skip to Main Content

[Update] Kumpulan Startup dan Aplikasi Pertanian di Indonesia

(Update 16 November 2017: Kami menambahkan SayurBox, Simbah, dan PanenID, serta memperbarui informasi di dalam artikel ini.)

Bisnis startup di tanah air selama ini masih dikuasai oleh para startup yang bergerak di bidang e-commerce dan layanan on demand. Hal ini dibuktikan dengan kemunculan nama-nama startup besar, mulai dari TokopediaBukalapak, hingga GO-JEK. Kedua bisnis tersebut pun kian ramai dengan masuknya para konglomerat lokal hingga para pemain asing.

Padahal, Indonesia sendiri merupakan negara agraris yang mayoritas penduduknya bergerak di bidang pertanian. Data terbaru Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa 37,77 juta penduduk Indonesia bekerja di sektor pertanian, lebih besar dari sektor-sektor bisnis lainnya.

Melihat potensi tersebut, akhirnya mulai bermunculan beberapa startup yang membuat aplikasi untuk mengembangkan bisnis di bidang pertanian. Tak cuma mendapat produk pertanian berkualitas, startup dan aplikasi ini juga bisa membantu kamu untuk mendapat informasi soal harga produk pertanian. Di sisi lain, startup dan aplikasi pertanian ini juga bisa menjadi sumber informasi bagi petani mengenai cara bercocok tanam, solusi masalah pertanian, dan sebagainya.

Apa saja startup dan aplikasi pertanian tersebut?

Eragano

Aplikasi pertanian | Eragano

Stephanie Jesselyn (kanan), CEO Eragano

Eragano merupakan sebuah startup yang menyediakan solusi dari hulu ke hilir di sektor pertanian.

Apa yang disediakan Eragano?

  • Penjualan perlengkapan pertanian dan pupuk
  • Penjualan hasil panen
  • Sistem pengelolaan sawah
  • Pemberian pinjaman untuk petani

Startup yang dibangun oleh Stephanie Jesselyn dan Aris Hendrawan ini telah mendapat pendanaan tahap awal dari East Ventures pada bulan Juli 2016 yang lalu.


iGrow

Aplikasi pertanian | iGrow 4

Kiri ke kanan: Andreas Senjaya, dan Jim Oklahoma (Co-Founder iGrow)

iGrow adalah sebuah platform yang memungkinkan kamu untuk berinvestasi di bidang pertanian dan memantaunya secara online.

Mereka menghubungkan tiga pihak penting dalam industri pertanian yaitu:

  • Investor
  • Petani
  • Pembeli produk pertanian.

Sekitar bulan Juni 2016 yang lalu, iGrow telah mendapat pendanaan tahap awal (seed funding) dengan jumlah yang tidak disebutkan dari East Ventures dan 500 Startups. iGrow juga merupakan satu dari enam startup tanah air yang terpilih untuk mengikuti program akselerator Google Launchpad gelombang ketiga.


8Villages

Aplikasi pertanian | 8Villages

8Villages merupakan perusahaan yang membuat aplikasi bernama Petani. Dengan aplikasi tersebut, para petani bisa bertukar informasi dengan para pakar pertanian, serta menanyakan berbagai masalah terkait pertumbuhan tanaman.

Para petani juga bisa mengirimkan foto kondisi tanaman, agar para pakar pertanian bisa merespons setiap keluhan petani dengan lebih baik. Aplikasi ini juga bisa berfungsi sebagai forum online yang memungkinkan para petani untuk saling bertukar informasi.

Mereka pun telah menghadirkan layanan bernama RegoPantes, platform yang memungkinkan petani untuk menjual hasil pertanian langsung kepada konsumen. Dengan begitu, petani bisa mendapatkan harga jual yang lebih layak, dibanding jika mereka menjual kepada para distributor.


SayurBox

SayurBox | Screenshot 1

SayurBox adalah aplikasi yang memungkinkan kamu untuk memesan sayuran organik segar yang baru saja dipanen. Untuk itu, kamu harus memesan sayuran tersebut sebelumnya, dan pada waktu yang diminta tim SayurBox akan mengantarkan sayuran yang baru saja dipanen ke rumah kamu.

Saat ini, layanan mereka baru menjangkau daerah Jakarta dan Tangerang Selatan.


Simbah

Simbah | Screenshot

Simbah adalah aplikasi yang bisa membantu petani untuk bertanya segala hal tentang dunia pertanian. Selain itu, mereka pun bisa membantu para petani untuk menjual hasil panen langsung kepada konsumen, sehingga bisa meningkatkan harga jual hasil panen tersebut.


Pantau Harga

Aplikasi pertanian | Pantau Harga

Pantau Harga adalah aplikasi yang bisa kamu gunakan untuk mengetahui informasi harga dari beragam komoditas pangan di pasar. Dengan begitu, transaksi jual beli antara pembeli dan penjual bisa menjadi lebih transparan. Aplikasi ini berhasil menjadi juara ketiga di kompetisi Hackathon Merdeka.


Karsa

Aplikasi pertanian | Karsa

Karsa adalah aplikasi yang bisa memberikan informasi pertanian kepada para petani, produsen produk pertanian, serta pemerintah. Dengan aplikasi ini, para petani bisa mendapatkan informasi cara menanam tanaman yang baik. Di sisi lain, produsen dan pemerintah juga bisa mengetahui apa saja hal yang dibutuhkan oleh para petani, serta memonitor harga produk pertanian di pasar.


