skip to Main Content

Hentikan Layanan, Tinggal.com Beralih ke Bisnis SaaS untuk Hotel Murah


Ikhtisar
  • Tinggal akan beralih ke bisnis pembuatan software untuk hotel murah.
  • Arjun Chopra, CEO dari Tinggal, menyatakan kepada Tech in Asia Indonesia bahwa alasan utama di balik keputusan ini adalah kian minimnya pemasukan yang mereka dapat.

Pada tanggal 6 Oktober 2017 ini, startup agregator hotel murah Tinggal menyatakan kepada Tech in Asia Indonesia bahwa mereka telah memutuskan untuk menghentikan layanan. Selanjutnya, mereka akan beralih ke bisnis pembuatan software untuk hotel murah tersebut, yang bernama PrimeOptimax.

Bisnis baru tersebut rencananya akan mereka luncurkan dalam waktu dua atau tiga bulan mendatang.

Arjun Chopra, CEO dari Tinggal, menyatakan kepada Tech in Asia Indonesia bahwa alasan utama di balik keputusan ini adalah kian minimnya pemasukan yang mereka dapat. Hampir delapan puluh persen pendapatan mereka justru dinikmati oleh perusahaan travel online seperti Traveloka, PegiPegi, hingga Booking.com, yang membantu mereka dalam penjualan kamar hotel.

“Satu setengah tahun yang lalu, kami memulai bisnis ini dengan mengincar keuntungan sekitar dua puluh persen dari total harga kamar. Namun kini sebagian besar pendapatan tersebut justru hanya menjadi komisi bagi situs travel online. Dari situ kami menyadari bahwa bisnis ini sudah tidak lagi menjanjikan dari sisi perbandingan pengeluaran dan uang yang didapat (unit economics),” tutur Arjun.

Tinggal sendiri mulai hadir di Indonesia pada awal tahun 2016. Mereka telah mendapat pendanaan sebesar US$1 juta (sekitar Rp13 miliar) dari  Mangrove Capital PartnersSimile Venture PartnersVikas Saxena, serta pengusaha senior Prafulla Mathur yang merupakan pendiri dan CEO WudStay.

Hadirkan solusi baru bernama PrimeOptimax

PrimeOptimax | Screenshot

Dari pengalaman menjalin bisnis dengan para pemilik hotel murah, Arjun justru melihat beberapa masalah lain yang mereka alami. Pertama, 75 persen pemilik hotel tidak mempunyai solusi teknologi yang bisa membantu mengelola penjualan kamar secara online. Padahal, mayoritas pesanan yang mereka dapat justru datang dari berbagai situs travel online.

Kedua, mereka juga kesulitan menentukan harga yang sesuai untuk waktu-waktu tertentu, seperti saat musim liburan. Akhirnya, mereka hanya menebak-nebak harga yang menurut mereka tepat.

Melihat kedua masalah tersebut, Arjun pun coba menawarkan solusi baru berupa software yang bernama PrimeOptimax. Software tersebut mempunyai sebuah dashboard yang memungkinkan pemilik hotel untuk mengelola informasi harga dan ketersediaan kamar mereka di berbagai situs travel online secara real time.

“Selama ini, mereka hanya memberikan kuota sekian kamar ke Traveloka, sekian kamar untuk PegiPegi, sekian kamar untuk tamu yang datang langsung. Oleh karena itu, apabila ketersediaan kamar di Traveloka atau PegiPegi kosong, kamu mungkin masih bisa mendapat kamar apabila datang langsung ke hotel tersebut,” jelas Arjun.

Dengan PrimeOptimax, apabila ada seorang tamu yang datang secara langsung dan memesan kamar, maka ketersediaan kamar di semua situs travel online yang mereka gunakan secara otomatis akan langsung berkurang.

Sedangkan untuk mengatasi kesulitan penentuan harga, PrimeOptimax menawarkan teknologi yang bisa memberi rekomendasi harga untuk sebuah kamar. Mereka akan memperhitungkan berbagai hal, mulai dari tanggal saat itu, cuaca, kelas kamar, kota tempat hotel tersebut berada, hingga harga yang selama ini digunakan.

Karena bisnis baru yang mereka masuki ini sangat jauh berbeda dengan bisnis mereka sebelumnya, Arjun mengaku harus memberhentikan sebagian besar karyawan Tinggal. Arjun hanya akan mempertahankan beberapa orang yang memang punya keahlian di bidang teknologi.


Tinggal sendiri bukan satu-satunya startup agregator hotel murah yang coba melirik pasar yang berbeda. Reddoorz dan Zuzu Hotels juga telah membuat software untuk para pemilik hotel yang bekerja sama dengan mereka. AiryRooms kini telah mengganti nama mereka menjadi Airy, serta meluncurkan layanan tiket pesawat.

“Hal ini pun telah terjadi di India. Startup besar seperti OYO Rooms pun telah melihat potensi di bisnis pembuatan software yang lebih menjanjikan,” ujar Arjun. Tinggal sendiri mempunyai hubungan yang erat dengan pesaing OYO Rooms di India, yaitu Wudstay.

Menarik untuk ditunggu bagaimana kelanjutan bisnis Arjun dengan PrimeOptimax ke depannya, serta bisnis para startup yang saat ini masih bertahan di bisnis agregator hotel murah.

(Diedit oleh Septa Mellina)

The post Hentikan Layanan, Tinggal.com Beralih ke Bisnis SaaS untuk Hotel Murah appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Source: Inspirasi

Back To Top