Mengintip Aktivitas Keseharian Vice President of Fraud GO-JEK
Nama saya Nicole Zhu, Vice President of Fraud dari GO-JEK. Saya memimpin tim produk, engineering, dan operasional di Jakarta dan Singapura. Tugas kami adalah memastikan puluhan juta pengguna dan mitra pengemudi GO-JEK bisa berinteraksi dalam sebuah platform yang aman dan stabil.
Pada tahun 2016, saya pindah dari Silicon Valley ke Asia Tenggara untuk menjadi bagian dari kisah menakjubkan GO-JEK. Sebelumnya, saya merupakan Project Manager (PM) di sebuah startup software kecerdasan buatan (AI) di Silicon Valley, yang baru-baru ini diakuisisi oleh Cisco. Jauh sebelum itu, saya menyelesaikan pendidikan S1 dan S2 di bidang engineering di Stanford University.
Inilah aktivitas saya sehari-hari saat ini.
7:00 – Bangun dan lari pagi
Di GO-JEK, kami selalu melakukan eksperimen dan meluncurkan produk dengan cepat. Bila tidak meluangkan waktu khusus, saya tidak akan punya waktu untuk menjaga kesehatan.
Itulah mengapa di pagi hari saya biasanya lari pagi bersama suami, menulis, atau menghubungi teman-teman di negara lain dengan zona waktu berbeda.
8:00 – Berangkat kerja naik ojek
Setiap pagi, saya menggunakan aplikasi GO-JEK untuk memesan ojek yang akan mengantar saya ke kantor. Ketika sang pengemudi tiba, saya langsung mengenakan helm khas berwarna hijau dan naik ke tempat duduk penumpang.
Perjalanan saya ke kantor hanya butuh waktu 5 menit bila menggunakan ojek, jauh lebih cepat dibanding menggunakan mobil yang memakan waktu 25 menit. Ini karena sepeda motor biasanya lebih mudah menembus kemacetan dan melalui jalan pintas.
Pengalaman pertama saya naik ojek terasa sangat seru. Saya bisa berinteraksi secara langsung dengan lingkungan sekitar dan “benar-benar melihat kota”, sesuatu yang tidak akan kamu rasakan dari balik kaca mobil.
Kesibukan pagi hari: Membahas hal darurat dengan para analis
Kami menganggap serius segala bentuk penipuan (fraud) di GO-JEK. Dengan jutaan pesanan yang masuk, kami menghadapi berbagai problem, seperti saat pembuat masalah melakukan pemesanan palsu, atau ketika ada sindikat kriminal yang berusaha menyalahgunakan metode subsidi kami secara terorganisasi.
Setiap pagi, para analis akan berusaha meneliti berbagai pola penipuan terbaru. Mereka bersama-sama membuat aturan dan keputusan tegas demi menjaga keamanan pengguna dan pengemudi.
Sindikat kriminal terorganisasi sering kali menggunakan teknologi canggih untuk menembus mekanisme pertahanan GO-JEK. Sebuah pusat penipuan bermodal besar contohnya, bisa mempunyai ribuan smartphone. Mereka bahkan bisa mengembangkan alat untuk membuat sinyal GPS palsu.
Karena itu, mencegah tindak penipuan adalah perang yang akan terus kami hadapi dengan terus memperbarui strategi, struktur insentif, dan teknologi.
Siang hari: Makan siang atau sesi one-on-one
Waktu makan siang biasanya merupakan saat yang tepat untuk melakukan pertemuan tatap muka (one-on-one) dengan anggota tim. Dalam setahun, tim kami telah berkembang dari 1 orang menjadi 60 puluh orang. Saya bertanggung jawab memastikan semua anggota tim bekerja dengan baik dan berjalan ke arah yang sama.
Daripada makan siang di luar kantor, kami biasanya memilih memesan makanan restoran lewat aplikasi GO-JEK. Saya tetap bisa mencoba restoran baru setiap harinya, tanpa harus pergi meninggalkan kantor.
Kadang saya memesan martabak durian. Akibat baunya, saya jadi harus diungsikan ke ruangan rapat.
Terkait gaya kepemimpinan, saya suka mengutip kalimat dari buku karangan Antoine de Saint-Exupery berjudul The Little Prince:
“Jika kamu ingin membangun sebuah kapal, jangan menyuruh orang untuk mengumpulkan kayu, membagi pekerjaan, dan memerintah mereka. Sebaliknya, ajarkan mereka merindukan lautan yang luas dan tak berujung.”
