16 Buku Startup dan Entrepreneurship Pilihan Tech in Asia Indonesia di Tahun 2016
Seiring dengan kian ramainya industri startup di seluruh dunia, makin banyak pula buku tentang bisnis startup dan dunia entrepreneurship yang terbit di tahun 2016 ini. Menariknya, buku-buku tersebut tidak hanya dibuat oleh para penulis luar negeri, namun ada juga buku-buku menarik karya para penulis tanah air.
Berikut ini adalah enam belas buku startup dan entrepreneurship terbaik versi Tech in Asia Indonesia yang terbit sepanjang tahun 2016. Semoga bisa menjadi pilihan untuk menemani kamu di masa liburan akhir tahun, atau masuk ke daftar bacaan kamu di tahun 2017 mendatang.
Originals: How Non-Conformists Move the World
Banyak yang berpendapat kalau mengikuti ide, kebiasaan, dan tradisi yang diikuti oleh mayoritas orang, merupakan kunci untuk meraih kesuksesan. Namun Adam Grant justru berpendapat sebaliknya. Menurutnya, banyak orang yang justru sukses setelah mereka menjalankan ide yang berlawanan dengan kebanyakan masyarakat. Orang-orang seperti itulah yang ia sebut dengan istilah Originals.
Dalam buku Originals, Grant pun menunjukkan beberapa kisah, seperti seorang wanita karyawan Apple yang menentang ide dari Steve Jobs, dan cerita seorang analis keamanan yang berusaha mengubah aturan kerahasiaan di CIA. Dan tindakan tersebut ternyata justru membuat mereka menjadi orang-orang yang cukup sukses.
The Inevitable: Understanding the 12 Technological Forces That Will Shape Our Future
Kevin Kelly merupakan seorang pemikir dan penulis di bidang teknologi. Dan dalam buku The Inevitable ini, ia berusaha menjelaskan tentang dua belas perkembangan teknologi yang menurutnya punya potensi untuk mengubah kehidupan manusia di masa depan.
Beberapa hal yang disebutkan dalam buku ini adalah penerapan teknologi virtual reality di dalam rumah, platform on demand seperti GO-JEK, Uber, dan Grab, serta kecerdasan buatan (AI) yang sekarang mulai hadir di segala hal yang diproduksi manusia.
Kombinasi dari keseluruhan teknologi tersebut akan mengubah bagaimana cara manusia berbelanja, bekerja, belajar, hingga berkomunikasi satu sama lain. Dan menurut Kelly, setiap orang harus mempersiapkan diri dan bisnis mereka agar bisa tetap bertahan menghadapi terpaan gelombang teknologi tersebut.
Building A Meaningful Startup
Sejak tahun 2010, seorang Brilliant Yotenega telah membangun layanan penerbit buku online bernama NulisBuku. Para penulis bisa mengirimkan karya kepada mereka, untuk kemudian diterbitkan menjadi buku secara independen.
Perjalanan Brilliant di dunia startup terus berlanjut ketika ia membuat platform menulis online Storial, dan jaringan media digital bernama ZettaMedia. Dan semua pengalaman tersebut kemudian ia bagikan kepada masyarakat lewat sebuah buku berjudul Building a Meaningful Startup.
“Ada sangat banyak orang yang menyerah ketika dalam perjalanan membangun startup. Yakni ketika rencana yang telah disusun dengan sangat bagus tidak berjalan dengan baik, produk yang diciptakan ternyata tidak menarik perhatian pengguna, dan banyak sekali kendala yang berdatangan bak jamur di musim penghujan.”
Messy: The Power of Disorder to Transform Our Lives
Satu lagi buku yang mencoba menentang pendapat kebanyakan orang. Dalam buku Messy, seorang tim editorial di Financial Times yang bernama Tim Harford mencoba menggali sisi psikologis dan ilmu sosial untuk menyatakan kalau sesuatu yang berantakan tidak harus berarti buruk.
Harford coba menunjukkan kalau ada hubungan antara sesuatu yang kacau dan berantakan, dengan kreativitas dan produktivitas yang tinggi.
Ia pun memberi contoh kekacauan yang dilakukan para musisi jazz, anak-anak di tempat bermain, hingga bisnis besar seperti Amazon. Intinya, meski berada di tempat yang berantakan dan kacau, banyak orang yang secara otomatis justru bisa memanfaatkan kondisi tersebut dan justru produktif menghasilkan karya.
