skip to Main Content

Tak Perlu ke Tengkulak, Tanijoy Bantu Petani Dapatkan Modal dan Harga Lebih Tinggi


Founder: Nanda Putra
Industri: platform permodalan untuk petani
Status pendanaan: bootstrap

  • Tanijoy menghubungkan para petani dengan investor, serta membantu mereka menjual hasil tani langsung ke supplier, restoran, hingga perhotelan dengan harga yang lebih baik dibanding ke tengkulak.
  • Investor dan petani mendapatkan pembagian dari penjualan hasil panen masing-masing sebesar 40 persen, dan Tanijoy menerima 20 persen sisanya.
  • Tanijoy menyediakan dashboard yang bisa diakses para investor untuk memantau progres perkembangan lahan tani yang mendapatkan modal dari mereka.

button ulasan startup


Sejak tahun 2012, Nanda Putra sudah mencoba sendiri melakukan kegiatan pertanian seperti menanam bibit kopi ataupun sayur-sayuran. Ia juga berinteraksi langsung dengan para petani sehingga mengetahui kesulitan utama yang biasa mereka hadapi.

Masalah utama yang sering ia temui adalah akses permodalan. Biasanya, para petani meminjam uang pada tengkulak dan harus menjual hasil panen kepadanya tersebut dengan harga yang sudah ditentukan. Tengkulak ini kerap membeli hasil panen dengan harga murah, ditambah petani harus mengembalikan uang modal yang dipinjamnya.

Akibatnya, petani lebih sering gagal bayar. Petani kembali dipinjamkan modal dengan syarat harus mengembalikan dua kali lipat. Namun lagi-lagi petani gagal bayar, dan siklus seperti ini terus menerus berlanjut.

Dirikan startup demi bantu petani

Nanda mendirikan startup bernama Tanijoy pada April 2017 demi membantu petani keluar dari kesulitan tersebut. Pada awalnya Tanijoy ingin diposisikan sebagai platform marketplace produk pertanian. Namun setelah beberapa bulan berjalan, pihaknya menghadapi banyak rintangan ketika membangun marketplace, ditambah sumber daya yang kurang terutama dalam dukungan finansial untuk mengadakan promosi.

Nanda kemudian memutuskan melakukan pivot pada Juli 2017, sehingga Tanijoy menjadi platform yang menghubungkan petani dengan investor dan pemilik lahan. Sistem ini tak hanya membantu petani mendapat akses permodalan. Mereka juga bisa menjual hasil panennya dengan harga lebih tinggi ketimbang menjual ke tengkulak, karena Tanijoy membantu menyalurkannya ke pihak supplier, hotel, restoran, hingga supermarket.

Kami coba kasih alternatif ke petani karena tujuannya ingin membangun komunitas petani yang melek teknologi.

Nanda Putra,
Founder Tanijoy

Biasanya, Tanijoy mencari calon pembeli terlebih dahulu sebelum memutuskan komoditi apa yang akan ditanam. Untuk monetisasinya, Tanijoy menerapkan sistem bagi hasil. Petani dan investor masing-masing mendapat 40 persen dari penjualan, sisa 20 persennya untuk Tanijoy.

“Kami berpikir bagaimana memudahkan mereka dengan pendekatan teknologi. Kami coba kasih alternatif ke petani karena tujuannya ingin membangun komunitas petani yang melek teknologi,” ujar Nanda.

Sisihkan dana cadangan untuk asuransi

Asuransi | Ilustrasi

Sumber gambar: Business Day

Dari 20 persen yang merupakan bagian keuntungan Tanijoy, Nanda masih menyisihkan 10 persen sebagai dana cadangan apabila terjadi gagal panen. Dana ini disimpan sebagai bentuk asuransi kepada investor.

“Karena harga kan naik turun. Contohnya komoditas cabai, saat bulan Oktober lalu harganya Rp6.000 di tengkulak. Kami jual Rp11.000 juga masih rendah harganya. Sekarang harga cabai Rp40.000 ke atas. Saat harga Rp40.000, kami untung banyak,” ujar Nanda.

“Dari untung tersebut ada yang kita potong untuk uang asuransi atau proyek gagal. Memang asuransinya tidak full. Sementara ini kami masih menggunakan uang pribadi untuk asuransinya.”

Selain menyisihkan dana untuk keperluan asuransi, pihaknya juga masih mengalokasikan 25 persen dari keuntungannya untuk mitra lahan. Rata-rata, satu orang mitra lahan memiliki lahan seluas 30-40 hektar. “Pemilik lahan ini di luar sistem perjanjiannya. Ada yang sistemnya bagi hasil, ada yang sewa lahan,” ucapnya.

Fokus pada tanaman cepat panen

Brosur Tanijoy | Photo

Saat ini, ada beberapa startup yang fokus di bidang pertanian seperti iGrow, TaniFund, ataupun Vestifarm. Beberapa di antaranya juga memiliki model bisnis yang sama seperti Tanijoy. Lantas, apa kelebihan yang ditawarkan oleh Tanijoy untuk bersaing dengan kompetitor?

Nanda mengatakan pihaknya fokus menanam tanaman yang cepat panen dengan rentang waktu 3-6 bulan. Selain itu, Tanijoy juga menawarkan Farming Management System seperti menyediakan dashboard agar ada transparansi bagi investor untuk mengecek proses proyek-proyek yang mereka terdapat dana investasi mereka.

“Di platform lain ada yang belum memakai model seperti ini. Ada yang sudah selesai panen baru bikin laporan. Kami ada dashboard yang laporannya update.”

Hal lain yang mereka tawarkan adalah dengan menghadirkan Farmer Manager untuk mengawasi secara langsung proyek pertanian di lapangan. Saat ini, Farmer Manager masih berasal dari internal Tanijoy.

Ke depannya, mereka ingin Farmer Manager ini merupakan warga setempat yang menjadi perwakilan Tanijoy di lapangan. “Sekarang kami sedang mendekati orang lokal di Malang, Sukabumi, dan Bandung,” ujarnya.

(Diedit oleh Iqbal Kurniawan; Sumber gambar: TIME)

This post Tak Perlu ke Tengkulak, Tanijoy Bantu Petani Dapatkan Modal dan Harga Lebih Tinggi appeared first on Tech in Asia.

The post Tak Perlu ke Tengkulak, Tanijoy Bantu Petani Dapatkan Modal dan Harga Lebih Tinggi appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Source: Inspirasi

Back To Top