Saya suka merekrut orang yang lebih pintar dari saya, dan memberdayakan mereka untuk menangani sebuah masalah. Dengan begitu, saya bisa beralih ke masalah lain yang cenderung ambigu.
Tip untuk rekan manajer: bacalah buku Radical Candor karya Kim Scott yang menjadi bacaan referensi kami di GO-JEK. Buku ini akan mengubah cara kamu berinteraksi dengan tim!
13:00 sampai 16:00: Menentukan strategi produk dengan para engineer dan Project Manager
Seiring pertumbuhan GO-JEK, kami tidak bisa melakukan segala hal secara manual. Kami jadi lebih bergantung pada sistem untuk memerangi penipuan.
Kami belajar dari tindakan penanganan darurat untuk mengembangkan sistem yang bisa menangangi penipuan dalam skala yang lebih besar. Sebagai contoh, kami membangun sistem real time di Kafka/Flink. Sistem tersebut memungkinkan kami menganalisis situasi dan mencegah penipuan dalam waktu sepersekian detik.
Namun nyatanya mesin belum bisa menangani segala hal. Oleh karena itu, tim engineering di bagian penanganan penipuan membangun JARVIS, sebuah tool pembantu para analis manusia.
Tool tersebut bisa secara otomatis mengumpulkan data dan analisis dasar. Pekerjaan yang biasanya membutuhkan waktu 30 menit, sekarang hanya 3 detik. Hal tersebut memungkinkan kami untuk memerangi penipuan dengan cepat.
Strategi ini membuat tim kami punya waktu luang untuk menangani masalah lain yang lebih berarti. Alat tersebut juga memberikan kemampuan super kepada analis harian kami, seperti memvisualisasikan kejadian penipuan sehingga analis bisa memprediksi pola penipuan di masa depan.
Di sela-sela kesibukan rutin: Rapat (dalam posisi plank)
Tim kami tersebar di Jakarta, Singapura, Bangalore, dan San Francisco. Komunikasi yang efisien merupakan hal penting.
Kami ingin menghindari birokrasi dan rapat yang tidak perlu. Karena itu kami tidak melakukan pertemuan dengan berdiri, melainkan dalam posisi plank. Mereka harus melaporkan perkembangan pekerjaan mereka dalam posisi tersebut.
Hal ini terbukti bisa menurunkan pembicaraan tidak penting yang biasa muncul dalam meeting secara drastis. Di sisi lain, kami pun menjadi lebih sehat.
19:00 sampai 20:00: Istirahat dan berkontribusi
GO-JEK mengingatkan kami agar selalu “dapatkan titelmu dari orang lain (earn your title)”. Para CTO kami bahkan masih menulis kode secara berpasangan (paircode) setiap minggu.
Aktivitas ini dilakukan dengan cara mengumpulkan dua developer (biasanya seorang senior dan junior) untuk menulis kode bersama di sebuah layar yang juga sama. Perusahaan teknologi sering melakukan aktivitas ini, sebagai bentuk budaya transfer ilmu di antara developer.
Tim saya sangat bergantung pada analisis data dan software engineering. Oleh karena itu, saya biasanya menghabiskan malam memantau perkembangan teknologi.
Saya melakukan hal tersebut dengan cara:
- Mengerjakan proyek-proyek kecil
- Menanyakan banyak hal pada para ahli dari internal maupun eksternal
- Mengikuti kursus pemrograman online di Coursera atau Udemy. Saya dan suami bahkan sering berkompetisi menulis kode pemrograman di malam hari.
Saya menutup hari dengan membalas email dan membaca buku. Saya merekomendasikan buku Man’s Search for Meaning karya Viktor Frankl, dan buku-buku fiksi ilmiah lainnya. Buku-buku tersebut bisa membuat kamu memimpikan dunia di masa depan, bukan hanya dunia di masa sekarang.
Terkadang saya pun harus menghabiskan malam dalam perjalanan menuju Singapura atau Bangalore.
(Artikel ini pertama kali dipublikasikan dalam Bahasa Inggris. Isi di dalamnya telah diterjemahkan dan dimodifikasi oleh Aditya Hadi Pratama sesuai dengan standar editorial Tech in Asia Indonesia. Diedit oleh Fairuz Rana Ulfah)
This post Mengintip Aktivitas Keseharian Vice President of Fraud GO-JEK appeared first on Tech in Asia.
The post Mengintip Aktivitas Keseharian Vice President of Fraud GO-JEK appeared first on Tech in Asia Indonesia.
Source: Entrepreneur Life