To Pixar and Beyond: My Unlikely Journey with Steve Jobs to Make Entertainment History
Berbicara tentang studio animasi Pixar, mungkin banyak di antara kamu yang akan langsung teringat dengan buku karangan sang CEO, yaitu Ed Catmull. Buku berjudul Creativity Inc. tersebut memang menggambarkan dengan rinci bagaimana proses berdirinya pembuat film Toy Story tersebut, hingga mereka bergabung dengan Disney.
Dan buku To Pixard and Beyond ini pun hadir untuk melengkapi cerita hebat tersebut.
Buku ini ditulis oleh Lawrence Levy, mantan CFO dari Pixar. Dalam buku tersebut ia menceritakan kisah ketika ia pertama kali mendapat telepon dari Steve Jobs untuk bergabung dengan Pixar, yang pada saat itu sebenarnya tengah berada di ambang kehancuran.
Namun dengan kegigihan Levy dan seluruh tim dari Pixar, mereka pun berhasil selamat. Ketika Pixar membutuhkan pendanaan tambahan, Levy pun mengurus seluruh proses masuknya mereka ke bursa saham (IPO). Tak hanya itu, buku ini juga memuat kisah persahabatan yang terjalin antara Levy dan sang bos Apple dan Pixar, Steve Jobs.
In The Mind of Natali Ardianto
Saya rasa hampir semua orang di dunia startup tanah air mengenal Natali Ardianto, CTO dari perusahaan booking tiket dan kamar hotel online Tiket. Setelah menyelesaikan pendidikan di Universitas Indonesia, ia sempat mendirikan Urbanesia dan Golfnesia, sebelum kemudian membangun Tiket.
Dalam buku In The Mind of Natali Ardianto ini, Natali berusaha mengungkapkan pandangan pribadinya tentang bisnis startup. Tak hanya itu, ia juga menceritakan berbagai pengalaman pribadinya, yang diharapkan bisa menjadi masukan bagi para pembaca yang mungkin juga merupakan seorang yang tertutup seperti dirinya.
The Geography of Genius: A Search for the World’s Most Creative Places from Ancient Athens to Silicon Valley
Demi memenuhi rasa ingin tahunya tentang kisah di balik kemunculan orang-orang jenius sepanjang sejarah, seorang penulis bernama Eric Weiner pun bertualang ke seluruh dunia, mulai dari Athena hingga Silicon Valley. Dan kisah perjalanannya tersebut ia tulis dalam sebuah buku berjudul The Geography of Genius.
Weiner menunjukkan bagaimana masyarakat Athena kuno menjadi kreatif karena keterbukaan mereka terhadap ide dan orang-orang asing. Masa keemasan Athena justru terjadi setelah Persia membakar kota tersebut. Mereka akhirnya berusaha mengeluarkan seluruh kreativitas mereka untuk membangun lingkungan yang baru.
Di masa sekarang, kiblat kreativitas adalah sebuah daerah di Amerika Serikat yang bernama Silicon Valley. Menurut Weiner, Silicon Valley menjadi terkenal lebih karena mereka merupakan tempat pertama di mana banyak orang kreatif di bidang teknologi digital berkumpul. Hal itu kemudian menjadi magnet bagi orang-orang kreatif lain untuk hijrah ke sana.
Superbosses: How Exceptional Leaders Master the Flow of Talent
Menurut Sydney Finkelstein, pemimpin yang baik adalah orang yang peduli terhadap perkembangan bawahannya, memberikan kepercayaan kepada orang lain untuk menangani sebuah proyek secara independen dan mengambil resiko, serta membantu orang-orang tertentu yang menurut mereka mempunyai ide-ide brilian.
Finkelstein menyebut pemimpin seperti itu dengan istilah Superbosses.
Tokoh teknologi dunia, tidak hanya membaca buku non-fiksi saja lo!
Hal itulah yang ia lihat dari perancang busana Ralph Lauran, pendiri Oracle Larry Ellison, hingga pemilik restoran Alice Waters. Menurutnya, Superbosses adalah orang-orang yang bisa menemukan karyawan dengan talenta baik, memimpin mereka, bahkan rela melepas mereka agar bisa menghasilkan karya yang lebih besar di luar perusahaan.
