skip to Main Content

Perjalanan Klook Menjadi Sebuah Startup Unicorn di Bisnis Pemesanan Aktivitas Wisata

Tidak semuanya berjalan mudah bagi Klook. Startup asal Hong Kong yang telah hadir di Indonesia tersebut sempat tidak mendapatkan traksi memuaskan di tiga bulan pertama mereka. Menurut co-founder dan COO dari Klook, Eric Gnock Fah, banyak pengguna mengunjungi situs Klook, namun tidak melakukan pemesanan.

Momen buruk kembali harus mereka alami dua tahun kemudian, saat Klook tengah mencari pendanaan Seri B. Diskusi mereka dengan para investor modal ventura (VC) menemui jalan buntu.

Banyak yang menolak karena latar belakang kami sebagai investment banker. Mereka kurang suka karena kami tidak berasal dari industri yang kini kami geluti, mereka menganggap kami tidak berpengalaman membuat produk

Eric Gnock Fah,
Co-founder dan COO Klook

Iklim pendanaan sedang suram. Mereka bisa mendapatkan komitmen dari satu investor, namun tidak bisa memimpin pendanaan. Tawaran pun hilang satu per satu, dan dompet Klook semakin menipis. Saat itu, Klook sudah memiliki sekitar dua ratus karyawan.

Untungnya, angel investor Klook bersedia memperpanjang nafas mereka dengan kembali memberikan investasi. Akhirnya, Klook berhasil mendapat pendanaan Seri B senilai US$30 juta (sekitar Rp400 miliar) dari VC terkenal seperti Sequoia, pada bulan Maret 2017.

Momen Eureka

Saat ini, Klook merupakan topik yang hangat dibicarakan di ekosistem startup Hong Kong. Mereka mengklaim sebagai pemimpin pasar di bisnis pemesanan aktivitas wisata.

Setelah mendapat pendanaan Seri D sebesar US$200 juta (sekitar Rp2,8 triliun) pada bulan Agustus 2018 ini, Klook pun resmi mempunyai valuasi di atas US$1 miliar (sekitar Rp14 triliun). Nilai valuasi tersebut menjadikan mereka sebagai startup unicorn.

Meski belum mau mengungkap data finansial secara spesifik, Klook menyatakan akan mendapatkan total transaksi sebesar US$1 miliar pada akhir tahun 2018. Dari setiap transaksi tersebut, mereka mengambil sejumlah komisi.

Para pesaing Klook

Data startup pesaing KLOOK

Sumber: techinasia.com

Jadi bagaimana Klook bisa bangkit dari masa-masa sulit hingga menjadi startup unicorn seperti sekarang?

Jawabannya adalah aplikasi mobile. Pada masa-masa awal kemunculan, Klook menyadari tidak bisa hanya mengandalkan situs web untuk menggaet pengguna. Mereka pun membuat rencana baru.

Mereka keluar dari kantor, bicara dengan para pengguna, dan menemukan sebuah jawaban penting. Masyarakat biasanya tidak memesan paket aktivitas wisata sebelum bepergian ke kota atau negara lain. Mereka baru melakukan pemesanan ketika tiba di tempat wisata. Sayangnya, saat sampai di lokasi, mereka tidak mempunyai komputer untuk mengakses situs di desktop.

“Mereka tidak mau mengambil risiko memesan sebelum pergi, karena tidak tahu kondisi di lokasi wisata yang akan dikunjungi. Sebagai contoh, jika terlebih dahulu memesan tur perahu di Phuket dan pada hari tersebut ternyata hujan, mereka tidak bisa membatalkannya. Mereka butuh fleksibilitas.”

Dari situlah muncul ide untuk membuat aplikasi mobile. Namun untuk melakukan itu, mereka membutuhkan biaya yang besar. Salah satunya melalui pendanaan lanjutan.

Perhatian mereka terhadap setiap desain benar-benar membantu. Aplikasi Klook diterima dengan baik, hingga Apple menempatkan mereka sebagai aplikasi baru terbaik di empat belas negara Asia. Hal ini menarik perhatian para investor, meski sebenarnya Klook belum mengeluarkan uang sepeser pun untuk biaya pemasaran.

Klook Featured 1

Fitur unggulan mereka adalah Instant Booking. Para pengguna biasanya akan mencari aktivitas wisata di lokasi tujuan, dan mereka butuh konfirmasi secara cepat.

Namun di sisi lain, para penyedia tur sering kali masih menjalankan aktivitas secara konvensional, dengan pulpen dan kertas. Untuk mengatasi itu, Klook pun membangun sistem yang bisa memudahkan penyedia tur menerima dan mengelola pesanan.

Strategi ekspansi yang unik

Seiring berjalannya waktu, tim Klook mengalami masalah lain. Mereka sulit untuk mempromosikan produk aktivitas wisata, karena masyarakat tidak selalu melakukannya.

Contohnya ketika kamu memasang iklan tentang aktivitas wisata Taiwan di sebuah stasiun kereta di Singapura. Berapa banyak pengguna kereta di Singapura yang akan berlibur ke Taiwan dalam waktu seminggu atau sebulan ke depan? Mungkin persentasenya sangat kecil.

