skip to Main Content

Bangun Gedung, UNY Diminta Tetap Pertahankan Kearifan Lokal

IMG_20170722_160537-1200x900Yogyakarta – Menristekdikti Mohamad Nasir resmikan ground breaking pembangunan gedung Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Sabtu (22/7). Pembangunan gedung ini merupakan salah satu roadshow realisasi skema 7 in 1 dari Islamic Development Bank (IDB) yang penandatanganan kesepakatannya disaksikan langsung oleh Menristekdikti pada 14 Juli yang lalu.

Seperti diketahui bersama, proyek 7 in 1 dilaksanakan di tujuh Perguruan Tinggi Negeri yaitu Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Universitas Negeri Gorontalo (UNG), Universitas Sam Ratulangi (UNSRAT), Universitas Tanjungpura (UNTAN), Universitas Lambung Mangkurat (ULM), serta Universitas Syiah Kuala (UNSYIAH) sendiri melalui dana dari SFD.

“Untuk 7 in 1 yang didanai IDB, dimulai dua hari yang lalu di Universitas Negeri Gorontalo, kemudian kemarin di Universitas Negeri Surabaya, dan pada hari yang berbahagia ini di Universitas Negeri Yogyakarta. Seremoni yang kita lakukan pada kesempatan ini merupakan salah satu wujud rasa syukur dan bahagia atas realisasi dari proses pembangunan tersebut,” ucap Nasir.

Melalui proyek ini, Nasir berharap akses Perguruan Tinggi dan mutu penyelenggaraan pendidikan tinggi di UNY, termasuk 6 Universitas lainnya dapat menjadi lebih baik, di antaranya: (1) Terdapat penambahan kapasitas layanan mahasiswa sebesar 15.000 mahasiswa; (2) Peningkatan jumlah dosen bergelar Doktor; (3) Meningkatnya kualitas penelitian dan publikasi ilmiah di tingkat nasional maupun internasional; (4) Semakin memperkuat eksistensinya dalam penyelenggaraan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang berdaya saing di tingkat lokal, nasional dan internasional; sejalan dengan Nawa Cita yaitu meningkatkan produktivitas dan daya saing.

“Saya berharap semoga dengan dukungan pembiayaan Proyek 7 in 1 ini, dimasa yang akan datang UNY akan semakin meningkatkan kontribusinya dalam bidang pendidikan yang berdampak terhadap perbaikan perilaku pola pendidikan di masyarakat secara lokal dan nasional. Hal ini akan sejalan dengan identitas yang dikembangkan di UNY sebagai kampus Leading in Character Education, yang berlandaskan ketaqwaan, kemandirian dan kecendekiaan. Yang tak kalah penting jaga dan pertahankan kearifan lokal juga dalam pembangunan gedung. Nanti saya juga akan tagih kepada UNY untuk peningkatan publikasinya, karena dengan adanya gedung nanti pasti proses riset juga akan lebih baik,” pungkas Nasir.

Rektor UNY Sutrisna Wibawa menjelaskan bahwa UNY mendapat tanggung jawab untuk membangun koridor kualitas pendidikan di pulau Jawa.

“Dalam konteks ini, UNY akan mendukung Koridor Jawa dalam membangun industri dan jasa nasional. UNY berperan dalam melatih dan mempersiapkan tenaga guru untuk tingkat SD, SMP, dan SMA yang dibutuhkan di wilayah ini. Universitas Negeri Yogyakarta akan membangun model pendidikan kejuruan,” ujarnya.

Dalam Proyek 7 in 1 IDB ini UNY memperoleh 13 gedung yaitu Lab. Teknik Sipil dan Struktur, Lab. Mesin dan Otomotif, Lab. Elektronik dan Listrik, Gedung Pertunjukan di FBS, Pusat Pelatihan Bahasa, Lab. Ekonomi dan Bisnis Terpadu, Lab. Matematika dan IPA, Lab. IPS Terpadu, Lab. Pendidikan Usia Dini dan Sekolah Dasar, Gedung Kuliah Umum, Perpustakaan Digital, Pusat Kebugaran dan Olahraga serta Lab. Olahraga Terpadu dengan total development area seluas 35.314,25 meter persegi. Untuk UNY sendiri besaran dana pada pembangunan gedung ini kurang lebih mencapai Rp. 279 Milyar.

Menurut Sutrisna yang juga merupakan eks-Sesditjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemenristekdikti ini, pembangunan gedung-gedung dalam Proyek 7 in 1 IDB telah dipertimbangkan prinsip desainnya.

“Yaitu lingkungan belajar yang kondusif, keberlanjutan lingkungan dan menjunjung budaya dan kearifan lokal,” katanya.

Lingkungan belajar yang kondusif dapat tercipta dengan mengakomodasi kegiatan individual dan berkelompok sehingga mendukung lingkungan akademik yang inovatif sedangkan pemeliharaan lingkungan yang berkelanjutan dengan cara konservasi energi, optimalisasi pencahayaan alami dan manajemen air. Kondisi kampus yang berada di antara Kraton Yogyakarta dan Candi Prambanan membuat desain gedungnya merupakan gabungan dari keistimewaan arsitektural kedua heritage dengan mempertahankan karakteristik modern. (DZI/KSKP)

Source: Belmawa Ristek

Back To Top