Silicon Valley Mindset: Membangun Ekosistem Startup Digital Indonesia
Silicon Valley Mindset merupakan buku yang ditulis oleh Indra Utoyo, Direktur Inovasi dan Portofolio Strategis dari perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia, Telkom. Dalam buku tersebut, Indra berusaha menjelaskan kalau Silicon Valley bukan sekedar nama tempat, namun juga kumpulan pola pikir yang bisa mendorong seseorang untuk melahirkan inovasi.
Menurut Indra, pola pikir tersebut yang harus diterapkan di Indonesia, demi membangkitkan industri digital di tanah air. Dalam buku ini, Indra pun berusaha menjelaskan hal-hal yang bisa menjadi panduan bagi para pemain bisnis digital dan startup di tanah air, agar bisa memiliki pola pikir seperti orang-orang di Silicon Valley.
The Third Wave: An Entrepreneur’s Vision of the Future
Jauh sebelum masyarakat dunia mengenal Google dan Facebook, seorang Steve Case telah berusaha mengajak para penduduk Amerika Serikat untuk terhubung dengan internet. Untuk mewujudkan keinginannya tersebut, ia pun membangun sebuah perusahaan yang bernama America Online (AOL) di tahun 1985.
Selain bercerita tentang perjalanannya dengan AOL, Case juga mencoba meramalkan bagaimana bentuk teknologi masa depan dalam buku The Third Wave ini. Gelombang (wave) pertama menurutnya telah terjadi ketika AOL berusaha mengajak orang untuk menggunakan internet, sedangkan gelombang kedua hadir saat Google dan Facebook muncul dan dalam waktu singkat digunakan oleh miliaran orang di seluruh dunia.
Gelombang ketiga menurut Case akan merubah bisnis kesahatan, pendidikan, transportasi, energi, dan makanan secara signifikan. Namun untuk bisa sukses di gelombang ketiga tersebut, para startup harus bekerja sama dengan para perusahaan besar yang menguasai bisnis-bisnis tersebut saat ini.
From Silk to Silicon: The Story of Globalization Through Ten Extraordinary Lives
Dalam buku From Silk to Silicon, Jeffrey E. Garten mengajak para pembaca untuk melihat perjalanan tokoh-tokoh dunia seperti Gengis Khan, Margaret Thatcher, hingga Deng Xiaoping. Tak hanya itu, Garten juga mengangkat kisah pendiri Intel yang pernah menjadi pengungsi akibat serangan Nazi, Andy Grove. Sebagai pendiri Intel, Grove tentu punya pengaruh yang besar terhadap perkembangan prosesor yang menjadi mesin komputer saat ini.
Dengan membaca kisah mereka, diharapkan kamu bisa mengetahui bagaimana prestasi tokoh-tokoh tersebut membentuk dunia kita saat ini. Selain itu, kamu diharapkan juga bisa mengetahui bagaimana peran mereka dalam membentuk masa depan umat manusia.
Mendirikan Startup yang Diburu Angel Investor & Big Fund
Dalam buku Mendirikan Startup yang Diburu Angel Investor & Big Fund ini, Hasnul Arifin dan Tri Admojo berusaha menunjukkan bagaimana para startup di tanah air menjadi incaran investor-investor besar. Mereka berdua pun melakukannya dengan menghadirkan sejarah dari beberapa startup sukses, seperti Traveloka, Bukalapak, OLX, hingga Touchten.
Selain itu, kamu pun bisa menikmati kisah bagaimana Tokopedia bisa mendapat investasi dari Beenos pada tahun 2012, serta cerita pendanaan yang diberikan Northstar Group kepada GO-JEK. Penulis merangkum kisah-kisah tersebut dari berbagai media seperti Tech in Asia Indonesia.
Chaos Monkeys: Obscene Fortune and Random Failure in Silicon Valley
Antonio Garcia Martinez mungkin merupakan salah satu orang dengan pengalaman paling lengkap di ekosistem startup Silicon Valley. Mantan karyawan perusahaan investasi Goldman Sachs ini pernah bekerja di sebuah startup kecil bernama Adchemy, meski ia akhirnya keluar untuk membuat startup baru bernama AdGrok.
AdGrok kemudian berhasil bergabung dengan program akselerator Y Combinator dan diakuisisi oleh Twitter. Selepas akuisisi tersebut, Martinez sendiri enggan bekerja di Twitter dan justru bergabung dengan media sosial terbesar di dunia yang merupakan pesaing Twitter, yaitu Facebook.
