GO-PAY Tak Akan Menggantikan Peran Bank di Indonesia
Ikhtisar
- CEO GO-JEK Nadiem Makarim menegaskan GO-PAY tak akan menggantikan peran bank.
- Sebab, GO-PAY tak bisa menyediakan layanan dan produk yang biasanya disediakan oleh bank seperti tabungan, pinjaman, hingga asuransi
- GO-PAY justru berintegrasi dengan bank-bank yang ada di tanah air untuk meningkatkan customer experience ketika seseorang melakukan transaksi.
- Saat ini, GO-PAY ingin menggarap lebih dulu segmen masyarakat yang belum terjangkau oleh bank
Keinginan mengembangkan GO-PAY menjadi layanan yang bisa digunakan di luar ekosistem GO-JEK sempat diutarakan Nadiem Makarim pada bulan September 2017. Rencana ini pun kembali ditegaskan CEO GO-JEK tersebut saat mengatakan bahwa dirinya berharap GO-PAY bisa diterima sebagai opsi untuk melakukan pembayaran nontunai sehari-hari di luar platform GO-JEK.
Meski memiliki rencana menjadikan GO-PAY sebagai opsi pembayaran di luar aplikasi GO-JEK, Nadiem menegaskan bahwa GO-PAY bukanlah layanan yang akan menggantikan peran bank di Indonesia. Hal ini dikarenakan GO-PAY tak bisa menyediakan layanan dan produk yang biasanya disediakan oleh bank seperti tabungan, pinjaman, hingga asuransi. Sebaliknya, GO-PAY justru berintegrasi dengan bank-bank yang ada di tanah air untuk meningkatkan customer experience ketika seseorang melakukan transaksi.
Kami gandeng erat bank-bank dan (layanan) payment untuk inovasi bersama. Karena pasti produk-produk mereka kami customize untuk segmen berbeda
Saat ini, kata Nadiem, GO-PAY ingin menggarap lebih dulu segmen masyarakat yang belum terjangkau oleh bank. Nadiem menuturkan pihaknya ingin membantu masyarakat pada segmen ini agar mampu meningkatkan jumlah tabungannya serta meningkatkan penjualan bisnis mereka melalui layanan dompet digital GO-PAY.
“Jadi ini sifatnya saling melengkapi. Kalau semua orang sudah punya akun bank itu beda, lebih kompetitif. Tapi karena jumlah mayoritas rakyat belum punya akun bank, kami harus kerja sama untuk memfasilitasi mereka yang masih terbengkalai,” jelasnya.
Nadiem menambahkan, fokus GO-PAY saat ini juga untuk membantu akses pembayaran bagi masyarakat menengah ke bawah yang tidak punya rekening bank. Menurutnya masih ada masyarakat yang harus melakukan perjalanan jauh hanya untuk membayar tagihan karena belum tersentuh oleh layanan bank.
Karena itu, GO-JEK mencoba menghadirkan solusi untuk menjawab permasalahan tersebut dengan meluncurkan layanan GO-BILLS. Melalui layanan ini, pengguna pengguna bisa melakukan pembayaran listrik baik prabayar maupun pascabayar, serta iuran BPJS yang dipotong melalui saldo GO-PAY.
Adapun sebelum GO-JEK meluncurkan layanan GO-BILLS, penyedia layanan dompet digital lain seperti DOKU maupun PayPro sudah lebih dulu menyediakan layanan pembayaran tagihan listrik maupun pembayaran iuran BPJS.
GO-PAY tidak seperti GO-LIFE
Nadiem Makarim kembali meluruskan pernyataannya terkait rencana GO-PAY keluar dari ekosistem GO-JEK. Maksud pernyataan keluar dari ekosistem GO-JEK itu bukan berarti GO-PAY akan berdiri sendiri sebagai aplikasi seperti yang terjadi pada GO-LIFE.
Saya enggak pernah komentar seperti itu. Keluar dari aplikasi itu maksudnya bisa menerima pembayaran (di luar aplikasi GO-JEK)
Sebelumnya, Nadiem sempat menjelaskan bahwa GO-PAY nantinya juga bisa digunakan untuk membeli barang dan jasa di berbagai merchant, situs, maupun aplikasi lain. Ia menuturkan GO-JEK akan fokus pada pengembangan GO-PAY pada 2018 karena dari segi perizinan sudah memiliki lisensi e-money dari Bank Indonesia.
“Tahun 2018 akan menjadi tahunnya GO-PAY,” ucapnya.
(Diedit oleh Septa Mellina)
The post GO-PAY Tak Akan Menggantikan Peran Bank di Indonesia appeared first on Tech in Asia Indonesia.
Source: Inspirasi