skip to Main Content

GudangImpor Tetap Incar Bisnis Impor meski Bersaing dengan E-commerce Besar


Ikhtisar
  • Sejumlah e-commerce di tanah air, seperti Lazada, JD.ID, atau Blanja, telah bekerja sama dengan pihak asing guna mempermudah para penggunanya membeli barang secara impor.
  • Meski mendapat persaingan dari para e-commerce besar, GudangImpor tak gentar karena punya keunggulan unik yang memungkinkan pelanggannya membeli produk dari e-commerce asing apa pun.
  • GudangImpor bertekad untuk memproses transaksi senilai Rp70 miliar di tahun 2018, serta membuka kantor cabang di Malaysia pada 2019 nanti.

Sejak beberapa tahun lalu, seorang lulusan Teknik Elektro Universitas Indonesia dan Magister Bisnis ITB bernama Yuwono Wicaksono (Sony) telah mendirikan startup bernama GudangImpor. Ia ingin memudahkan masyarakat tanah air yang ingin membeli barang dari situs e-commerce luar negeri, seperti Amazon atau eBay, dengan startup buatannya.

Ketika terakhir kali Tech in Asia Indonesia bertemu Sony pada tahun 2014, GudangImpor baru mempunyai dua ratus transaksi setiap bulan. Angka tersebut telah berkembang menjadi 1.500 transaksi per bulan pada Maret 2018. Secara nominal, setiap bulannya GudangImpor memfasilitasi transaksi senilai Rp1 miliar, dengan keuntungan 8 hingga 17 persen.

Tren e-commerce di Indonesia sangat tinggi, yang diikuti dengan pola belanja masyarakat yang juga berbanding lurus dengan keadaan tersebut.

Yuwono Wicaksono,
Founder GudangImpor

Sony mengaku baru mengembangkan GudangImpor secara profesional pada tahun 2017. Meski begitu, saat ini sebenarnya ia masih berstatus sebagai pegawai di perusahaan telekomunikasi Indosat Ooredoo.

GudangImpor | Screenshot

E-commerce besar masuk ke bisnis jual beli barang impor

Menurut GudangImpor, produk fesyen seperti sepatu dan tas merupakan produk yang paling sering dibeli lewat platform mereka. Hal ini disebabkan harga pembelian produk di e-commerce luar negeri yang dilakukan lewat GudangImpor cenderung lebih murah dibanding toko online ataupun offline lain di Indonesia.

Sayangnya, keunggulan tersebut mulai tersaingi oleh penyelenggara e-commerce asing yang bekerja sama dengan pemain dalam negeri, seperti Lazada yang bekerja sama dengan Taobao, JD.ID yang bekerja sama dengan induk perusahaan JD.com, serta Blanja yang bekerja sama dengan eBay. Kerja sama ini memungkinkan masing-masing pihak menjual barang-barang dari e-commerce asing dengan harga yang lebih terjangkau.

Selain bersaing dengan e-commerce besar yang mulai masuk ke ranah pembelian barang secara impor, GudangImpor pun harus bersaing dengan layanan serupa seperti WeShop. Mereka pun secara tidak langsung akan bersaing dengan startup yang menghadirkan jasa pembelian barang di luar negeri, seperti yang dilakukan Airfrov.

Bisa beli dari mana saja

Menurut pantauan Tech in Asia Indonesia per Maret 2018, untuk produk seperti sepatu Nike misalnya, harga yang ditawarkan JD.ID dan Lazada cenderung sama atau lebih murah dari harga yang ditawarkan GudangImpor.

Meski begitu, GudangImpor tetap mempunyai keunggulan lain. Mereka memungkinkan para penggunanya untuk membeli barang dari sembarang situs di luar negeri.

Bagi yang ingin belanja dari situs yang cukup “asing”, jangan khawatir, kami akan pastikan terlebih dahulu situs e-commerce tersebut terpercaya atau tidak.

Yuwono Wicaksono,
Founder GudangImpor
GudangImpor | Founder

CEO dan Founder GudangImpor, Yuwono Wicaksono

Incar target tinggi di tahun 2018

Sejauh ini, GudangImpor masih beroperasi dengan dana pribadi sang founder (bootstrapping). Mereka pun telah mempunyai sekitar dua puluh karyawan yang didominasi oleh tim layanan pelanggan (customer service). “Sebagai perusahaan layanan jasa, divisi ini kami anggap paling krusial sebagai garda terdepan pelayanan kami,” jelas Sony.

Ia mengaku masih mendapat hambatan yang cukup besar ketika akan bekerja sama dengan pihak lain. Ketiadaan investor yang memberikan pendanaan, serta tantangan ketika akan mengampanyekan edukasi tentang belanja impor yang sesuai aturan, merupakan beberapa hambatan yang tengah dihadapinya.

Meski begitu, Sony tetap memasang target yang cukup tinggi untuk perusahaannya. Ia menargetkan hendak memproses transaksi sebesar Rp70 miliar di tahun 2018, serta membuka kantor perwakilan di Malaysia pada tahun 2019.

(Diedit oleh Iqbal Kurniawan)

This post GudangImpor Tetap Incar Bisnis Impor meski Bersaing dengan E-commerce Besar appeared first on Tech in Asia.

The post GudangImpor Tetap Incar Bisnis Impor meski Bersaing dengan E-commerce Besar appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Source: Inspirasi

Back To Top