CEO Jet Commerce Bicara Tentang Perkembangan Bisnis dan Ekspansi ke Vietnam dan Thailand
Sejak tahun 2017 silam, mantan CEO Oppo Indonesia Jet Lee telah mendirikan perusahaan logistik J&T Express yang kini gerainya telah hadir di banyak lokasi di Indonesia. Di waktu bersamaan, Lee sebenarnya juga ikut mendirikan sebuah perusahaan lain bernama Jet Commerce.
Jet Commerce fokus membantu para pemilik Usaha Kecil dan Menengah (UKM) maupun perusahaan besar yang biasa menjual produk secara offline, untuk masuk ke bisnis jual beli online.
Bagaimana sebenarnya bisnis dan perkembangan Jet Commerce hingga saat ini? Apa saja pelajaran yang mereka bawa dari Cina untuk mendukung industri e-commerce di tanah air? Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, kami pun memutuskan untuk bertemu lagsung dengan sang CEO, Oliver Yang.
Apa saja sebenarnya layanan dari Jet Commerce?
Kami memiliki dua layanan utama. Yang pertama adalah layanan sebagai mitra resmi Alibaba.com di Indonesia. Dengan layanan ini, kami bisa membantu para pemilik UKM di Indonesia yang ingin menjual produk mereka di Alibaba, sehingga bisa dibeli oleh semua orang di seluruh dunia.
Sedangkan yang kedua adalah layanan untuk membantu para brand yang ingin menjual produk secara online. Kami bisa membantu mereka dalam hal:
- Menentukan strategi pemasaran.
- Menentukan e-commerce atau marketplace mana yang cocok untuk mereka.
- Membuat desain produk, dan menampilkannya di platform online sebagai Official Store.
- Menangani keluhan pelanggan dengan tim customer service internal.
- Melakukan pengemasan barang.
- Mengirim produk ke pelanggan.
Khusus untuk layanan yang kedua, bisakah brand hanya memilih satu atau dua jenis layanan tertentu, dan tidak menggunakan layanan yang lain (à la carte)?
Untuk saat ini kami lebih memilih untuk hanya menghadirkan layanan secara penuh kepada brand. Namun tidak menutup kemungkinan kami akan menghadirkan layanan à la carte seperti itu di kemudian hari.
Saat ini telah ada beberapa startup di Indonesia yang juga menghadirkan layanan e-commerce enabler seperti yang kalian tawarkan, misalnya aCommerce. Apa strategi kalian untuk memenangkan persaingan?
Kami sebenarnya cenderung menghindari istilah enabler, karena istilah tersebut identik dengan perusahaan pergudangan dan logistik, serta hanya fokus kepada volume penjualan.
Sedangkan kami justru fokus pada pembuatan strategi pemasaran, brand image, serta awareness masyarakat terhadap brand tersebut. Dengan begitu, mereka bisa merasakan dampak positif untuk jangka panjang. Strategi online tersebut pun harus sejalan dengan strategi mereka di ranah offline.
Agar bisa berhasil dengan fokus tersebut, kami pun merekrut talenta-talenta yang berpengalaman di agensi periklanan di Indonesia, serta para ahli dari Cina.
Hal seperti apa yang kalian pelajari di Cina, dan terbukti bisa sukses diterapkan di tanah air?
Salah satunya adalah pentingnya fitur online chat. Selain itu, kami juga mencoba melakukan pengemasan yang menarik, agar pelanggan bisa merasakan perbedaan memesan lewat Official Store kami dengan toko lain, meski produknya sama.
Contohnya untuk salah satu produk kosmetik, kami membuat semacam gift box, serta memasukkan kartu ucapan terima kasih dan hadiah kecil di dalamnya. Dengan begitu, pelanggan pun secara otomatis akan membagikan kemasan tersebut di media sosial mereka, meski kami tidak memintanya.
Kami mencoba mengatasi salah satu masalah yang terjadi di bisnis e-commerce, yaitu pengguna tidak bisa menyentuh dan mencoba langsung produk yang dijual. Kami menghadirkan apa yang kami sebut dengan Rich Content di deskripsi produk.
Di kolom deskripsi, kami menjelaskan tentang:
- Mengapa kamu harus memilih brand tersebut,
- Mengapa kamu harus membeli produk tersebut,
- Dari mana bahan baku untuk membuat produk tersebut berasal.
