skip to Main Content

Miliki 3 Juta Pengguna Aktif, Platform Jurnal Ilmiah Neliti Siap Lakukan Monetisasi di Tahun 2018


Ikhtisar

  • Neliti adalah repositori ilmiah yang tidak terkait dengan universitas atau institusi lainnya.
  • Strategi monetisasi Neliti di tahun ini adalah dengan memberikan akses kepada para universitas dan instansi pemerintah untuk mengelola repositori yang mereka miliki.

Sejak mulai beroperasi pada bulan April 2015 silam, seorang ilmuwan asal Australia yang bernama Anton Lucanus telah berusaha memudahkan kamu untuk menemukan jurnal ilmiah dan hasil penelitian dengan sebuah platform yang bernama Neliti. Sekitar 2,5 tahun berselang, Neliti mengklaim bahwa mereka kini telah bekerja sama dengan lima ratus institusi dan mempunyai tiga juta pengguna aktif bulanan.

“Saat ini, ada sekitar 200 ribu dokumen ilmiah yang tersedia di Neliti. Dan yang paling sering diakses pengguna adalah artikel mengenai manajemen penyakit,” jelas Lucanus kepada Tech in Asia Indonesia.

Neliti sendiri merupakan sebuah repositori ilmiah besutan Lucanus bersama Andrew Wrigley dan Levana Sani, rekan yang ia kenal saat sama-sama menjalani program pertukaran pelajar di National University of Singapore (NUS).

Wrigley sendiri merupakan lulusan jurusan Computer Science dari Australian National University. Sedangkan Levana merupakan lulusan jurusan Biokimia dari University of Southern California, pernah bekerja di startup fintech Mapan, dan kini tengah menjalani pendidikan di Harvard Business School.

Hingga saat ini, Neliti baru mempunyai dua orang staf di bidang teknologi, serta seorang karyawan yang menangani masalah operasional. Untuk membiayai operasional, Lucanus mengaku masih menggunakan dana pribadi para founder (bootstrapping).

Berniat lakukan monetisasi di tahun 2018 ini

Neliti | Screenshot

Berbeda dengan repositori ilmiah lain di Indonesia, Neliti merupakan sebuah perusahaan independen yang tidak terkait dengan universitas atau institusi lain. Hal ini pun menjadi tantangan tersendiri bagi mereka untuk melakukan monetisasi. Sejak berdiri, mereka mengaku belum menerapkan monetisasi, dan baru akan melakukannya pada tahun 2018 ini.

Untuk mendapatkan pemasukan, Neliti berniat untuk memberikan akses kepada para universitas dan instansi pemerintah untuk mengelola repositori yang mereka miliki. Sejauh ini, para instansi tersebut memang telah mempunyai halaman khusus, namun tidak bisa dikelola secara bebas.

“Tahun ini, para pustakawan lembaga tersebut bisa membayar untuk mengelola dan mempersonalisasikan repository lembaga mereka sendiri. Hal ini termasuk menggunakan domain kustom (seperti ui.neliti.com atau neliti.ui.ac.id), mengunggah publikasi baru, serta mengubah desain halaman,” jelas Lucanus.

Menurut Lucanus, tantangan terbesar yang mereka hadapi saat ini adalah birokrasi di badan pemerintah dan Universitas, yang merupakan target pelanggan mereka. Oleh karena itu, mereka berniat untuk terus menjalin hubungan erat dengan para pejabat terkait, termasuk dengan membuat beberapa surat perjanjian (MoU).

“Dengan model bisnis seperti ini, ada proses birokrasi panjang (yang harus kami lalui). Termasuk membangun kepercayaan dengan pejabat, membuat kontrak, hingga memenuhi persayaratan mereka sampai pembayaran dilakukan,” jelas Lucanus.

Menarik untuk ditunggu apakah Neliti nantinya bisa bertahan dengan model bisnis yang mereka usung di tahun 2018 ini.

(Diediti oleh Pradipta Nugrahanto)

This post Miliki 3 Juta Pengguna Aktif, Platform Jurnal Ilmiah Neliti Siap Lakukan Monetisasi di Tahun 2018 appeared first on Tech in Asia.

The post Miliki 3 Juta Pengguna Aktif, Platform Jurnal Ilmiah Neliti Siap Lakukan Monetisasi di Tahun 2018 appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Source: Inspirasi

Back To Top