skip to Main Content

Bagaimana Babak Baru Tiket Pasca Diakuisisi Blibli?

Kita semua mendambakan sebuah perjalanan yang menyenangkan. Kita berupaya keras mencari hotel, pesawat, serangkaian aktivitas dengan harga terjangkau. Teknologi tentunya telah membuat keseluruhan proses pencarian tersebut menjadi lebih mudah, menghilangkan perantara, dan memberikan kebebasan utuh bagi konsumen untuk memilih yang terbaik.

Baru-baru ini, salah satu raksasa e-commerce Indonesia Blibli mengakuisisi platform pemesanan travel Tiket dengan tujuan menguatkan basis layanan travel. Bergabungnya dua startup tersebut menjadi indikasi meningkatnya permintaan platform e-commerce dan travel di Indonesia dan Asia Tenggara. Berdasarkan studi yang dilakukan oleh Google dan Temasek Holding, industri travel diprediksi berkembang hingga US$90 miliar (sekitar Rp1,2 kuadriliun) pada tahun 2025.

Babak baru Tiket pasca akuisisi juga diawali dengan kedatangan CEO baru, George Hendrata yang sebelumnya bekerja sebagai Business Director di salah satu perusahaan rokok terkemuka di Indonesia, Djarum serta menjabat sebagai ketua BMJ, perusahaan kertas terbesar di dunia.

Kisah singkat di balik akuisisi

Baik Blibli maupun Tiket telah berdiri sejak 2011. Blibli sangat identik dengan pengalaman belanja yang personalized, serta Tiket yang mempersenjatai dirinya dengan berbagai mitra terpercaya, baik maskapai penerbangan maupun hotel internasional dan domestik.

Akhir tahun 2016 menjadi awal perjalanan Blibli memperluas sayap bisnisnya ke industri travel dengan memperkenalkan Blibli Travel. Di sisi lain, Tiket menawarkan berbagai pilihan menarik mulai dari penerbangan, perjalanan kereta api, akomodasi hotel, sewa mobil serta acara dan hiburan.

Saat ini, kedua platform masih beroperasi dengan dua brand yang berbeda untuk melihat pendekatan mana yang lebih tepat untuk konsumen keduanya. Akuisisi Tiket oleh Blibli ini bergantung pada kesamaan budaya perusahaan dan value.

Fokus pada perkembangan travel e-commerce

Sebagai salah satu negara dengan pengguna mobile terbesar di Asia, Indonesia ternyata masih tersandung perihal travel e-commerce. Penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat Indonesia justru menggunakan platform e-commerce untuk pemesanan tiket pesawat atau hotel.

Data dari Statista menyebutkan industri pemesanan travel cukup menguntungkan. Pendapatan yang didapat dari industri ini hampir mencapai US$2,5 miliar (sekitar Rp33,9 triliun) pada tahun 2017. Angka dan insight yang menarik tersebut mengindikasikan pertumbuhan travel e-commerce yang signifikan di masa depan.

Selain itu, startup seperti Tiket juga dianggap sebagai kekuatan utama pariwisata Indonesia. Kementerian Pariwisata sendiri menargetkan 20 juta wisatawan pada tahun 2019. Hal ini akan sangat menarik bila Tiket dan Blibli dapat membantu target tersebut.

Bagaimana masa depan Tiket selanjutnya?

Ada banyak hal menarik dari babak baru Tiket pasca akuisisi. Mulai dari strategi mereka meningkatkan platform, pendekatan terhadap keterlibatan pelanggan (customer engagement) atau penawaran yang lebih berkualitas untuk pelanggan.

Kabar baiknya, kamu bisa menemukan update langsung dari CEO Tiket. Temui George Hendrata di Main Stage Tech in Asia pada tanggal 2 November dan lihat bagaimana Tiket membangun masa depan industri travel.

TIA JKT 2017 | Button

(Diedit oleh Septa Mellina)

The post Bagaimana Babak Baru Tiket Pasca Diakuisisi Blibli? appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Source: Inspirasi

Back To Top