Veiris Manfaatkan Teknologi Blockchain dan Pengenal Wajah untuk Layanan KYC Digital
Founder: Anwar Yunus (CEO), Gabriel Rey (CTO), dan Kevin Chen (COO)
Industri: verifikasi identitas, blockchain
Status pendanaan: akan melakukan ICO pada Q2 2018
- Memanfaatkan teknologi pengenal wajah dan blockchain, Veiris coba membuat layanan yang memungkinkan para perusahaan finansial melakukan proses KYC hanya dalam waktu beberapa detik.
- Mereka hendak menghadirkan software development kit (SDK) yang memungkinkan sebuah perusahaan memasukkan database identitas para penggunanya ke dalam platform khusus agar bisa digunakan oleh perusahaan lain
Proses verifikasi terhadap identitas seseorang, alias know your customer (KYC), merupakan sesuatu yang wajib dilakukan pada bisnis finansial dan perbankan. Sebuah bank atau perusahaan keuangan harus bisa memastikan bahwa identitas para nasabah yang melakukan transaksi sesuai dengan data yang mereka masukkan. Proses ini dilakukan demi mencegah berbagai tindak kriminal, mulai dari pemalsuan identitas hingga pencucian uang.
Proses KYC bisa membuat waktu transaksi di sebuah bank atau perusahaan finansial menjadi lebih lama. Rentang lama proses yang dibutuhkan sangat bervariasi, bisa memakan waktu beberapa menit hingga hitungan hari.
Solusi Veiris juga bisa berguna untuk industri lain, seperti resepsionis hotel yang ingin memastikan keabsahan paspor seorang turis asing.
Masalah inilah yang kemudian menjadi latar belakang kemunculan startup Veiris pada tahun 2015 di Singapura. Memanfaatkan teknologi pengenal wajah dan blockchain, mereka coba membuat layanan yang memungkinkan para perusahaan finansial melakukan KYC hanya dalam waktu beberapa detik.
Solusi Veiris juga bisa berguna untuk industri lain, seperti resepsionis hotel yang ingin memastikan keabsahan paspor seorang turis asing, hingga situs dewasa yang ingin layanan mereka hanya bisa diakses oleh seseorang yang berusia 17 tahun ke atas.
Jalin kerja sama dengan berbagai perusahaan demi kumpulkan database
Dengan aplikasi mobile Veiris, kamu bisa memindai dokumen pengenal seperti KTP, paspor, atau bentuk wajah. Dengan begitu, apabila kamu datang ke sebuah bank, mereka hanya perlu memindai wajahmu untuk memastikan keabsahan identitas.
Guna menghadirkan solusi tersebut secara luas, Veiris tentu harus mempunyai database identitas yang sangat banyak. Itulah mengapa mereka berencana menghadirkan software development kit (SDK) yang memungkinkan sebuah perusahaan memasukkan database identitas para penggunanya ke dalam platform khusus agar bisa digunakan oleh perusahaan lain.
Demi menjaga privasi, Veiris menjamin bahwa identitas yang dimasukkan oleh setiap perusahaan tidak akan keluar dari server internalnya. Ekosistem Veiris akan segera mendeteksi apabila ada oknum yang mencoba mengubah informasi atau wajah dalam kartu identitas dan paspor. Bagi para pelanggan, hal ini akan membuat mereka merasa lebih nyaman karena data mereka selalu terlindungi.
Singkatnya, Veiris membuat verifikasi jarak jauh semudah dan seakurat proses verifikasi secara face-to-face.
Saat ini Veiris mengaku telah bekerja sama dengan beberapa payment gateway dan platform jual beli cryptocurrency. Mereka pun menyatakan tengah melakukan uji coba dengan beberapa bank di tanah air.
Galang dana lewat ICO pada pertengahan 2018
Meski didirikan di Singapura, Anwar Yunus yang merupakan CEO dari Veiris justru berasal dari tanah air. Sebelumnya Anwar pernah mendirikan situs kupon promo bernama Dealjava, yang memungkinkan ia berhubungan dengan banyak perusahaan besar. Dari situlah ia mengetahui tentang masalah terkait KYC yang dialami para perusahaan.
Untuk mendirikan Veiris, Anwar ditemani oleh Gabriel Rey (CTO) dan Kevin Chen (COO). Gabriel merupakan CTO dari situs jual beli cryptocurrency tanah air yang bernama Triv, sedangkan Chen adalah seorang pengusaha asal Singapura.
Veiris telah didukung oleh Hermawan Tjakradiwiria, Vice President E-Channel Development dari Bank Bukopin, serta Partner dari Convergence VC Donald Wihardja. Keduanya kini bergabung dalam jajaran penasihat.
Sejauh ini mereka mengaku belum mendapatkan investasi dari pihak luar. Untuk mengembangkan ekosistem dan platform tersebut, mereka berencana menjual token VeE pada kuartal kedua 2018. Dari penggalangan dana tersebut, mereka menargetkan untuk bisa mendapatkan dana US$18 juta (sekitar Rp250 miliar).
Veiris mengklaim bahwa platform yang mereka kembangkan merupakan yang pertama di dunia. Di Indonesia telah ada startup seperti PrivyID yang berusaha menyelesaikan masalah terkait verifikasi identitas, serta Jojonomic yang telah memanfaatkan teknologi pengenal wajah untuk keperluan pencatatan kehadiran (presensi) di kantor.
(Diedit oleh Iqbal Kurniawan)
This post Veiris Manfaatkan Teknologi Blockchain dan Pengenal Wajah untuk Layanan KYC Digital appeared first on Tech in Asia.
The post Veiris Manfaatkan Teknologi Blockchain dan Pengenal Wajah untuk Layanan KYC Digital appeared first on Tech in Asia Indonesia.
Source: Inspirasi