skip to Main Content

Mahasiswa Indonesia di Tiongkok Siap menghadapi Tantangan di Masa Depan

TiongkokBelmawa – Hangzhou, Tiongkok. Peristiwa yang terjadi di tanah air tidak terlepas dari perhatian para mahasiswa Indonesia di Tiongkok. Terlebih-lebih lagi, mereka tengah menimba ilmu di negara yang dijadikan bahan perbincangan. Itu yang menjadi salah satu pertanyaan mahasiswa dari Palembang yang sedang belajar international trading di Tiongkok. Dengan permasalahan isu anti China di Indonesia, mahasiswa tersebut menyampaikan keprihatinan mengenai sekembalinya mereka nanti ke Indonesia.

Intan Ahmad, Direktur Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti), yang hadir sebagai keynote speaker pada Simposium Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Tiongkok 2017 dengan tema “Quo Vadis Lulusan Pelajar Indonesia di Tiongkok” (28/05/2017) di Hangzhou, Tiongkok menjelaskan tentang isu tersebut. Dikatakan bahwa “jangan takut untuk pulang, justru kalian harus pulang dan membantu mengatasi isu-isu tersebut. Isu-isu tersebut akan mereda seiring dengan meningkatnya kualitas pendidikan suatu bangsa. Jauh ke depan, Indonesia akan berada di tangan kalian, dan kalian yang nanti akan turut memajukan Indonesia. Indonesia harus menjadi pintar untuk mengatasi radikalisme, kaum terpelajar harus mengatasi ini. Kita yang terdidik harus menerapkan bahwa NKRI harga mati’.

Di bagian lain dalam keynote-nya, Intan Ahmad menjawab tentang kekhawatiran mahasiswa jurusan kedokteran, dimana ketika kembali ke Indonesia tidak dapat berkarier sebagai dokter, karena ketentuan yang ada. Dijelaskan bahwa hal ini berada di bawah wewenang Konsil Kedokteran Indonesia (KKI), lembaga yang ditunjuk oleh Presiden. Namun demikian, Kemenristekdikti berkoordinasi dengan KKI menyusun tahapan dan persyaratan-persyaratan agar lulusan kedokteran dari Tiongkok dapat ikut beradaptasi dengan dunia kedokteran di Indonesia melalui praktek di lapangan.Tiongkok1

Simposium PPI juga dihadiri oleh pembicara lain seperti Rizal Ramli, ahli ekonomi, mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Indonesia di jajaran kabinet Presiden Joko Widodo, yang mengajak mahasiswa Indonesia di Tiongkok untuk berkarya membangun negeri dalam konteks ekonomi.

Pada sesi siang pembicara yang hadir adalah R. Eko Indrajit, Staf Khusus Bidang Iptek, dan Kepemudaan dan Keolahrgaan, Kementerian Pemuda dan Olahraga menghimbau mahasiswa Indonesia lulusan Tiongkok untuk melanjutkan studi lanjutan menghadapi era globalisasi guna menghadapi tantangan yang lebih “keras” di masa mendatang; Jona Widhagdo Putri, lulusan Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia yang juga sebagai penerjemah bahasa Tiongkok Presiden Joko Widodo memberikan pemahaman tentang Indonesia di dalam dan di luar negeri, dan sekaligus menghimbau pelajar Indonesia di Tiongkok untuk ikut mengubah paradigma orang luar terhadap Indonesia; James Hartono, Founder Indonesian Chamber of Commerce di Tiongkok (INACHAM) memberikan pandangan bagi anak muda Indonesia untuk membangun jiwa semangat berkarya di dunia internasional; dan Fitryani Bukri, Social Media-Global Management Expert ALIBABA memberikan cara bagaimana bersaing dengan tenaga kerja lokal di dunia kerja dan tips membangun pasar E-commerce di Indonesia.

Dengan simposium ini, mahasiswa Indonesia di Tiongkok mendapatkan secercah harapan dalam mempersiapkan diri menghadapi tantangan ke depan setelah lulus dari kuliahnya. (mg/editor HKLI)

Source: Belmawa Ristek

Back To Top