skip to Main Content

3 Hal Penting dalam Melakukan Growth Hack menurut COO Bukalapak Willix Halim

Dalam membangun sebuah startup, seorang founder dituntut bisa mengembangkan perusahaannya dengan cepat, meski berbekal sumber daya terbatas. Itulah mengapa strategi menumbuhkan bisnis yang dikenal dengan istilah growth hack begitu terkenal di kalangan para founder startup.

Growth hack sendiri merupakan sebuah cara menumbuhkan bisnis yang berkesinambungan, ilmiah, berdasarkan data, dan tanpa subsidi. Hal ini diungkapkan oleh COO Bukalapak Willix Halim dalam acara BukaTalks pada tanggal 16 Maret 2017.

Menurut Willix, tidak ada panduan tentang cara melakukan growth hack yang pasti berhasil bagi seluruh startup. Namun ada beberapa hal yang menurutnya penting untuk diketahui oleh para founder ketika mencoba menumbuhkan startup mereka.

Awali dengan fokus pada akuisisi pengguna

Wilix Halim, COO Bukalapak

Dalam kesempatan terpisah, Willix pernah menyebutkan kalau dalam konsep growth hack ada beberapa metrik baku yang harus diukur, yaitu AARRR (Acquisition, Activation, Retention, Referral, dan Revenue). Dalam kesempatan lain, Willix pun menyebutkan sebuah metrik tambahan, yaitu Resurrection (pengguna yang kembali setelah lama tidak menggunakan sebuah produk).

Ketika seorang founder baru meluncurkan sebuah produk, Willix menyarankan untuk hanya fokus pada metrik pertama, yaitu akuisisi pengguna. Hal ini penting agar saat founder tersebut hendak melakukan beberapa uji coba di kemudian hari, ia mempunyai jumlah sampel yang cukup banyak.

“Tidak ada yang tahu berapa pastinya jumlah minimal pengguna yang diperlukan untuk melakukan growth hack. Saya sendiri menggunakan angka seratus ribu pengguna sebagai patokan, dan tidak akan memikirkan metrik-metrik lain sebelum saya mencapai jumlah pengguna sebanyak itu,” jelas Willix.

Lakukan A/B testing untuk segala hal

Aplikasi Mobile Karmaloop

Setelah mendapatkan seratus ribu pengguna, barulah Willix akan beralih ke metrik berikutnya, yaitu Activation. Activation sendiri merupakan langkah yang dilakukan para pengguna ketika mereka masuk ke sebuah situs atau aplikasi.

Dalam dunia e-commerce, yang disebut Activation adalah berapa jumlah transaksi yang terjadi. Sedangkan dalam bisnis marketplace pekerja lepas, yang disebut Activation adalah jumlah proyek yang berhasil diselesaikan.

“Banyak orang hanya fokus mencari pengguna baru, namun melupakan bagaimana kesan mereka setelahnya. Padahal, sebagai contoh, kamu bisa menumbuhkan jumlah transaksi hanya dengan memperbaiki halaman checkout,” tutur Willix. Setelah berhasil memperbaiki Activation, barulah seorang founder kemudian bisa memikirkan cara memperbaiki metrik-metrik lain, seperti retensi pengguna dan jumlah pendapatan.

Dalam melakukan perbaikan produk, para founder bisa memperkenalkannya kepada beberapa pengguna terlebih dahulu, lalu membandingkan apakah produk baru ini bisa memberikan hasil yang lebih baik dibanding produk sebelumnya. Strategi ini biasa dikenal dengan metode A/B testing.

Untuk startup yang telah besar, Willix menyarankan untuk membuat beberapa tim independen untuk mengerjakan proyek growth hack yang berbeda. Demi menjaga agar apa yang mereka hasilkan sesuai dengan strategi perusahaan, Willix biasanya memanfaatkan sistem OKR (Objectives and Key Results) yang juga digunakan Google.

Selalu cari cara baru dan jangan sungkan meniru

Instagram Contek Snapchat | Ilustrasi

Menurut Willix, growth hack merupakan sesuatu yang menarik karena apa yang sebelumnya telah berhasil, belum tentu akan berhasil juga di kemudian hari. Sebagai contoh adalah langkah Hotmail menampilkan catatan kaki “Get your free email at Hotmail” dengan tautan untuk mendaftar. Cara tersebut memang sukses memberikan banyak pengguna pada Hotmail di masa lalu, namun apabila diterapkan saat ini mungkin akan dianggap sebagai spam.

“Ketika bekerja di Freelancer, saya coba mengembangkan jumlah pengguna di Indonesia dengan cara melakukan scraping email pengguna di Kaskus, lalu memberi mereka insentif untuk bergabung dengan Freelancer. Namun cara tersebut mungkin tidak bisa dilakukan lagi sekarang,” tutur Willix memberi contoh.

Itulah mengapa seorang pelaku growth hack harus selalu kreatif, dan terbuka akan ide baru. Ia sendiri masih sering berkomunikasi dengan rekan-rekannya di Silicon Valley, Amerika Serikat, agar bisa mengetahui trik growth hack yang mereka lakukan.

“Tidak ada salahnya untuk meniru apa yang telah dilakukan oleh orang lain, asalkan hal tersebut memang terbukti berhasil di startup yang tengah kita bangun,” pungkas Willix.

(Diedit oleh Iqbal Kurniawan)

The post 3 Hal Penting dalam Melakukan Growth Hack menurut COO Bukalapak Willix Halim appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Source: TechinAsia

Back To Top