Mengintip Aktivitas Keseharian Chief Product Officer (CPO) Modalku
Saya bekerja sebagai Chief Product Officer (CPO) di Funding Societies, atau yang dikenal dengan nama Modalku di Indonesia. Bersama seorang CTO, saya memimpin tim produk, data, engineering, mobile, security, dan quality assurance (kami menyebutnya dengan istilah PDEMSQ di lingkungan internal).
Sebelum bergabung dengan Modalku, saya bekerja di tim teknologi Barclays Investment Bank. Saya juga pernah mengembangkan software untuk startup penyewaan rumah, membantu membuat layanan perantara untuk jual beli cryptocurrency, serta meluncurkan sebuah startup sosial. Sebelumnya, saya mengenyam pendidikan di Nanyang Technological University di Singapura.
Inilah aktivitas saya sehari-hari.
Pukul 6.00
Alarm berbunyi. Saya menekan tombol jeda (snooze), dan kembali tidur selama lima menit. Ini adalah bagian terbaik dari hari saya. 🙂
Pukul 6.05 – Bangun, memeriksa Slack, meditasi
Di waktu ini, para “kalong” di tim kami (yang terbiasa bekerja di malam hari) biasanya akan meminta saya memeriksa atau menindaklanjuti sesuatu. Hal ini bisa terjadi karena kami bekerja berdasarkan hasil, bukan waktu kerja. Oleh karena itu, karyawan bebas untuk bekerja kapan pun mereka suka.
Saya biasanya akan menghabiskan waktu tiga puluh menit memberikan tanggapan dan menentukan hal-hal apa yang harus saya tindak lanjuti, atau saya jadikan prioritas di hari itu.
Setelah selesai, saya akan menggunakan waktu setengah jam berikutnya untuk melakukan meditasi, demi menjernihkan pikiran dan memusatkan energi. Saat-saat seperti itu membantu saya mengidentifikasi hal-hal penting yang membutuhkan perhatian saya selama ini.
Pukul 8.00 – Melakukan panggilan telepon, merekrut karyawan, penyesuaian.
Dengan dana segar yang baru kami dapatkan dan beberapa rencana kerja yang harus diselesaikan, membuat kami membutuhkan lebih banyak talenta berkualitas. Sebagian waktu saya pun harus didedikasikan untuk membangun tim developer, desainer, dan product manager.
Untuk itu, saya harus menyisihkan waktu mewawancarai kandidat potensial. Saya berusaha mengatur jadwal wawancara tersebut sepagi mungkin. Bila tidak bisa, saya akan menggunakan waktu di pagi hari untuk menentukan bagian tim mana yang memerlukan penyesuaian, lalu mengatur jadwal untuk membicarakan hal tersebut.
Sebagai startup yang tengah berkembang, kami perlu memperluas komunikasi kami ke seluruh karyawan yang tersebar di tiga negara. Itu artinya saya harus mengulang-ulang beberapa pesan penting. CTO GO-JEK Ajey Gore menyebutnya sebagai CRY (continuously repeat yourself, atau terus ulangi kata-kata kamu).
Saya cukup sering melakukan CRY akhir-akhir ini.
Pukul 10.00 – Checklist dan fokus
Daftar pekerjaan (checklist) bisa membantu menjaga kejelasan tugas, mengurangi beban pikiran, dan membuat saya fokus pada eksekusi. Pada pukul 10 pagi, saya biasanya memeriksa satu atau beberapa checklist, serta menindaklanjuti beberapa tugas di dalamnya.
Saya melakukannya secara konsisten di mana pun saya berada, baik di Jakarta, Singapura, maupun Kuala Lumpur. Ini adalah contoh checklist yang saya miliki:
Mencoret tugas yang telah selesai dalam sebuah checklist bisa membuat saya sangat bahagia. Namun di akhir hari, daftar tersebut biasanya akan kembali bertambah, dan saya kembali harus mengatur prioritas.
Pukul 13.00 – Makan siang atau menjadi “unta”
Beberapa diskusi terbaik di tim kami terjadi di luar kantor, di saat kami tengah santai menikmati makanan. Jika waktu memungkinkan, saya akan mengajak tim saya untuk makan siang bersama, atau mengikuti rencana makan siang mereka.
Tidak ada agenda tertentu yang perlu kami bahas di waktu makan siang tersebut. Kami hanya membicarakan berbagai hal secara acak, mulai dari masalah yang kami coba selesaikan, serta hambatan yang kami hadapi.
Selain itu, saya juga sering mengikuti Program Unta. Ini adalah inisiatif dari CTO kami, Mao Foo. Ia percaya bahwa manusia sebenarnya seperti unta, yang bisa menyimpan energi dalam waktu yang lama, lalu serta memanfaatkannya sesuai kebutuhan. Program ini sangat bermanfaat apabila kami tengah menghadapi tenggat waktu, situs kami tiba-tiba tidak bisa diakses, atau ada jadwal yang padat.
Intinya, kami tidak makan siang.
Hal ini mungkin tidak cocok untuk semua orang, namun sangat berguna untuk meningkatkan energi sepanjang hari! Saya masih suka menikmati makan siang, tapi saya siap untuk “menjadi unta” apabila dibutuhkan.
