Kisah Pimpinan Pengembangan Produk Finansial Traveloka Mengembangkan PayLater
Pada pertengahan tahun 2018, startup travel online Traveloka telah meluncurkan fitur baru bernama PayLater. Dengan fitur tersebut, kamu bisa memesan tiket pesawat dan hotel di platform mereka tanpa perlu langsung membayar. Kamu bisa melakukan pembayaran di akhir bulan, atau mencicilnya hingga maksimal dua belas bulan.
Traveloka tidak membuat fitur tersebut sendirian. Mereka menggandeng layanan peer to peer (P2P) lending tanah air yang telah mendapat izin dari OJK, yaitu Danamas. Langkah Traveloka tersebut kini telah diikuti oleh GO-JEK yang bekerja sama dengan Findaya untuk menghadirkan layanan serupa di platform miliknya, serta Tiket yang kini menghadirkan layanan mirip di aplikasi Kredivo.
Bagaimana sebenarnya proses pengembangan fitur Traveloka PayLater tersebut? Bagaimana mereka menentukan credit scoring dari para pengguna? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, kami langsung menemui Alvin Kumarga, Senior Vice President Financial Products dari Traveloka.
Dari mana ide pembuatan fitur PayLater ini muncul?
Di Traveloka, ide untuk membuat seluruh fitur dan layanan baru selalu datang dari konsumen. Khusus untuk layanan PayLater ini, ada dua masalah yang ingin kami selesaikan:
- Banyak konsumen yang mengeluh ingin membeli tiket pesawat atau memesan hotel, tapi tidak punya uang yang cukup. Mereka menanyakan apakah Traveloka memiliki metode pembayaran dengan cicilan. Hingga saat ini, metode cicilan hanya bisa digunakan oleh para pemilik kartu kredit, yang penetrasinya mungkin masih di bawah lima persen.
- Metode pembayaran yang ada saat ini pun masih kurang seamless, tidak bisa langsung selesai hanya dengan beberapa klik saja. Saat ini memang telah ada beberapa solusi e-money, namun jumlah maksimal saldo yang diizinkan mungkin tidak cukup untuk membeli produk tiket pesawat atau hotel di Traveloka.
Sejak kapan Traveloka mulai mengembangkan fitur ini?
Kami mulai formulasi ide tersebut sekitar akhir tahun 2017, dan meluncurkannya sekitar Juni 2018.
Apa alasan memilih Danamas sebagai mitra untuk fitur PayLater?
Sejak awal kami telah berdiskusi dengan beberapa mitra potensial. Namun akhirnya kami memilih Danamas karena mereka merupakan satu-satunya layanan P2P lending yang saat ini telah mendapat izin resmi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), tidak hanya terdaftar.
Dengan begitu, kami yakin bahwa Danamas memang baik dari sisi kredibilitas dan pengawasan nasabah.
Apakah kerja sama ini bersifat eksklusif?
Segala kemungkinan (kerja sama dengan pihak lain) bisa saja terjadi di masa depan. Kita lihat bagaimana perkembangannya. Namun untuk saat ini, kami masih fokus mengembangkan kemitraan dengan Danamas.
Bagaimana Traveloka menentukan untuk menggandeng mitra atau membuat fitur sendiri?
Semuanya kami kembalikan ke mana yang lebih nyaman untuk pengguna. Saat kami ingin membuat sebuah fitur atau produk, kami mencari tahu bentuk seperti apa yang baik untuk para pengguna.
Setelah itu, kami melihat di pasar apakah sudah ada layanan lain yang membuat hal yang sama dan bisa diajak untuk bekerja sama. Apabila tidak ada, baru kami memutuskan untuk membuat fitur tersebut sendiri.
Tantangan apa yang kalian hadapi ketika mengembangkan fitur PayLater?
Tantangan terbesar adalah dari sisi edukasi pengguna. Seperti yang kita tahu, literasi keuangan digital di Indonesia masih rendah. Masih banyak orang yang tidak mengerti tentang produk-produk finansial.
Karena itu, butuh waktu yang lama dan usaha yang besar untuk mengembangkan bagaimana cara mengomunikasikan produk tersebut kepada pelanggan, hingga mereka mengerti dan paham bahwa fitur PayLater ini memang aman, bisa membantu, dan terpercaya.
Bagaimana akhirnya kalian memilih nama PayLater?
Untuk memilih nama, kami membutuhkan waktu yang cukup lama. Sejak awal kami tidak mau menimbulkan kesan “utang” yang mempunyai stigma negatif di masyarakat. Karena itu kami berusaha mencari kata atau istilah yang mempunyai kesan positif tanpa menghilangkan maksud dari fitur ini.
Waktu itu sempat ada 5-6 nama yang muncul, namun akhirnya kami memilih PayLater (bayar kemudian) karena langsung bisa menggambarkan cara penggunaan dari fitur ini.
