skip to Main Content

Uber Jadi Korban Hacker, Data 57 Juta Pengguna di Seluruh Dunia Tercuri


Ikhtisar

  • Uber tidak bisa menyebutkan apakah dari 57 juta pengguna yang tercuri  itu ada data pengguna dari Indonesia.
  • Setelah kejadian tersebut, Uber disebut-sebut membayar US$100.000 (sekitar Rp1,3 miliar) kepada para peretas.

 

CEO Uber Dara Khosrowshahi mengakui bahwa perusahaan transportasi berbasis aplikasi online yang ia pimpin menjadi korban peretasan pada tahun 2016 lalu. Pengakuan itu ia sampaikan melalui siaran pers yang dimuat dalam situs resmi Uber.

Dua orang peretas yang tak disebutkan identitasnya berhasil mengakses dan mengunduh data terkait pengguna Uber. Data tersebut ada dalam layanan penyimpanan berbasis cloud dari pihak ketiga yang mereka gunakan. Menurut Khosrowshahi, data yang tercuri meliputi:

  • Data personal milik 57 juta pengguna Uber di seluruh dunia. Informasi yang tercantum meliputi nama, alamat email, dan nomor ponsel.
  • Nama dan nomor surat izin mengemudi milik 600.000 mitra sopir Uber di Amerika Serikat.

Keterangan resmi Khosrowshahi menyebutkan bahwa tim di Uber langsung melakukan beberapa tindakan guna mengamankan data pengguna, serta memutus akses yang dipakai peretas. Mereka mengklaim berhasil mengidentifikasi para peretas, serta memperoleh jaminan bahwa data yang tercuri telah dihapus peretas.

Sayangnya tidak disebutkan secara spesifik apakah data pengguna di Indonesia termasuk di dalamnya. Perwakilan Uber di Indonesia yang dihubungi oleh Tech in Asia Indonesia juga tidak dapat memberikan detail lebih lanjut mengenai dampak peretasan tersebut kepada pengguna dan mitra sopir di dalam negeri.

Uber Driver | Photo

Respons Uber

Kini, setahun setelah kejadian tersebut diungkap ke publik, Uber melakukan beberapa langkah lanjutan guna merespons kejadian tersebut. Sejumlah langkah ini diambil sebagai jaminan agar para pengguna tidak dirugikan lebih jauh, serta mengantisipasi kejadian serupa terulang di masa depan.

Langkah-langkah yang disebutkan antara lain:

  1. Memecat dua personel Uber yang bertanggung jawab merespons kejadian ini Oktober 2016 silam.
  2. Mengabari para mitra sopir Uber yang terdampak secara langsung satu per satu.
  3. Memberi layanan perlindungan identitas dan kartu kredit secara gratis kepada para mitra sopir tersebut.
  4. Melaporkan kejadian peretasan itu ke pihak-pihak yang berwenang.
  5. Memonitor semua akun pengguna yang terdampak dan siap memberi perlindungan akun tambahan.

Disebut bayar Rp1,3 miliar ke peretas

Beberapa media luar negeri memberikan gambaran lebih rinci terhadap peristiwa yang diungkap oleh Khosrowshahi. Bloomberg melalui narasumber internalnya melaporkan bahwa Uber setuju membayar US$100.000 (sekitar Rp1,3 miliar) kepada para peretas agar tidak mengungkap peristiwa tersebut ke publik.

New York Times memperinci bahwa keputusan membayar para peretas dipimpin oleh Chief Security Officer Uber, Joe Sullivan. Keputusan itu dilakukan atas sepengetahuan Travis Kalanick yang menjabat CEO Uber pada saat itu.

Sullivan kini dipecat dari jabatannya bersama Legal Director of Law and Security Enforcement Uber, Craig Clark, karena kasus ini. Kalanick sendiri sudah mundur dari jabatan CEO sejak Juni 2017 lalu, meski sekarang masih terlibat dalam Uber sebagai anggota dewan.

Dara Khosrowshahi CEO Uber | Photo

CEO Uber Dara Khosrowshahi (Sumber: CNBC)

Rentetan kasus Uber

Peretasan data Uber pada Oktober 2016 bukanlah satu-satunya masalah yang dialami perusahaan dengan perkiraan nilai valuasi mencapai US$70 miliar (sekitar Rp946 triliun) ini. Sebelumnya, Uber pernah mengalami kasus serupa pada tahun 2014, dikatakan memiliki software khusus untuk memata-matai para kompetitornya, serta kerap mendapat tuntutan hukum dari beragam pihak.

Kasus peretasan pada Oktober 2016 pun baru terkuak setelah dewan Uber melakukan investigasi atas praktik bisnis layanan transportasi tersebut selama ini. Menanggapi kasus peretasan ini, Khosrowshahi selaku CEO Uber yang baru menjabat sejak Agustus 2017 lalu menyatakan komitmennya untuk memperbaiki praktik Uber.

“Meski saya tidak dapat menghapus kejadian yang telah terjadi, namun saya mewakili seluruh karyawan Uber berkomitmen untuk belajar dari kesalahan. Kami akan mengubah cara Uber berbisnis,” tulis Khosrowshahi dalam pernyataan resminya.

(Diedit oleh Pradipta Nugrahanto)

The post Uber Jadi Korban Hacker, Data 57 Juta Pengguna di Seluruh Dunia Tercuri appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Source: Inspirasi

Back To Top