepan, dan berupaya menilai kemampuanmu dalam memimpin sebuah departemen di perusahaan berskala besar.Jadi, penting kiranya untuk menunjukkan pengalaman kepemimpinanmu di organisasi atau pekerjaan sebelumnya (pramuka, perguruan tinggi, tentara, dan lainnya).

Ingat, pertemuan ini juga merupakan kesempatan bagimu untuk menilai apakah investor tersebut adalah orang yang ingin kamu ajak kerja sama dalam waktu lama. Sementara kamu memperhatikan sikapmu, kamu juga harus terbuka terhadap pengalamanmu dengan investor tersebut dan gunakan hal tersebut sebagai suatu sinyal.

(Artikel ini pertama kali dipublikasikan dalam bahasa Inggris. Isi di dalamnya telah diterjemahkan dan dimodifikasi oleh Fairuz Rana Ulfah sesuai dengan standar editorial Tech in Asia Indonesia. Diedit oleh Pradipta Nugrahanto)

This post 8 Tip untuk Para Founder ketika Pertama Kali Berhadapan dengan Investor appeared first on Tech in Asia.

The post 8 Tip untuk Para Founder ketika Pertama Kali Berhadapan dengan Investor appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Source: Inspirasi

Back To Top