Mengapa Investor Beri Modal pada Founder yang Punya Karakter Mirip
Ketika para pengusaha mendekati investor atau perusahaan modal ventura (VC), mereka kerap mencoba mencocokkan bisnis perusahaan mereka dengan sektor yang sebelumnya pernah mendapatkan pendanaan dari investor tersebut.
Ini adalah tindakan yang rasional. Investor yang didekati kemungkinan tahu lebih banyak mengenai sektor tersebut dibandingkan rekan-rekannya. Secara teoritis, mereka kemungkinan tertarik untuk berinvestasi lagi di sektor yang sama.
Tapi, saya mendapati kenyataan hal ini tidak selalu berhasil.
Sering kali, investor yang telah menanamkan modal di sektor tertentu memiliki standar tinggi ketika ingin memberikan pendanaan di bidang yang sama.
Ketika kamu telah berkecimpung di suatu bidang, kamu akan menghadapi berbagai tantangan dan kesulitan yang berkaitan dengan segmen pasar tersebut. Kondisi ini akan menjadikanmu sangat, sangat pesimis dan pemilih.
Terkadang akan lebih mudah untuk berinvestasi pada bidang di mana kamu punya sedikit pengetahuan, meskipun tidak mengetahui semua hal secara detail. Bagaimanapun juga, akan sangat menyenangkan memiliki optimisme di balik ketidaksadaran akan gambaran seutuhnya.
Ada beberapa contoh mengenai ini, dan saya pikir hal ini terutama berlaku di bidang teknologi periklanan. Kamu mungkin sering melihat para investor menekuni bidang ini, melakukan beberapa investasi yang sukses, tapi kemudian keluar ketika ada pihak lain yang masuk untuk menggantikan posisi mereka.
Kejadian yang sama juga berlaku di bidang e-commerce. Meskipun kedua pasar tersebut mampu menuai sukses, namun mereka juga sangat kompetitif dan punya tantangan tersendiri (seperti kebutuhan modal yang intens di e-commerce, keputusan exit yang buruk, dan lainnya).
Saya pikir terkadang sulit mencocokkan pola berdasarkan sektor. Tapi menurut saya lebih mudah melihat kecocokan pola berdasarkan karakter founder yang sukses mendapatkan pendanaan sebelumnya dari investor tersebut.
Mencocokkan profil founder
Ketika seorang investor meraih sukses setelah memberikan pendanaan pada founder dengan profil tertentu, mereka cenderung terpikat dengan founder yang memiliki karakteristik serupa.
Saya telah melakukan beberapa percakapan dengan para investor yang isinya seperti ini, ”Saya benar-benar suka dengan perusahaan ini, founder startup ini mengingatkan saya pada (menyebut nama) ketika dia baru saja memulai (menyebut suatu portofolio perusahaan yang telah sukses).”
Berinvestasi pada suatu startup bersifat personal. Sebagai orang yang akan menghabiskan banyak waktu dengan founder, para investor cenderung tertarik pada profil orang yang serupa.
Ini berarti, daripada mengacu pada tipe perusahaan, jenis orang yang telah mendapatkan pendanaan dari investor memberi petunjuk kuat tentang profil founder seperti apa yang menarik bagi investor tersebut.
Cara terbaik untuk berkenalan dengan suatu investor yaitu melalui founder lain yang menjadi portofolio suksesnya—bahkan lebih baik jika kamu punya sifat serupa dengan mereka.
Bagi saya pribadi, saya cenderung terobsesi dengan founder yang tekun serta fokus pada desain produk. Hal ini berkaitan dengan pengalaman saya bekerja dengan Pierre Valade dan Jeremy Le Van, founder perusahaan Sunrise (yang telah diakuisisi oleh Microsoft). Saya juga menjadi saksi kesuksesan (dan kebahagiaan) kolega lama saya, General Partner di Spark Capital, Bijan Sabet, yang kini bekerja dengan orang-orang hebat seperti founder Tumblr, David Karp.
Begitu pun partner saya, David, yang menyukai founder dengan kemampuan kuat di bidang pemasaran serta memiliki berbagai taktik kreatif untuk masuk ke pasar. Saya bisa saja bertemu dengan seorang founder, dan segera mengetahui dia adalah jenis orang yang akan disukai oleh David.
Ide “pencocokan founder” ini juga berguna dalam membangun tim co-founder. Selain founder/CEO, coba amati dua atau tiga orang pertama yang kamu rekrut untuk mengetahui bagaimana membangun tim awal yang hebat.
Pada akhirnya, kamu tidak dapat mengubah siapa dirimu. Tapi kamu punya pilihan untuk menentukan siapa orang yang akan menjadi co-founder, dan siapa saja tim awal perusahaanmu. Saya pikir, kamu tidak semestinya merekrut orang dan membentuk tim hanya untuk menyenangkan investor, karena tindakanmu saat ini akan memengaruhi indikator kerja perusahaanmu di masa depan.
Jadi, jika kamu sedang melakukan riset tentang calon investor, jangan hanya melihat sektor apa saja yang mereka danai. Kamu juga harus mengecek para founder yang berada dalam portofolionya—di mana kamu bisa menemukan kecocokan pola paling kuat.
(Artikel ini pertama kali dipublikasikan dalam bahasa Inggris. Isi di dalamnya telah diterjemahkan dan dimodifikasi oleh Fairuz Rana Ulfah sesuai dengan standar editorial Tech in Asia Indonesia. Diedit oleh Iqbal Kurniawan)
This post Mengapa Investor Beri Modal pada Founder yang Punya Karakter Mirip appeared first on Tech in Asia.
The post Mengapa Investor Beri Modal pada Founder yang Punya Karakter Mirip appeared first on Tech in Asia Indonesia.
Source: Inspirasi