Saat ini nama tersebut telah digunakan juga oleh startup lain, seperti GO-JEK. Bagaimana perasaan kalian?
Kami sebenarnya senang, karena artinya keputusan kami memilih nama tersebut merupakan keputusan yang baik dan benar.
Namun di sisi lain, sebagai pihak yang pertama kali menggunakan nama tersebut, kami juga sedih karena di saat fitur ini baru muncul dan berkembang, nama tersebut justru telah menjadi nama yang umum untuk layanan-layanan serupa.
Berapa pengguna yang telah menggunakan layanan PayLater hingga saat ini?
Untuk data tersebut kami belum bisa membagikannya. Namun pertumbuhannya sangat cepat, sekitar puluhan persen setiap bulan.
Bagaimana Traveloka dan Danamas memproses pengajuan dari pengguna?
Sebelum menggunakan layanan PayLater ini, pengguna harus mengajukan diri dengan cara mengirimkan data diri dan hasil pemindaian dari beberapa dokumen, seperti Kartu Tanda Penduduk (KTP), Kartu Keluarga (KK), dan kartu NPWP. Tim Traveloka kemudian akan memeriksa apakah pengguna tersebut layak atau tidak untuk menggunakan fitur PayLater.
Setelah itu, kami pun meneruskannya ke pihak Danamas, karena merekalah yang nantinya akan menentukan apakah orang tersebut memang bisa mendapat fasilitas untuk menggunakan PayLater atau tidak. Keseluruhan proses tersebut hanya memakan waktu maksimal satu jam.
Data apa yang digunakan untuk penentuan kelayakan pengguna (credit scoring) oleh Traveloka dan Danamas?
Kalau dari sisi kami, kami akan memperhitungkan semua data pengguna tersebut yang berasal dari platform Traveloka. Ada banyak sekali data, sekitar ratusan variabel, yang kemudian diproses oleh tim spesialis kami yang akan menghitung credit scoring dan menjalankan machine learning secara otomatis.
Dan dalam proses tersebut pun kami melibatkan Danamas untuk sama-sama mengembangkan metode perhitungan credit scoring yang tepat.
Berarti kalian memang membangun tim khusus untuk fitur ini?
Tentu saja. Timnya pun diisi oleh orang-orang baru, yang memang berpengalaman di bidang perbankan dan mengerti betul cara mengembangkan sebuah produk finansial.
Namun kami juga berkomunikasi dengan tim fraud dari internal Traveloka, yang lebih mengetahui kasus-kasus fraud yang sering muncul di bisnis travel.
Siapa yang nanti bertanggung jawab untuk penagihan apabila ada kredit macet?
Secara legal, para pengguna PayLater ini berutang kepada Danamas. Karena itu, untuk penagihan nantinya akan dilakukan oleh pihak Danamas.
Namun karena para pengguna tersebut juga merupakan pengguna kami, tentu kami tidak akan lepas tangan begitu saja. Kami juga akan membantu proses tersebut, misalnya dengan mengingatkan pengguna yang mungkin lupa untuk membayar tagihan lewat notifikasi di aplikasi Traveloka.
Sejak diluncurkan pada Juni 2018 lalu, apa ada sesuatu yang berubah dari layanan PayLater?
Mungkin yang berubah adalah soal tenor atau jangka waktu cicilan. Di awal kami hanya menghadirkan pilihan cicilan selama satu, dua, tiga, dan enam bulan. Namun beberapa pengguna justru meminta tenor yang lebih panjang.
Oleh karena itu, kami kini memungkinkan pengguna untuk melakukan pembayaran mulai dari satu hingga dua belas bulan.
Selain itu, kami pun lebih aktif dalam melakukan pemasaran, demi memberikan edukasi kepada masyarakat. Waktu terjadi gempa Palu, kami pun memberikan diskon besar dan memungkinkan pembayaran dengan PayLater untuk para pengguna yang ingin mengunjungi keluarga mereka di sana.
Apakah sudah ada rencana untuk menghadirkan fitur PayLater di luar Indonesia?
Untuk saat ini belum, kami ingin fokus di Indonesia terlebih dahulu karena peluangnya masih sangat besar. Apabila kami sudah merasa sukses di tanah air, baru kami akan mempertimbangkan untuk menghadirkannya di negara-negara lain.
Ada produk finansial lain yang akan kalian luncurkan dalam waktu dekat?
Untuk saat ini, kami ingin fokus ke layanan-layanan tersebut terlebih dahulu. Contohnya untuk PayLater, kami akan coba menghadirkannya untuk pembelian semua jenis produk yang ada di platform Traveloka.
(Diedit oleh Iqbal Kurniawan)
This post Kisah Pimpinan Pengembangan Produk Finansial Traveloka Mengembangkan PayLater appeared first on Tech in Asia.
The post Kisah Pimpinan Pengembangan Produk Finansial Traveloka Mengembangkan PayLater appeared first on Tech in Asia Indonesia.
Source: Inspirasi