skip to Main Content

8 Startup Unik dari Seluruh Dunia Pilihan Tech in Asia Indonesia di Tahun 2017

Tahun ini, tim Editorial Tech in Asia Indonesia kembali menemukan berbagai startup menarik yang ada di dunia. Mereka bergerak di bidang human resource, kesehatan, AI, penagihan hutang, penyelamatan laut, sampai penyedia makan siang gratis dan guru virtual untuk belajar musik elektronik.

Jika kamu berencana membangun startup di tahun yang baru, tak ada salahnya untuk mengintip ide unik dari startup ini.

Simak ulasan selengkapnya berikut ini!


Risky Maulana

Scoutible

Scoutible | Screenshot

Demi memperoleh kandidat pekerja yang sesuai kriteria pada sebuah perusahaan, proses perekrutan calon karyawan umumnya melibatkan upaya screening yang rumit dan sumber daya yang tidak bisa dibilang sedikit. Scoutible, sebuah startup dari Amerika Serikat melihat cara perekrutan ini sebagai masalah yang membutuhkan solusi teknologi.

Dengan memanfaatkan interaksi video game dan teknologi pengukuran AI yang akurat, startup ini ingin membuat proses perekrutan menjadi lebih baik ketimbang sebelumnya.

Melalui kegiatan bermain game selama dua puluh menit, AI Scoutible akan mengukur sifat kandidat dengan beberapa indikator di antaranya:

  • Empati
  • Keberanian mengambil risiko
  • Kerja sama tim
  • Elemen kounikasi

Dengan skor penilaian karyawan yang Scoutible berikan, perusahaan pun dapat lebih fokus pada pemilihan mutu karyawan, sesuai dengan kebutuhan mereka.


John Patrick Manuwu

Zipline

Sejak awal saya menulis tentang Zipline di rubrik Ide Startup, saya sangat mengapresiasi ide dari startup asal Rwanda ini. Zipline telah berhasil memberikan dampak besar bagi mereka yang membutuhkan suplai peralatan medis dan obat-obatan di Rwanda, yang terkenal memiliki topografi dataran tinggi serta pegunungan.

Dengan proses pengantaran konvensional, seorang tenaga medis membutuhkan hingga berjam-jam lewat jalur darat untuk dapat sampai ke lokasi pengantaran suplai medis. Hal ini menjadi semakin buruk ketika cuaca sedang tidak bagus atau area pengantaran berada di daerah yang sulit dijangkau. Seorang ibu yang sedang melahirkan dan membutuhkan transfusi darah akan sangat terancam nyawanya apabila ia terlambat mendapatkan tindakan medis. Di sinilah Zipline mengambil peranan sebagai sebuah solusi pengantaran suplai medis yang cepat dan praktis.

Hanya dengan mengirimkan pesan singkat/SMS kepada kantor cabang Zipline yang terdekat, para tenaga medis akan mendapatkan akses kepada berbagai peralatan medis yang mereka butuhkan, dari mulai alat bedah hingga kantong darah. Suplai medis ini akan dikirimkan lewat sebuah drone. Lewat jalur udara, drone pengirim akan melaju hingga 110km/jam untuk menjangkau area pengantaran pada radius 75 kilometer dari cabang Zipline terdekat.

Pengiriman suplai medis melalui drone ini akan sangat menghemat waktu, dari yang awalnya membutuhkan waktu hingga berjam-jam menjadi hanya beberapa menit saja. Paket suplai medis akan diturunkan dari drone menggunakan parasut dan drone akan kembali ke pangkalan untuk selanjutnya dicek kembali kesiapannya untuk mengudara di pemesanan berikutnya.

Berkat Zipline, teknologi kini dapat benar-benar mengambil peranannya untuk meningkatkan standar hidup manusia. Dengan bantuan perangkat drone, Zipline berhasil memaksimalkan upaya para tenaga medis untuk menyelamatkan nyawa. Tidak ada yang lebih membahagiakan daripada membantu sesama dengan memanfaatkan pengetahuan yang kita miliki, dan Zipline telah melakukannya dengan sangat baik.

Penasaran bagaimana Zipline dapat bekerja? Kamu dapat langsung mengunjungi situs resmi mereka.


Danang Setiaji

NumberAI

NumberAI | Screenshot

NumberAI merupakan startup di balik teknologi kecerdasan buatan bernama Numa. Para pemilik bisnis bisa menghubungkan Numa dengan berbagai kanal layanan pelanggan yang mereka miliki, mulai dari nomor telepon, hingga akun sosial media seperti Facebook. Numa bahkan bisa membuat transkrip keluhan pelanggan yang disampaikan lewat pesan suara.

Apabila Numa mengerti keluhan pengguna tersebut, ia akan langsung menjawabnya. Namun apabila ia tidak mengerti, maka ia akan meneruskan keluhan tersebut ke orang yang bisa menjawabnya. Seiring berjalannya waktu, Numa akan terus belajar dari proses tersebut.


Aditya Hadi Pratama

TrueAccord

Ide Bisnis Startup TrueAccord | Screenshot

Pasangan kakak beradik Ohad Samet dan Nadav Samet pernah mempunyai pengalaman yang buruk ketika berhadapan dengan para penagih utang. Mereka merasa diperlakukan dengan tidak baik, meski sebenarnya utang mereka tidak terlalu besar. Karena itu, mereka pun menganggap hal ini sebagai sebuah masalah yang harus diselesaikan.

