skip to Main Content

LYKE Tunjuk Agnez Mo sebagai Co-Founder dan CCO


Ikhtisar
  • Penunjukan Agnes Monica sebagai CCO sendiri merupakan upaya LYKE untuk semakin memosisikan diri sebagai media agregator fesyen terpopuler lewat figur selebritas Agnes.
  • Menurut CEO LYKE, Bastian Purrer, Agnes Monica sangat menginspirasi mereka dalam mengembangkan salah satu fitur aplikasi LYKE, yakni LYKE Image Search.

Startup agregator untuk kebutuhan produk fesyen, LYKE , pada tanggal 26 Oktober 2017 kemarin mengumumkan bergabungnya penyanyi Agnes Monica Muljoto atau yang dikenal dengan panggilan Agnez Mo, sebagai Co-founder sekaligus Chief Creative Officer (CCO) dari LYKE.

Penunjukan Agnes Monica sebagai CCO sendiri merupakan upaya LYKE untuk semakin memosisikan diri sebagai media agregator fesyen terpopuler lewat figur selebritas Agnes.

Menurut CEO LYKE, Bastian Purrer, Agnes Monica sangat menginspirasi mereka dalam mengembangkan salah satu fitur aplikasi LYKE, yakni LYKE Image Search. Bastian sendiri mengaku telah bertemu dengan Agnes Monica sejak tahun 2016 lalu.

Masuknya Agnes Monica sebagai Co-founder dan CCO LYKE menambah panjang daftar artis tanah air yang ikut berkecimpung di dunia startup teknologi. Sebelumnya, ada Alice Norin yang menggagas berdirinya 8Wood, dan Dewi Rezer yang menawarkan barang pre-loved milik selebritas lewat situs Bebelian.

Di samping itu ada juga Dian Sastrowardoyo yang menjadi salah satu pendiri dari aplikasi fotografer on demand Frame A Trip, dan Ashraf Sinclair yang beberapa waktu lalu menjadi Venture Partner di perusahaan modal ventura 500 Startups.

LYKE | Photo

Tawarkan kemudahan berbelanja lewat teknologi pengenalan gambar

LYKE didirikan pertama kali oleh Bastian Purrer pada tahun 2015 silam di Singapura. Dalam kurun waktu dua tahun, aplikasi yang berfungsi sebagai kanal kegiatan e-commerce tersebut diklaim telah diunduh hampir dua juta pengguna, baik di platform iOS maupun di Android.

LYKE sendiri memanfaatkan teknologi machine learning berbasis gambar untuk menyajikan katalog perlengkapan fesyen yang telah terintegrasi di dalamnya. Menurut pria yang sebelumnya pernah menjabat sebagai CMO Group Zalora ini, teknologi machine learning sangatlah berguna bagi  kegiatan e-commerce produk fesyen karena membantu pembeli membuat keputusan sebelum bertransaksi.

“Inspirasi fesyen dan kecantikan bisa datang dari mana saja. Apakah itu dari situs internet maupun pameran atau toko-toko offline. Kami menyadari bahwa konsumen menghadapi kesulitan untuk menemukan fesyen yang sesuai dengan inspirasi mereka, apalagi jika mereka tidak mengetahui nama spesifik dari fesyen tersebut,” jelas Bastian lewat blog LYKE.

Dengan mengunggah sebuah gambar ke dalam aplikasi LYKE, para pengguna akan dibawa langsung ke dalam pencarian produk fesyen serupa, melakukan perbandingkan harga, dan berbelanja secara langsung melalui beberapa opsi pembayaran yang disediakan.

LYKE sendiri saat ini diklaim telah memiliki lebih dari ratusan ribu inventori dan telah menggaet beberapa pihak e-commerce fesyen lainnya seperti Berrybenka, Bobobobo, Sociolla, dan sebagainya.

(Diedit oleh Septa Mellina)

The post LYKE Tunjuk Agnez Mo sebagai Co-Founder dan CCO appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Source: Inspirasi

Back To Top