“Jika kamu melihat layanan transportasi online atau pemesanan makanan, mereka tidak mengalami masalah ini. Karena masyarakat butuh makanan dan transportasi setiap hari, itulah mengapa konversi iklan mereka lebih baik.”

Setelah menganalisis bagaimana para kompetitor melakukan aktivitas promosi, Klook pun mengubah strategi pemasaran mereka. Awalnya target mereka adalah pengguna yang akan bepergian ke negara lain (outbound). Sekarang Klook menargetkan para turis asing yang sedang berkunjung ke negara tersebut (inbound).

Di masa-masa awal, mereka langsung turun ke jalan dan membagikan flyer kepada para turis yang baru saja tiba di Hong Kong. Menurut mereka, para turis tersebut merupakan target yang tepat karena tengah mencari aktivitas wisata.

Taktik tersebut membuat mereka mendapatkan data tentang negara yang berpotensi sebagai target ekspansi. Jika kamu menemukan banyak turis asal Taiwan berkunjung ke Hong Kong, maka kamu bisa fokus memasarkan aktivitas wisata Hong Kong pada para penduduk Taiwan.

Godaan untuk menjadi super-app

Strategi pemasaran di atas ternyata berhasil mendorong pertumbuhan Klook, namun mereka kemudian mengalami masalah baru.

Gnock Fah menjelaskan ketika mulai mendapat traksi yang baik dan uang dari investor, maka banyak usulan baru. Terutama terkait jenis fitur yang harus dikembangkan.

Jumlah karyawan Klook

Jumlah Karyawan Klook

Sumber: techinasia.com

Ternyata, tidak semua masukan dari pengguna harus kamu perhatikan. Tim Klook mengalami hal tersebut. Misalnya ketika pengguna menyatakan kalau pembuatan rencana perjalanan (itinerary) merupakan sesuatu yang sulit.

Mereka pun mencoba mengatasi masalah tersebut. Namun mereka menyadari sedang kekurangan sumber daya untuk membuat fitur tersebut dengan baik.

Menurut Gnock Fah, saat ini memang banyak aplikasi yang ingin menjadi super-app, seperti Facebook, WeChat, Grab, dan GO-JEK. Namun tidak semua startup harus menjadi seperti mereka. Daripada mengurus banyak kebutuhan pengguna, lebih baik fokus menawarkan solusi terbaik untuk suatu masalah.

Ia pun menunjukkan bagaimana semua super-app yang ada sekarang muncul dengan satu fokus di awal. Grab fokus pada transportasi online, WeChat fokus pada aplikasi chat, dan Google fokus sebagai mesin pencari.

Ketika sebuah startup tumbuh semakin besar, baru mereka perlu berpikir untuk meluncurkan layanan-layanan lain. Saat itu mereka bisa merekrut tim dengan kepribadian dan kemampuan yang tepat untuk membuat produk baru.

Siapa yang mengelola dunia? Orang Asia

Di satu sisi, Klook telah meraih kesuksesan. Namun di sisi lain, ini artinya mereka harus menjelajahi pasar-pasar baru agar bisa terus tumbuh. Kini mereka tengah mencoba masuk ke pasar Amerika Serikat dan Eropa.

Perusahaan besar seperti Airbnb dan TripAdvisor pun telah masuk ke bisnis pemesanan aktivitas tur, yang membuat biaya untuk akuisisi pengguna menjadi lebih mahal. Namun Gnock Fah yakin bahwa para kompetitor tersebut tidak akan bisa dengan mudah masuk ke pasar pemesanan aktivitas wisata.

Klook Featured 2

Menurut Gnock Fah, tiket pesawat dan akomodasi merupakan produk yang relatif seragam, namun pemesanan aktivitas wisata mempunyai variasi beragam. Para penyedia aktivitas wisata di berbagai kategori, punya kebutuhan berbeda-beda.

Sebagai contoh sistem manajemen pemesanan untuk penyedia tur yang mereka sediakan saat ini dibuat khusus untuk masing-masing penyedia tur. Hal ini membuat Klook mempunyai keunggulan tersendiri.

“Bisnis ini telah sampai pada tahap di mana para pemain utamanya sudah teridentifikasi.”

Pendanaan terbaru yang telah mereka terima, membuat Klook menjadi salah satu startup terdepan di bisnis travel. Hal tersebut juga membuat mereka mendapat perhatian khusus dari para pemain lain.

Menanggapi hal ini Gnock Fah mengaku optimis. Meski menurutnya hal tersebut merupakan suatu tekanan, namun ia bangga karena sebagai aplikasi dari Asia, Klook bisa memimpin industri ini. Karena menurutnya industri lain seperti transportasi online, pemesanan makanan, atau e-commerce, semuanya masih dikuasai pemain dari barat

(Diedit oleh Fairuz Rana Ulfah)

This post Perjalanan Klook Menjadi Sebuah Startup Unicorn di Bisnis Pemesanan Aktivitas Wisata appeared first on Tech in Asia.

The post Perjalanan Klook Menjadi Sebuah Startup Unicorn di Bisnis Pemesanan Aktivitas Wisata appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Source: Inspirasi

Back To Top