Apa yang Harus Kamu Lakukan Jika Startup Milikmu Terpaksa Gulung Tikar?
Saat kamu menjalankan sebuah startup, kamu perlu mempersiapkan diri untuk segala kemungkinan terbaik sekaligus terburuk yang akan kamu hadapi di masa depan. Kemungkinan terbaiknya, startup berkembang pesat dan semua baik-baik saja. Bahkan, siapa tahu kamu punya kesempatan untuk memperoleh predikat Unicorn berikutnya. Kemungkinan terburuknya adalah, startup kamu gagal “lepas landas”, kemudian terpaksa tutup.
Lalu, apa yang perlu kamu lakukan apabila startup kamu terpaksa harus berhenti beroperasi? Tech in Asia Indonesia telah merangkum beberapa tip berikut dari berbagai sumber.
Utamakan transparansi
Saat investor mulai terlibat, kamu perlu terbuka terhadap investor mengenai kondisi startup, sebaik atau seburuk apa pun. Jika menemui masalah, hindari menarik diri dan menyesali keadaan.
Sebaliknya, cobalah untuk bicara dan menjelaskan permasalahan yang tengah kamu alami berikut solusi yang sudah kamu ambil, hingga rencana cadangan yang telah kamu siapkan. Investor akan lebih menghargai jika kamu berusaha terbuka. Hal tersebut dapat membangun kepercayaan mereka terhadap kamu.
Investor bisa memaafkan kegagalan, tapi mereka sulit memaafkan kegagalan dalam berkomunikasi
Yang perlu kamu tahu, investor sebenarnya tidak akan terlalu kaget saat diberi tahu jika startup kamu berada di ujung tanduk. Karena saat mulai berinvestasi, mereka memang sudah memiliki perhitungan dan telah menyiapkan diri terhadap kemungkinan terburuk yang akan terjadi.
Cari pembeli potensial
Dalam sebuah artikel yang dimuat di VentureBeat, menjual perusahaan bisa jadi salah satu alternatif untuk menyelamatkan startup. Bahkan menjual ke kompetitor sekalipun.
Kumpulkan daftar kompetitor potensial, lalu mulai hubungi siapa saja yang mungkin akan tertarik untuk membeli perusahaan kamu. Walaupun ini adalah salah satu pilihan yang tidak terlalu mengenakkan, tapi layak kamu coba supaya kamu tidak benar-benar “karam”.
Paling tidak, kamu bisa mendapatkan cukup uang untuk memberikan gaji serta utang yang belum terbayar. Atau bahkan, kamu dan tim bisa mendapatkan jabatan baru bila startup dibeli dengan cara acquihire.
Selain kompetitor, mencoba menawarkan perusahaan kamu ke partner ataupun pelanggan dengan profil yang cukup menjanjikan juga bisa kamu coba. Pastikan kamu melakukan pendekatan yang baik dan mereka memang benar-benar dekat dengan kamu atau startup milikmu.
Ada aset yang bisa dijual?
Apabila kamu tidak menemukan orang yang tertarik untuk membeli perusahaan kamu namun kamu benar-benar memerlukan sejumlah uang, menjual aset perusahaan bisa jadi pilihan.
Kamu bisa menjual teknologi yang kamu miliki, inventori perusahaan, bahkan data-data pelanggan seperti profil, demografi, dan lain sebagainya. Data-data yang tersusun dengan baik bisa kamu jual ke perusahaan analis keuangan, pemasaran, industri atau semacamnya.
Jalin komunikasi yang baik dengan stakeholder
Selain investor, kamu juga perlu memikirkan stakeholder lainnya. Di antaranya adalah sesama tim atau karyawan, konsumen layanan startup, hingga keluarga serta rekan-rekan yang mendukungmu.
Tim atau karyawan kamu telah menginvestasikan waktu, tenaga, dan pikiran mereka untuk membantu membesarkan startup. Jika ada sesuatu yang terjadi, mereka perlu mengetahui keadaan sebenarnya karena hal tersebut berkaitan dengan masa depan karier mereka. Apabila kamu masih memiliki tanggungan seperti gaji yang tertunda, jelaskan bagaimana kamu akan menyelesaikannya dan dalam waktu berapa lama.
Ucapkan terima kasih untuk para pengguna setia produk atau layanan kamu, baik melalui email, media sosial, atau situs resmi perusahaan. Apabila perlu, berikan kejelasan tentang bagaimana kelanjutan langganan atau status mereka setelah startup berhenti beroperasi.
Berikan juga penjelasan kepada keluarga dan rekan terdekat yang memberikan dukungan untuk kamu selama menjalankan startup, serta ucapan terima kasih atas perhatian yang mereka berikan.
Amankan informasi dari dunia luar
Keputusan untuk menutup perusahaan bukanlah berita yang menyenangkan untuk didengar. Jadi, sebelum kamu menetapkan semua hal terkait keputusan tersebut, simpan informasi untuk internal perusahaan terlebih dahulu. Paling tidak, batasi hingga investor dan para shareholder saja yang mengetahuinya dulu.
Istirahat sejenak
Menutup perusahaan tentunya membutuhkan waktu dan usaha yang tidak sedikit. Energi dan pikiran kamu sudah banyak terkuras. Lalu, kenapa tidak beristirahat sejenak dari keputusan penting yang telah kamu ambil?
Sebelum kamu memikirkan masa depan, beristirahatlah sejenak. Atur nafas dan pikiran sebelum kamu mengambil keputusan berikutnya. Tidak perlu terburu-buru. Beri waktu untuk introspeksi diri dan refleksi, agar kamu tidak mengulangi kesalahan yang sama di masa depan.
(Diedit oleh Iqbal Kurniawan; Sumber gambar: Alfa Image)
The post Apa yang Harus Kamu Lakukan Jika Startup Milikmu Terpaksa Gulung Tikar? appeared first on Tech in Asia Indonesia.
Source: TechinAsia