Demonstrasi Budaya Teh Jepang Universitas Al Azhar Indonesia “Kedamaian Dalam Semangkuk Teh”
Jakarta– “Budaya itu melekat dengan bahasa, menghargai budaya berarti menjunjung tinggi bahasa yang ada. “ ujar Rektor Universitas Al Azhar Indonesia Bapak Prof. Ir. Dr Asep Saefudin M.Sc, dalam sambutannya di acara kuliah umum sastra Jepang Demonstrasi Upacara Minum Teh Jepang “CHADO” Urasenke yang digelar di ruang serbaguna Rabu, 6 Desember 2017. Acara ini diselenggarakan atas kerjasama pihak Universitas Al Azhar Indonesia dengan Kedutaan besar Jepang dan dihadiri langsung oleh Rektor Universitas Al Azhar, Dekan Fakultas Sastra dan Mahasiswa Program Studi Sastra Jepang.
CHADO sendiri merupakan upacara minum teh yang sangat terkenal di Jepang. Dimana persiapan upacara minum teh merupakan suatu yang sangat penting dalam hal estetika serta telah berkembang menjadi suatu seni tersendiri. Pertemuan ini merupakan perwujudan dari nilai nilai pemahaman yang diperoleh seseorang dari pendalaman serta disiplin menghidangkan teh dengan menikmatinya sebagai kepuasan batin merupakan dasar gaya hidup yang disebut “CHADO”. Bilamana semangkuk teh dihidangkan sesuai dengan tata krama minum teh, suatu sintese kebudayaan dengan wawasan yang luas dan cita cita yang tinggi menyatukan diri dengan aspek batin, moral, estetika, filsafah dan hubungan sosial. Dalam tata krama minum teh, seseorang tidak saja diajar untuk mengatur segala sesuatu dengan sebaik mungkin, tetapi juga untuk menerapkan hal tersebut dalam kehidupan sehari hari. CHADO sendiri memiliki empat prinsip dasar yaitu keserasian, saling hormat-menghormati, kesucian dan ketenangan. Proses sederhana untuk menghidangkan dan menerima semangkuk teh dilakukan dengan satu tujuan saja, yaitu untuk mewujudkan ketenangan batin dalam pergaulan sesama manusia. Melalui semangkuk teh rasa damai dapat berkembang dengan sesungguhnya karena perasaan itu dapat dibagi dengan sesama kita dan dijadikan dasar kehidupan kita.
Dewasa ini, dengan adanya modernisasi telah semakin memudahkan manusia dalam melakukan kebanyakan pekerjaan. Waktu serta energi yang dibutuhkan untuk mempersiapkan serta menyajikan secangkir teh nampaknya sudah tidak berguna. Namun semangkuk teh bilamana disiapkan sesuai dengan prinsip CHADO, meminum teh mampu memenuhi kebutuhan manusia bagi ketenangan rohani. Ritual ini merupakan suatu ritual yang sederhana serta ekonomis, darimana semua orang dapat menemukan “kedamaian di alam semangkuk teh”.
Melekatnya unsur budaya dengan bahasa sudah menjadi hal penting yang harus diketahui oleh setiap mahasiswa, khususnya program studi sastra. Dengan mempelajari budaya, tentu ini akan Mempererat aspek kultur dan budaya antar bangsa, itulah yang bisa dilakukan oleh generasi muda sebagai penggerak bangsa. Ada unsur Respectation yang bisa kita pelajari dalam acara minum teh ini, menghormati bagaimana alam memberikan obat – obatan, manusia yang meraciknya, dan bagian menikmatinya yang terasa sebagai meditasi adalah unsur kekayaan budaya yang juga harus dipelajari. Semoga acara ini dapat memperkaya pengetahuan mahasiswa akan budaya teh jepang dan dapat turut melestarikannya di masyarakat luas.