Berkat pengalamannya yang cukup kaya tersebut, Martinez akhirnya bisa menceritakan berbagai hal tentang kehidupan di Silicon Valley yang jarang dibicarakan di media lewat buku Chaos Monkeys. Ia menggambarkan dengan rinci bagaimana ia bisa selamat dari gugatan hukum yang dilancarkan Adchemy, berkat bantuan dari founder Y Combinator Paul Graham.
Tak hanya itu, Martinez pun mengungkapkan cerita-cerita menarik di balik operasional startup besar seperti Twitter dan Facebook. Lewat buku ini, kamu bisa mengetahui bagaimana posisi-posisi tinggi di Twitter saat ini diisi oleh para karyawan yang sebelumnya bekerja di divisi iklan, serta mengapa Facebook sering menguji coba fitur-fitur baru mereka di negara seperti Selandia Baru.
Grit: Passion, Perseverance, and the Science of Success
Dalam buku Grit, psikolog Angela Duckworth coba menjelaskan sebuah teori menarik yang ia dapat setelah mewawancarai banyak orang sukses. Menurutnya, kunci sukses dari seorang tokoh hebat bukan hanya talenta dan kemampuannya yang mengagumkan, tapi juga sikap tahan banting yang biasa disebut grit.
Setelah Duckworth menjalani pengalaman sebagai pengajar, konsultan bisnis, hingga ahli saraf, ia menyadari kalau yang menentukan kesuksesan adalah kombinasi dari semangat dan ketekunan dalam jangka waktu yang panjang. Menurutnya, hal inilah yang menjadi kunci sukses dari CEO lembaga finansial JP Morgan, editor kartun di The New Yorker, hingga pelatih klub american football Seattle Seahawks.
Smarter Faster Better: The Secrets of Being Productive in Life and Business
Lewat buku Smarter, Faster, Better, Charles Duhigg berusaha mengatakan kalau semua orang dan organisasi sebenarnya bisa menghasilkan karya yang baik dalam waktu yang cepat, asalkan mereka tahu cara yang benar untuk melakukannya.
Ada delapan hal yang harus diperhatikan agar kamu bisa menghasilkan sesuatu yang baik dalam waktu yang cepat, yaitu motivasi yang benar, tim yang terbuka untuk melontarkan ide, fokus tanpa henti, mimpi yang besar, hubungan yang baik antara atasan dan bawahan, belajar dari kesalahan orang lain, cari ide dari lingkungan sekitar, serta buktikan segala sesuatu dengan data.
Duhigg mencontohkan bagaimana prinsip-prinsip tersebut dipraktikkan oleh Google, pabrik mobil NUMMI milik Toyota, serta pembuat film animasi Frozen. Uniknya, sang penulis pun menjabarkan bagaimana ia menggunakan metode tersebut ketika mencari ide untuk menulis buku ini.
Disrupted: My Misadventure in The Startup Bubble
Disrupted merupakan buku yang ditulis oleh seorang jurnalis yang telah berpengalaman selama 25 tahun di industri media, Dan Lyons. Pada usia 50an tahun, ia dipecat dari pekerjaan lamanya dan terpaksa bekerja di sebuah startup inbound marketing bernama HubSpot.
Setelah bekerja di dunia startup, Lyons justru merasa kalau HubSpot dan kebanyakan startup di Amerika Serikat hanya seperti sebuah “sekte” yang mencuci otak para karyawan dan konsumen demi mendapat keuntungan. Menurut Lyons, uang yang didapat para startup tersebut hanya berasal dari pendanaan (funding), dan proses masuknya mereka ke bursa saham (IPO) bukan dari keuntungan bisnis.
Buku ini menjadi menarik karena Lyons menjabarkan dengan rinci aktivitas-aktivitas di HubSpot yang menurutnya “aneh”, mulai dari penyebutan karyawan yang dipecat sebagai orang yang “lulus”, permen yang tersedia secara gratis, hingga sang bos yang selalu membawa boneka ketika meeting.
(Diedit oleh Pradipta Nugrahanto)
The post 16 Buku Startup dan Entrepreneurship Pilihan Tech in Asia Indonesia di Tahun 2016 appeared first on Tech in Asia Indonesia.
Source: TEchinAsia