Selain itu, untuk produk fesyen, kami pun akan menampilkan situasi yang tepat untuk menggunakan produk tersebut, serta bagaimana cara memadu padankan dengan produk lain.
Apakah Indonesia sebenarnya hanya membutuhkan beberapa layanan pendukung e-commerce seperti kalian? Atau sebenarnya masih ada ruang untuk lebih banyak layanan baru?
Bicara tentang e-commerce, menurut saya tidak cukup hanya dengan beberapa layanan. Di Cina sendiri ada ribuan layanan pendukung e-commerce, baik yang skala kecil maupun besar.
Saat ini, masih banyak brand yang belum siap untuk masuk ke bisnis online, sehingga pasar untuk bisnis ini masih sangat besar.
Berapa jumlah gudang yang saat ini dimiliki oleh Jet Commerce? Apakah kalian menggunakan gudang milik J&T Express?
Kami mempunyai gudang sendiri, terpisah dengan gudang J&T Express. Saat ini kami baru mempunya dua gudang di daerah Tangerang dan Daan Mogot, Jakarta Barat. Pada tahun 2019 nanti, kami menargetkan menambah dua gudang baru di Pulau Jawa dan Sumatera.
Hingga saat ini, brand apa saja yang telah bekerja sama dengan kalian?
Saat ini, kami telah bekerja sama dengan Oppo, MamyPoko, Mustika Ratu, Sisheido, Dettol, Colgate, dan beberapa brand lain.
Kami memang tidak langsung mengajak semua perusahaan untuk bekerja sama. Kami lebih memilih untuk mengincar satu brand terkenal di setiap kategori, membuatnya sukses di pasar online, sebelum kemudian membuka kerja sama dengan perusahaan lain di kategori tersebut.
Contohnya dalam kerja sama kami dengan Oppo. Kami berusaha menciptakan mindset pelanggan, agar ketika seseorang berniat membeli smartphone secara online, maka ia akan langsung memikirkan brand Oppo. Hal serupa kami harap juga bisa terjadi ketika mereka mencari smartphone yang baik digunakan untuk selfie.
Apakah kerja sama tersebut bersifat eksklusif?
Ya, kami memilih untuk membuatnya eksklusif agar semua bentuk pemasaran produk mereka secara online bisa senada. Sehingga apabila kamu membeli produk resmi dari brand tersebut, dapat dipastikan kami lah yang mengirimnya.
Berapa jumlah transaksi yang kalian fasilitasi setiap hari?
Sekitar dua ribu pesanan setiap hari.
Berapa jumlah karyawan kalian saat ini?
Jumlah tim kami saat ini mencapai 170 orang. Angka tersebut sudah termasuk tim operasional di gudang, customer service, serta Digital Marketing.
Untuk tim Digital Marketing kami membagi menjadi tiga bagian, yaitu Marketing Planner, Copywriter, dan Designer.
Apakah kalian tengah mencari pendanaan baru?
Sejak awal, kami beroperasi dengan dana dari founder kami, yaitu Jet Lee. Sejauh ini kondisi finansial kami masih baik, sehingga belum butuh pendanaan eksternal.
Apakah kalian pernah mendapat investasi dari Alibaba?
Tidak, hubungan kami dengan Alibaba hanyalah sebagai mitra.
Ada rencana ekspansi ke negara lain dalam waktu dekat?
Saat ini, kami telah mempunyai tim di Thailand dan Vietnam. Ada dua hal mengapa kami memutuskan untuk melakukan ekspansi ke sana:
- Para brand mendorong kami untuk juga menghadirkan layanan di negara-negara tersebut.
- Minat masyarakat di sana untuk membeli barang milik brand yang bekerja sama dengan kami secara online juga cukup tinggi.
Selain itu, saudara kami J&T Express juga telah hadir di sana. Jadi ketika kami melakukan ekspansi, setidaknya kami sudah mempunyai keluarga yang bisa mendukung kami.
(Diedit oleh Fairuz Rana Ulfah)
This post CEO Jet Commerce Bicara Tentang Perkembangan Bisnis dan Ekspansi ke Vietnam dan Thailand appeared first on Tech in Asia.
The post CEO Jet Commerce Bicara Tentang Perkembangan Bisnis dan Ekspansi ke Vietnam dan Thailand appeared first on Tech in Asia Indonesia.
Source: Inspirasi