Mereka berdua kemudian mendirikan startup bernama TrueAccord pada tahun 2013. Layanan utama dari startup tersebut adalah proses penagihan secara online, yang tak hanya efektif namun juga ramah kepada pengguna. Untuk menghadirkan layanan ini, mereka pun memanfaatkan teknologi machine learning demi mengetahui waktu dan cara komunikasi yang tepat untuk menghubungi orang yang belum membayar utang.


Ayyub Mustofa

4Ocean

4Ocean adalah startup dengan produk yang sebenarnya sederhana, yaitu gelang. Bahkan produknya bukan gelang berteknologi canggih, atau semacam “smart bracelet“, melainkan aksesori biasa. Desainnya cukup menarik memang, tapi selain itu tidak ada inovasi lain dalam produk yang dijual seharga US$20 (sekitar Rp270.000) itu.

Yang membuat gelang 4Ocean istimewa adalah seluruh material pembuatannya berasal dari laut. 4Ocean menggalakkan gerakan berskala internasional untuk membersihkan sampah laut di seluruh dunia. Sampah tersebut kemudian didaur ulang menjadi gelang, dan hasil penjualannya digunakan untuk membersihkan sampah lebih banyak lagi.

Menurut 4Ocean, penjualan satu gelang dapat membiayai pembersihan satu pon (sekitar 0,45 kilogram) sampah. 4Ocean juga berkontribusi terhadap berbagai gerakan lain, seperti konservasi ikan hiu dan riset kanker. Satu warna gelang mewarnai satu gerakan, jadi bila kamu membeli, kamu bisa memilih penyaluran danamu.


Septa Mellina

70 Million Jobs

70 million jobs | screenshot

Tampilan situs 70 Million Jobs

Setelah 22 bulan di dalam bui akibat terjerat kasus penipuan, Richard Bronson akhirnya mendirikan 70 Million Jobs, sebuah platform pencarian lowongan kerja khusus untuk para mantan narapidana. Nama 70 Million Jobs terinspirasi dari jumlah mantan narapidana yang ada di Amerika Serikat.

Bronson memang berambisi untuk memberikan kesempatan kedua bagi para eks tahanan.

Menurut Bronson, mereka yang pernah mendekam di balik bui justru lebih bertanggung jawab saat bekerja, lantaran tak mau menyia-nyiakan kesempatan kedua, seperti dikutip dari Forbes.

Di Indonesia sendiri jumlah narapidana meningkat dari 202 ribu orang di awal 2017 menjadi 214 ribu orang pada Maret 2017, atau meningkat sekitar 12 ribu hanya dalam waktu dua bulan. Tentunya, butuh lapangan kerja yang memadai selepas mereka bebas.

Ide platform pencarian lowongan kerja ini tampaknya cukup menarik untuk diaplikasikan di Indonesia. Ini sejalan dengan imbauan Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa agar masyarakat tidak memberi stigma kepada para eks narapidana. Sebaliknya, kita harusnya memberi mereka ruang untuk kembali bersosialisasi seperti semula.


Iqbal Kurniawan

Lunchspread

Food | Photo

Siapa yang tidak suka makanan, apalagi kalau gratis? Kedua hal tersebut adalah yang ditawarkan Lunchspread, sebuah startup asal New York, Amerika Serikat.

Lunchspread menyediakan makan siang gratis kepada para karyawan kantor. Makanan tersebut disediakan oleh sejumlah pengusaha kuliner lokal hendak mempromosikan bisnis masing-masing kepada masyarakat umum. Para karyawan cukup mengisi sejumlah survei dan tak perlu membayar makanan yang diterimanya.

Setiap paket makanan hadir dengan kupon dan selembar informasi tentang menu dan restoran yang menyediakan makanan tersebut. Bila sesuai selera, karyawan itu bisa membeli sendiri makanan langsung ke restoran yang membuatnya, atau membelinya lewat situs Lunchspread.


Pradipta Nugrahanto

Melodics

Melodics | Screenshot

Belakangan, hobi lama yang sudah bertahun-tahun tidak disentuh ini memunculkan hasratnya lagi. Apa itu? Melihat gambar di atas mungkin kamu bisa menebaknya, ya bermain musik.

Karena jenis musik yang saya minati adalah hip hop dan elektronik, maka saya memilih modul tersebut dari Melodics yang sukses menjadi mentor virtual untuk belajar alat musik. Tentu saja kamu juga bisa mempelajari aliran musik lainnya seperti pop hingga chiptunes. 

Untuk pilihan perangkat musik, Melodics memberikan opsi untuk belajar keyboard, drumpad, dan launchpad. Menariknya, kamu tidak perlu langsung membayar untuk menjajal enam puluh kursus pilihan yang ada pada layanan ini.


Itulah delapan startup dunia yang menarik perhatian kami. Apakah kamu punya startup lain yang kamu suka? Bagikan di kolom komentar!

(Diedit oleh Pradipta Nugrahanto)

This post 8 Startup Unik dari Seluruh Dunia Pilihan Tech in Asia Indonesia di Tahun 2017 appeared first on Tech in Asia.

The post 8 Startup Unik dari Seluruh Dunia Pilihan Tech in Asia Indonesia di Tahun 2017 appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Source: Inspirasi

Back To Top