skip to Main Content

Sidebeep Bantu Pengguna Dapatkan Penghasilan Bermodalkan Hobi dan Pengalaman


Founder: Henry Sutioso
Industri: marketplace jasa
Status pendanaan: tidak disebutkan

  • Selain menawarkan jasa pengembangan digital, Sidebeep juga menjual jasa berbasis skill, pengetahuan, pengalaman, dan hobi.
  • Sidebeep hanya menerapkan potongan komisi flat rate sebesar Rp7.500, berapa pun besarnya nilai transaksi.
  • Semua pembayaran transaksi dilakukan secara tunai antara pemesan jasa dengan penyedia jasa.
  • Pemesan juga dapat menawar tarif penyedia jasa secara langsung, di luar platform Sidebeep.

button ulasan startup


Henry Sutioso memiliki pemikiran bahwa setiap orang sebenarnya sudah dianugerahi suatu keahlian. Baik itu keahlian yang berasal dari pengetahuan, pengalaman, hobi, atau memang dia memiliki skill alias kecakapan dalam mengerjakan sesuatu. Namun masalah yang muncul saat ini, bagaimana memaksimalkan keahlian tersebut agar bisa dikonversi menjadi uang.

Demi menjawab permasalahan tersebut, Henry kemudian mendirikan platform bernama Sidebeep pada tahun 2016 dan mulai membangun aplikasinya pada Februari 2017.

Henry menjelaskan Sidebeep merupakan platform marketplace yang fokus pada jual beli jasa. Jual beli jasa yang dimaksud di sini tak melulu berkaitan dengan dunia digital seperti pengembangan situs, desain multimedia, pengembangan aplikasi, SEO, hingga penulisan blog. Menurut Henry, orang yang piawai bermain catur atau bersedia menjadi teman jogging pun, bisa menjual jasanya di Sidebeep.

Sidebeep | Screenshot

Henry mengatakan pihaknya mencoba menyediakan layanan yang belum tergarap oleh marketplace jasa lain. Sidebeep, kata Henry, menekankan pada empat elemen terkait jasa yang bisa dijual di platformnya yakni skill, pengetahuan, pengalaman, dan hobi.

Pengguna bisa memanfaatkan empat elemen ini untuk berbagi ke orang yang tidak dikenal dan mau belajar, tapi tidak gratis. Ada yang suka main catur, mau mengajarkan orang lain main catur, tapi dibayar.

Henry,
CEO dan Co-founder Sidebeep

Adapun sebelum pengguna bisa menawarkan jasanya, mereka harus terlebih dahulu mendaftar dan mengikuti instruksi yang diberikan untuk mendapatkan ID verifikasi. Saat ini, Sidebeep memiliki 2.300 pengguna, dan 1.900 di antaranya merupakan penyedia layanan jasa sejak aplikasi mereka beroperasi pada Juni 2017.

Hanya ambil komisi Rp7.500 per transaksi

Sidebeep mengambil keuntungan lewat potongan komisi dari tiap transaksi yang dilakukan penggunanya. Potongan komisi ini terbilang kecil, hanya sebesar Rp7.500 berapa pun besarnya nilai transaksi tersebut.

“Kami menerapkan komisi flat rate, tidak pakai persentase. Fokusnya bukan pada besarnya persentase komisi, tapi transaksi sukses yang diciptakan di Sidebeep. Komisi Rp7.500 itu itu kami potong ketika transaksi sukses. Jadi kalau baru booking, confirm order, belum kami potong.” kata Henry.

CEO Sidebeep, Henry Sutioso (paling kanan), bersama tim saat menghadiri Tech in Asia Conference Jakarta 2017

CEO Sidebeep, Henry Sutioso (paling kanan) bersama tim Sidebeep.

Komisi Rp7.500 ini nantinya akan dipotong langsung dari akun pengguna penyedia jasa. Sebelum bisa menerima order, pengguna harus melakukan top up terlebih dahulu di akunnya. Menurut Henry sistem yang diterapkannya terkait potongan komisi ini sama seperti membeli pulsa untuk menelpon.

Henry mengungkapkan pihaknya memiliki alasan mengapa menerapkan tarif komisi yang begitu rendah. Menurutnya permasalahan yang terjadi selama ini di sebuah marketplace jasa adalah tingginya potongan komisi yang diambil oleh platform tersebut.

“Pengguna hanya memanfaatkan platform satu kali, sisanya dia menghubungi penyedia jasa saja, misalnya untuk order selanjutnya. Kami mendalami bahwa problem sebenarnya karena tingginya persentase komisi yang memberatkan penyedia jasa. Ibaratnya, sudah capek-capek kerja, tapi yang menikmati orang lain. Kami lebih mengejar kuantitas order sukses,” tuturnya.

Strategi menerapkan potongan komisi yang rendah ini juga diakui Henry sebagai strategi Sidebeep untuk bersaing dengan kompetitor. Saat ini, ada beberapa marketplace penyedia jasa yang menjadi kompetitor Sidebeep seperti Freelancer maupun Sribulancer.

Namun menurut Henry, kompetisi dengan Freelancer dan Sribulancer hanya terkait kategori jasa digital saja. “Karena di platform kami juga ada beberapa penyedia jasa digital yang mendaftar,” ujarnya.

Silakan nego di tempat

Pada dasarnya, Sidebeep tidak menyediakan opsi tawar menawar harga layanan jasa pada platformnya. Semua pembayaran transaksi dilakukan secara tunai antara pemesan jasa dengan penyedia jasa.

Namun jika setelah bertemu pemesan melakukan negosiasi harga dan penyedia jasa setuju, Sidebeep pun tidak melarangnya. “Kami tidak ada sistem bargaining. Kalau ternyata transaksi dinego langsung ke penyedia jasa, bisa terjadi, karena kami tidak memaksa. Tapi di sistem sudah fix harganya. Kalau penyedia jasa legawa, ya sudah, terserah si penyedia jasa,” jelas Henry.

Jika pemesan jasa ingin nego harga sedangkan penyedia jasa tak membuka ruang negosiasi, maka pihak Sidebeep menyarankan agar penyedia jasa tetap menagih sesuai harga yang tertera di platform. Namun jika ada masalah, Sidebeep akan membantu menyelesaikannya melalui dukungan customer service.

“Di luar itu, kami juga terapkan sistem rating dan komentar. Penyedia jasa bisa mendapat rating dan komentar, begitu juga pemesan jasa. Kami ingin menciptakan komunitas,” ucapnya.

(Diedit oleh Septa Mellina)

The post Sidebeep Bantu Pengguna Dapatkan Penghasilan Bermodalkan Hobi dan Pengalaman appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Source: Inspirasi

Back To Top