Kato Bantu Pelaku UKM Mengurus Pembukuan Transaksi Lewat Aplikasi
Founder: Sulistiyanto
Industri: Point of Sales (POS)
Status pendanaan: bootstrapping
- Kato adalah aplikasi yang memungkinkan pengguna yang bergerak di ranah UMKM untuk memanfaatkan smartphone sebagai mesin kasir.
- Saat ini Kato masih dalam fokus penyempurnaan layanannya, khususnya untuk pengembangan layanan cloud.
Berawal dari pengamatan di daerah asalnya ketika melihat banyak usaha kecil menengah (UKM) yang kesulitan membeli komputer untuk kebutuhan pembukuan transaksi, Sulistiyanto tergerak membuat sebuah aplikasi yang memudahkan pelaku UKM melakukan hal tersebut hanya melalui smartphone.
Pria asal Tuban, Jawa Timur ini membuat aplikasi bernama Kato, yang memungkinkan penggunanya memanfaatkan smartphone mereka layaknya mesin kasir. Sebagai contoh, ketika ada produk masuk, maka pelaku UKM cukup memindai barcode yang ada dalam produk tersebut lewat aplikasi Kato. Selanjutnya, akan ada pilihan untuk memasukkan nama barang, harga, hingga jumlah stok atau persediaan barang.
Jika data produk sudah masuk, maka saat ada transaksi pembelian, pelaku UKM cukup memindai barcode barang yang dibeli pembeli. Nantinya semua transaksi itu akan tercatat secara otomatis sehingga pelaku UKM bisa memantau stok barang dan melihat catatan transaksi.
“Di daerah saya banyak UKM yang sering bertanya tentang penggunaan aplikasi di komputer. Mereka juga kesulitan membeli komputer karena butuh dana banyak. Dari situ, saya berniat membuat perangkat lunaknya. Kebanyakan dari mereka sudah punya smartphone. Lewat aplikasi ini, catatan transaksi juga bisa dicetak lewat printer menggunakan bluetooth,” ujar Sulistiyanto kepada Tech in Asia Indonesia.
Menurut Sulistiyanto, melalui aplikasi ini ia ingin menyelesaikan permasalahan UKM yang masih kesulitan memantau stok barang serta melihat grafik penjualan. Saat ini, kata Sulistiyanto, pelaku UKM juga bisa memasukkan produk yang tidak memiliki barcode seperti gula pasir kiloan yang dikemas dalam plastik. “Biasanya ada yang jual gula, enggak ada barcode. Di aplikasi ini ada opsi membuat ID. Jadi pencarian produk berdasarkan nama. Misalnya, gula berapa kilogram,” tuturnya.
Rencana pengembangan versi cloud
Bicara soal fitur, Kato memang masih cukup terbatas. Sebagai contoh, saat ini satu akun dalam aplikasi Kato hanya berlaku untuk satu perangkat smartphone karena data-datanya masih tersimpan dalam smartphone tersebut.
Ke depannya, Sulistiyanto berencana mengembangkan Kato yang memakai layanan komputasi awan alias cloud. Opsi layanan cloud ini juga yang diproyeksikan Sulistiyanto dalam upayanya melakukan monetisasi. Sekaligus dengan adanya layanan cloud, pelaku UKM juga akan akan mendapat kemudahan jika mereka berniat membuka cabang.
“Yang jelas pengembangan Kato berlanjut terus, terutama versi cloud, agar pelaku UKM bisa membuka cabang lain,” ucapnya. Sedangkan mengenai strategi bersaing dengan kompetitor, Sulistiyanto mengaku belum menyusunnya. Namun ia sedang melakukan pembicaraan dengan rekannya yang bekerja di bagian marketing untuk melakukan kolaborasi. “Sementara ini (aplikasinya) baru ada di Android, belum ada di iOS,” jelasnya.
Adapun beberapa startup lokal yang fokus pada solusi Point of Sales (POS) juga menawarkan layanan serupa seperti yang ditawarkan oleh Kato. Seperti HelloBill, Olsera, Moka, maupun NadiPos. Beberapa di antara mereka juga sudah menggunakan cloud sebagai bagian layanannya.
(Diedit oleh Pradipta Nugrahanto)
The post Kato Bantu Pelaku UKM Mengurus Pembukuan Transaksi Lewat Aplikasi appeared first on Tech in Asia Indonesia.
Source: Inspirasi