Pukul 14.00 – Review terhadap tugas yang telah dikerjakan
Aktivitas ini dikenal dengan istilah Retrospektif, di mana kami menjadwalkan rapat dengan tim-tim terkait untuk membahas hal-hal yang telah mereka lakukan. Dalam sesi tersebut, kami biasa membahas tentang perubahan proses pengajuan pinjaman, siaran pers yang baru kami kirimkan kepada media, atau pengembangan fitur baru.
Tiap sesi biasanya akan berlangsung antara setengah hingga satu jam. Di dalamnya, kami harus menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti, “Mengapa hal ini berjalan dengan baik?”, “Mengapa hal ini tidak berjalan?”, hingga “Apa yang bisa kita lakukan agar bisa mendapat hasil yang lebih baik?”
Yang terpenting di akhir sesi, kami harus bisa mengetahui bagaimana kami bisa bekerja sama dengan lebih baik.
Pukul 15.00 – Mencari solusi
Bagaimana kami bisa mengubah proses pengajuan pinjaman oleh seorang pengguna menjadi sepuluh kali lebih baik? Itulah pertanyaan yang ada di benak kami saat ini.
Ada beberapa hambatan menghalangi kami untuk bisa melayani para pengguna (yang sebenarnya memang layak mendapat pinjaman) dengan lebih baik. Hambatan terbesar adalah soal pengumpulan dokumen.
Kami telah membuat integrasi API dengan database pemerintah (Singapura) lewat MyInfo, serta membuat alat yang bisa mengumpulkan dokumen-dokumen pendukung untuk tim sales dan business development kami. Namun itu semua masih belum cukup.
Banyak calon peminjam di platform kami yang belum mahir menggunakan teknologi. Oleh karena itu, kami terus berpikir bagaimana cara mendorong mereka untuk mengadopsi teknologi di perusahaan masing-masing, paling tidak selama proses pengajuan pinjaman berlangsung.
Selain mengusahakan banyak hal secara internal, saya juga mengirimkan sejumlah email baik kepada pemerintah maupun bank, untuk mencari kemungkinan-kemungkinan baru.
Pukul 17.00 – “Bertemu” dengan pengguna
Sejak meluncurkan versi terbaru dari situs kami, ada cukup banyak respons positif dan negatif yang kami terima. Hal ini bisa kami dapatkan karena ada tautan yang bisa dibuka oleh pengguna untuk mengirim komentar.
Kami memasukkan respons asli dan tanpa penyuntingan tersebut ke dalam channel Slack, sehingga bisa dilihat oleh para Project Manager dan pimpinan. Terkadang, saya juga menyampaikan sejumlah respons tersebut kepada para investor.
Pukul 19.00 – Pergi ke gym
Saya dulu suka lari. Namun akhir-akhir ini saya mencoba berolahraga singkat di gym selama satu jam. Saya menggunakan aplikasi khusus yang bisa memberikan saran latihan seperti apa yang saya butuhkan. Jadi, saya hanya perlu datang ke gym dan mengikuti arahan dari aplikasi tersebut.
Satu jam setelahnya, saya akan merasa sangat lelah (dan terkadang juga sangat lapar apabila saya “menjadi unta” di siang hari).
Pukul 20.00 hingga 22.30 – Waktu untuk diri sendiri dan keluarga
Saya beruntung bisa sering bertemu dengan orang tua saya karena kami tinggal di Singapura. Ketika tumbuh besar, saya sering menganggap remeh pentingnya menghabiskan waktu dengan mereka. Kini, saya selalu berusaha untuk bisa makan malam dengan keluarga minimal tiga kali dalam seminggu.
Waktu yang singkat ini mempunyai peran penting untuk menjaga hubungan di keluarga kami agar tetap erat. Di waktu lain, saya menyisihkan waktu untuk bertemu dengan teman-teman dekat, atau sendirian membaca buku. Saat ini saya tengah menyukai buku karya Yevgeniy Brikman yang berjudul Hello, Startup. Buku tersebut merupakan panduan bagi para developer untuk membangun produk, teknologi, dan tim.
Pukul 22.30 – Review strategis
Saya sering melakukan panggilan telepon atau menyelesaikan sisa pekerjaan di larut malam. Belakangan ini, saya biasa mengumpulkan hal-hal penting untuk dilaporkan kepada CEO dan direksi, untuk disampaikan saat townhall, atau untuk diri saya sendiri.
Aktivitas seperti ini selalu membuat saya bersyukur akan apa yang telah saya capai, sekaligus mengerti apa saja yang perlu saya perbaiki.
Saya dan tim di Modalku telah mencapai banyak hal selama tiga tahun terakhir. Namun secara umum, ini masih merupakan hari pertama kami.
(Artikel ini pertama kali dipublikasikan dalam Bahasa Inggris. Isi di dalamnya telah diterjemahkan dan dimodifikasi oleh Aditya Hadi Pratama sesuai dengan standar editorial Tech in Asia Indonesia. Diedit oleh Iqbal Aria Kurniawan)
This post Mengintip Aktivitas Keseharian Chief Product Officer (CPO) Modalku appeared first on Tech in Asia.
The post Mengintip Aktivitas Keseharian Chief Product Officer (CPO) Modalku appeared first on Tech in Asia Indonesia.
Source: Entrepreneur Life