skip to Main Content

Seberapa Besar Kontribusi Teknologi AI pada Bisnis Bukalapak?


Ikhtisar
  • AI yang dikembangkan Bukalapak mampu memberikan rekomendasi produk-produk terkait kepada tiap pengguna.
  • Tambahan nilai transaksi yang timbul dari fitur AI ini diklaim mencapai Rp50 miliar per bulan.
  • Selain memberikan rekomendasi produk, AI juga mampu membantu tim layanan pelanggan dengan menganalisis teks dalam laporan keluhan, serta meneruskannya pada tim yang tepat untuk memberikan respons.

Bukalapak meyakini teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) memiliki banyak potensi untuk digunakan di semua lini bisnis, termasuk e-commerce yang menjadi bisnis intinya. Salah satu penerapan teknologi AI di Bukalapak yakni guna meningkatkan nilai transaksi di platform mereka, dengan menampilkan rekomendasi produk sesuai ketertarikan pengguna.

Achmad Zaky selaku founder dan CEO Bukalapak menjelaskan bahwa teknologi AI sudah sangat berkembang di perusahaannya, karena bisa memahami karakteristik pengguna. Semakin sering pengguna berinteraksi dengan sistem Bukalapak, seperti melihat-lihat produk atau membeli sesuatu, maka AI akan mempelajari hal tersebut guna membantu pengguna menemukan barang sesuai kebutuhannya.

Contoh tampilan rekomendasi produk di Bukalapak yang menggunakan AI | Photo

Misalnya, ketika seorang pengguna sedang membandingkan produk jaket motor, maka AI akan mempelajarinya dan bisa menampilkan produk jaket motor lain yang spesifikasinya mendekati keinginan. AI bahkan bisa menampilkan produk pendukungnya seperti sarung tangan, helm, hingga sepatu biker.

Dengan memanfaatkan teknologi tersebut, Bukalapak mampu membukukan transaksi tambahan yang nilainya diklaim lebih dari Rp50 miliar per bulan hanya dari bantuan AI. “Lewat pengembangan AI ini, pengguna bisa merasakan pengalaman belanja yang nyaman,” ujar Zaky.

Tingkatkan respons customer service

Penerapan teknologi AI tak hanya dimanfaatkan untuk meningkatkan nilai transaksi. Bukalapak juga menggunakan AI untuk meningkatkan respons petugas layanan pelanggan mereka.

Seiring dengan pertumbuhan volume transaksi dan jumlah pengguna Bukalapak dari tahun ke tahun, pihaknya memanfaatkan AI untuk efisiensi bisnis. Pertumbuhan tim operasional tak perlu setinggi pertumbuhan transaksi yang terjadi.

Karyawan sedang bekerja di kantor Bukalapak | Photo

Dalam praktiknya, AI yang bertugas untuk membantu bagian customer service ini menganalisis tulisan terkait permasalahan yang dialami pengguna. AI juga melakukan estimasi terkait tingkat urgensi permasalahan dan menentukan tim mana yang paling tepat untuk membantu pengguna secepatnya.

AI meningkatkan kecepatan respons tim customer service kami hingga enam kali lipat.

Achmad Zaky,
CEO Bukalapak

Teknologi AI di Bukalapak turut dibekali kemampuan mengidentifikasi pelanggan-pelanggan yang tergolong VVIP, sehingga customer service mereka mampu memberikan pelayanan yang optimal. Tak hanya pelanggan VVIP, AI juga mampu membantu mengenali para pelapak baru yang membutuhkan bantuan pengingat terkait pengiriman barang.

“Sentuhan manusia wajib ada meskipun menggunakan AI, terutama untuk customer service. Dengan AI, manusia dapat memahami permasalahan dan menemukan solusi lebih cepat,” jelas Zaky.

Bukalapak bukan satu-satunya e-commerce yang memanfaatkan AI dalam meningkatkan efisiensinya. JD.com yang juga yang memiliki program pengembangan AI menerapkannya pada drone, robotik, mesin otomatis, teknologi supply chain. Selama lebih dari satu dekade, JD disebut mampu meningkatkan margin secara signifikan dengan memanfaatkan teknologi AI.

(Diedit oleh Iqbal Kurniawan; Sumber gambar: Proto)

This post Seberapa Besar Kontribusi Teknologi AI pada Bisnis Bukalapak? appeared first on Tech in Asia.

The post Seberapa Besar Kontribusi Teknologi AI pada Bisnis Bukalapak? appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Source: Inspirasi

Back To Top