[Flash] Ekspansi GO-JEK di Filipina Terhambat karena Masalah Perizinan

Pada 26 September 2018 lalu, pimpinan The Land Transportation Franchising and Regulatory Board (LTFRB) Martin B. Delgra III yang merupakan regulator transportasi online di Filipina menyatakan tengah menghentikan pemberian izin untuk perusahaan transportasi baru di negara tersebut untuk sementara.
Keputusan yang tertera dalam LTFRB Memorandum Circular (MC) 2018-016, yang ditandatangani pada tanggal 9 Agustus 2018, bertujuan agar mereka bisa memantau perusahaan-perusahaan transportasi yang telah mendapat lisensi secara lebih ketat.
Hal ini mengakibatkan pengajuan GO-JEK untuk beroperasi di negara tersebut tidak bisa diproses lebih lanjut.
GO-JEK sendiri telah menyerahkan pengajuan izin operasi secara resmi pada 13 Agustus 2018. Diskusi terkait masuknya mereka ke Filipina pun telah dimulai sejak Mei 2018.

Saat ini, pemerintah Filipina telah memberikan izin untuk beroperasi kepada enam perusahaan transportasi:
1. Hype Transport Systems, Inc.
2. GoLag, Inc.
3. iPara Technologies and Solutions, Inc. (Owto)
4. E-Pick Me Up, Inc.
5. Hirna Mobility Solutions, Inc.
6. Micab Systems Corp.
Dua perusahaan transportasi online yang telah lebih dahulu mendapat lisensi, yaitu Grab dan U-Hop, tengah dalam proses perpanjangan. Belum ada keputusan apakah lisensi mereka akan dilanjutkan atau tidak.
GO-JEK sendiri, yang merupakan pesaing Grab, telah mengumumkan rencana ekspansi ke beberapa negara di Asia Tenggara.
Mereka mengaku akan menggunakan dana US$500 juta (sekitar Rp7,4 triliun) untuk bisa beroperasi di Singapura, Thailand, Vietnam, dan Filipina.
Saat ini, mereka telah beroperasi di Vietnam dengan nama GO-VIET, dan siap hadir di Thailand dengan nama GET.
GO-JEK dikabarkan akan menggunakan nama Velox, atau bermitra dengan perusahaan yang menggunakan nama tersebut, untuk beroperasi di Filipina.