Kecipir

Aplikasi pertanian | Kecipir

Sebelum tahun 2016, Tantyo Bangun membuat platform penjualan sayuran organik dengan nama LOFMart. Merasa nama tersebut kurang “menjual”, ia pun mengubahnya menjadi Kecipir.

Saat ini, Kecipir mengklaim kalau mereka telah mempunyai lebih dari empat puluh petani sayur organik, dengan lebih dari enam puluh jenis sayuran untuk melayani para pelanggan di wilayah Jabodetabek.


Selain aplikasi-aplikasi di atas, ada juga startup pertanian yang hanya menyediakan layanan mereka lewat web. Bahkan, ada pula startup yang mengembangkan solusi Internet of Things (IoT) untuk meningkatkan kualitas pertanian. Siapa saja mereka?

TaniHub

Aplikasi pertanian | situs TaniHub

TaniHub merupakan sebuah startup yang terbentuk pada sebuah event Startup Weekend di tahun 2015. Dengan platform yang mereka buat, TaniHub ingin memotong jalur distribusi sehingga para petani bisa langsung menjual hasil panen mereka langsung ke konsumen.

Pada bulan Agustus 2016 yang lalu, TaniHub menunjuk mantan VP Finance Etobee yang bernama Ivan Arie untuk menjadi CEO dan masuk ke jajaran co-founder mereka.

Saat ini mereka pun telah menghadirkan layanan peer to peer (P2P) lending khusus untuk membantu para petani yang bernama TaniFund.

Kunjungi situs TaniHub di sini


Limakilo

Aplikasi pertanian | situs Limakilo

Lewat situs Limakilo, siapa saja bisa membeli hasil tani langsung dari sumbernya

Limakilo merupakan salah satu layanan yang ikut serta dalam Mandiri Hackathon 2016. Mirip dengan TaniHub, layanan ini juga berusaha menghilangkan peran tengkulak dalam distribusi bahan pangan, meski hanya fokus pada produk bawang merah. Dengan layanan Limakilo, seorang petani bisa langsung terhubung dengan konsumen yang ingin membeli hasil panen mereka.

Pada bulan Mei 2016 yang lalu, startup yang dibangun oleh Walesa Danto, Lisa Ayu Wulandari, dan Arif Setiawan ini berhasil mendapat pendanaan tahap awal (seed funding) dengan nominal yang tidak disebutkan dari East Ventures.

Kunjungi situs Limakilo di sini


Sikumis

Aplikasi pertanian | situs Sikumis

Sikumis merupakan sebuah platform yang bisa kamu gunakan untuk membeli berbagai hasil bumi, mulai dari produk pertanian, perikanan, perkebunan, hingga peternakan. Dengan marketplace yang mereka buat, Sikumis berharap para konsumen bisa mendapatkan barang dengan harga lebih murah, dan para petani pun bisa tetap mendapatkan keuntungan yang besar.

Uniknya, sebelum bulan Maret 2016, Sikumis justru merupakan layanan B2B yang menjual berbagai kebutuhan sektor industri, seperti mesin perkakas dan bahan pestisida.

Kunjungi situs Sikumis di sini


Crowde

Aplikasi pertanian | situs Crowde

Crowde adalah sebuah platform crowdfunding yang bisa kamu manfaatkan untuk berinvestasi di bidang pertanian. Sebuah tanaman akan langsung ditanam begitu target pendanaan yang diharapkan di platform Crowde tercapai.

Dengan berinvestasi di Crowde, kamu bisa mendapatkan keuntungan sekitar 30 persen dari hasil penjualan tanaman yang berhasil dipanen.

Kunjungi situs Crowde di sini


CI-Agriculture

Aplikasi pertanian | situs CI-Agriculture

CI-Agriculture merupakan solusi manajemen lahan pertanian yang berbasis analisis cuaca, sensor tanah, citra satelit, serta penggunaan drone.

Layanan yang bisa mereka berikan adalah:

  • Rekomendasi tentang saat yang tepat untuk menanam benih
  • Waktu terbaik untuk pemberian pupuk
  • Saat paling tepat untuk menambahkan obat.

Saat ini, CI-Agriculture telah dimanfaatkan oleh Vasham, sebuah perusahaan sosial yang mempunyai fokus utama membantu para petani jagung di tanah air.

Kunjungi situs CI-Agriculture di sini


Habibi Garden

Habibi Garden | Screenshot

Habibi Garden merupakan startup internet of things (IoT) yang bisa memberikan data real-time tentang kondisi tanah di sebuah lahan pertanian dan perkebunan. Dengan data tersebut, pemberian nutrisi bisa menjadi lebih efektif. Pada akhir Oktober 2016 yang lalu, Habibi Garden berhasil terpilih sebagai finalis kompetisi The NextDev 2016, serta masuk ke program inkubator milik Telkom, yaitu Indigo.

Habibi Garden pun tengah mengembangkan sebuah aplikasi yang memungkinkan kamu untuk melihat perkembangan tanaman dari smartphone.

Kunjungi situs Habibi Garden di sini


PanenID

PanenID | Screenshot 1

PanenID adalah platform yang bisa membantu para petani menjual hasil panen langsung kepada konsumen, hingga ke pemilik hotel, restoran, serta katering. Menurut mereka, platform tersebut bisa menjaga stabilitas harga pangan, serta memberikan keuntungan yang merata bagi seluruh pihak.

Kunjungi situs PanenID di sini

The post [Update] Kumpulan Startup dan Aplikasi Pertanian di Indonesia appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Source: Inspirasi

Back To Top