Strategi Tiket.com, Traveloka, dan Pegipegi Hadapi Persaingan di Indonesia
Ikhtisar
- Tiket.com tengah mengembangkan aplikasi mobile untuk memaksimalkan pengalaman para pengguna layanan yang sebagian besar memiliki smartphone.
- Traveloka fokus menghadirkan produk dan layanan terbaik, sambil menggunakan iklan untuk menyampaikan kedua hal tersebut ke masyarakat.
- Pegipegi tak mau kalah dengan mencanangkan tiga strategi utama, antara lain meningkatkan brand awareness serta mengembangkan pasar di luar Jabodetabek.
Sebagai salah satu agen perjalanan online, Tiket.com memasang target untuk menjadi nomor satu di Indonesia. Mereka yakin bisa memenangkan persaingan dengan beragam kompetitor lain, seperti Traveloka ataupun Pegipegi.
Chief Communication & Co-Founder Tiket.com Gaery Undarsa mengatakan ada banyak cara yang bisa ditempuh untuk menjadi nomor satu. Ada cara instan yakni “buang duit besar-besaran”, dalam artian memaksimalkan bujet untuk kebutuhan pemasaran. Gaery tidak memilih cara tersebut.
“Kami pilih jalan yang sustainable. Dengan adanya (investasi) Djarum, pertumbuhan kami akan lebih terukur dan lebih besar,” kata Gaery. “Dari segi produk, kami berani melakukan improvement. Ini soal waktu.”
Ketimbang “membuang duit” yang belum tentu mendapatkan hasil, Gaery menuturkan perusahaannya lebih condong pada pengeluaran yang efektif. Jika Tiket.com mengeluarkan dana untuk sesuatu, maka dampak yang dihasilkan harus sebanding. Namun Gaery tidak menyebutkan berapa lama waktu yang ditargetkan Tiket.com untuk menjadi agen perjalanan nomor satu di Indonesia.
“Kompetitor itu sangat membantu Tiket.com. Karena kompetitor, produk kami menjadi semakin bagus dan pelanggan menjadi senang,” ujar Gaery. “Target per tahun tumbuh dua kali lipat dari tahun sebelumnya, lebih sustainable.”
Selain memasang target dua kali lipat untuk pertumbuhan, Tiket.com juga tengah menambah sumber daya manusia di bagian developer yang pada saat ini masih berkisar antara 30-40 orang. “Sekarang kami lagi kayak orang gila penambahannya. Makanya kami menggandeng Djarum, karena talent itu mahal,” tutur Gaery.
Tingkatkan aplikasi mobile
Tiket.com kini mendorong pengembangan aplikasi, berkaca dari pengalaman GO-JEK yang mulai meroket sejak fokus mengembangkan aplikasinya. Gaery menuturkan aplikasi mobile milik perusahaannya mengalami pertumbuhan sebesar 47 persen selama setahun terakhir.
Pengembangan aplikasi mobile juga berhubungan dengan rencana mereka menambah tenaga kerja di bidang developer. Gaery mengakui produknya masih kalah canggih dengan kompetitor, sehingga saat ini pihaknya sedang menguatkan tim agar fokus pada pengembangan aplikasi. “Orang bisa saja tidak punya laptop, tapi punya smartphone. Karena itu peningkatan dari aplikasi mobile ini signifikan,” jelasnya.
Strategi berbeda para kompetitor
Seperti menjawab pernyataan Gaery, Public Relation Manager Traveloka Busyra Oryza menyatakan bahwa kegiatan pemasaran bukanlah strategi Traveloka untuk memenangkan persaingan.
“Kami tidak bertumpu pada kegiatan marketing, melainkan selalu fokus memberikan produk dan layanan terbaik pada seluruh konsumen,” kata Busyra kepada Tech in Asia Indonesia saat dikonfirmasi secara terpisah.
Dengan memberikan produk dan fitur yang inovatif, kata Busyra, pihaknya yakin mampu memberikan nilai tambah bagi para konsumen. Menurutnya hal itu akan meningkatkan kepercayaan konsumen dalam memilih Traveloka untuk memesan tiket perjalanan. “Kegiatan pemasaran seperti iklan hanya sebagai pendukung untuk menyampaikan produk dan layanan yang kami miliki pada konsumen,” ujarnya.
Adapun kompetitor lainnya seperti Pegipegi, telah menyampaikan tiga fokus strategi agar platformnya tetap relevan menghadapi persaingan agen perjalanan online di tahun 2017. Di samping strategi pemasaran untuk memperkuat brand, Pegipegi tahun ini juga fokus meningkatkan user experience mereka dan mengembangkan aplikasi supaya lebih baik lagi.
(Diedit oleh Iqbal Kurniawan)
The post Strategi Tiket.com, Traveloka, dan Pegipegi Hadapi Persaingan di Indonesia appeared first on Tech in Asia Indonesia.
Source: Inspirasi