4 Strategi Ignatius Untung dalam Memimpin Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA)
Ikhtisar
- Ketua umum Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA) terpilih, Ignatius Untung menjabarkan empat strategi untuk mengembangkan organisasi yang ia pimpin.
- Strategi tersebut yaitu mendorong pemerintah berpihak pada industri online, membantu industri offline masuk ke dunia online, mengajak startup di industri selain e-commerce untuk bergabung, dan mengadakan acara idEA forum.
Pada tanggal 6 September 2018, ketua umum Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA) terpilih Ignatius Untung, mengumumkan nama-nama pengurus yang akan bekerja hingga tahun 2020. Country General Manager Indonesia REA Group Asia (Rumah123) tersebut memilih tokoh-tokoh yang berasal dari berbagai startup dan anggota perusahaan.
Ia pun membagi para pengurus tersebut menjadi empat divisi besar, yaitu bidang hubungan pemerintah, eksternal, internal, dan pengembangan bisnis.
Lalu apa saja rencana Ignatius untuk mengembangkan idEA selama dua tahun ke depan? Simak ulasan berikut ini.
Mendorong pemerintah untuk berpihak pada industri online
Menurut Ignatius, dunia digital yang sedang berkembang saat ini mempunyai kekuatan untuk mengubah berbagai industri secara cepat. Oleh karena itu, pemerintah tidak bisa menyamakan perlakuan antara industri digital dan konvensional. Ia juga menghimbau pemerintah untuk berpihak pada industri digital, yang bisa memberikan daya saing dan memperkuat kedaulatan ekonomi Indonesia di masa depan.
Terlambat sedikit saja, maka perusahaan ekonomi digital asing bisa sewaktu-waktu masuk dan “menjajah” kita.
Untuk mengantisipasi hal ini, Ignatius pun menyebutkan beberapa strategi serupa dengan peta jalan (roadmap) e-commerce, seperti kemudahan izin, peningkatan daya tarik investasi, dan kemudahan pajak.
Membantu industri offline untuk masuk ke dunia online
Meskipun fokus pada perkembangan digital, Ignatius ingin agar idEA tidak egois dan membiarkan industri konvensional atau offline “tenggelam” begitu saja. Ia justru berharap idEA bisa menjadi organisasi yang membantu mereka untuk masuk ke bisnis online.
Kami ingin menjadi enabler, bukan disruptor.
Karena itulah mereka juga akan bermitra dengan berbagai perguruan tinggi, pemilik Usaha Kecil dan Menengah (UKM), serta membantu inkubasi para startup baru.
Mengajak startup di industri selain e-commerce untuk bergabung
idEA berniat untuk tidak hanya menjadi organisasi khusus untuk para pelaku e-commerce. Mereka berencana mengajak para pemain dari industri lain, seperti layanan on demand, kesehatan, pendidikan, pertanian, internet of things (IoT), game, hingga media, untuk bergabung menjadi anggota.
Lalu bagaimana apabila di masing-masing industri tersebut sudah ada sebuah organisasi khusus, seperti AGI di industri game? Menurut Ignatius, pihaknya masih akan membahas hal tersebut secara internal. Namun ada beberapa kemungkinan yang mungkin akan ia lakukan, seperti:
- Pembatasan untuk hanya menggaet pemain dari industri yang belum ada organisasi khusus di dalamnya.
- Mendirikan organisasi yang lebih besar untuk menaungi idEA dan organisasi-organisasi lain.
Saat ini jumlah anggota idEA telah mencapai 339 perusahaan. Di antara para anggota tersebut, ada juga yang bergabung dengan organisasi lain seperti Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH).
Setiap bulannya, jumlah anggota idEA bisa bertambah sepuluh hingga dua puluh anggota baik dari dalam maupun luar negeri. Selain itu terdapat juga berbagai perusahaan yang sudah mendaftar dan sedang dalam proses seleksi.
Mengadakan acara idEA Forum
Inisiatif lain yang Ignatius gagas adalah pembuatan acara bertajuk idEA Forum. Rencananya acara tersebut akan diselenggarakan pada bulan Agustus 2019. Mereka berniat mempertemukan para startup, mahasiswa, dan profesional, untuk saling berbagi pengetahuan dan pengalaman terkait dunia e-commerce.
Mereka sebenarnya sudah pernah menyelenggarakan acara serupa bernama Indonesia E-Commerce Summit & Expo (IESE). Menurut Ignatius, IESE nantinya akan menjadi acara khusus untuk para pemangku kepentingan seperti pemerintah dan investor, serta masyarakat awam dan UKM. Acara tersebut rencananya akan diadakan pada bulan Februari 2019.
Selain hal-hal di atas, Ignatius juga akan melanjutkan berbagai inisiatif yang telah muncul di kepengurusan sebelumnya. Inisiatif yang dimaksud seperti penentuan standar layanan untuk e-commerce dan pengembangan situs portal idEA agar bisa menjadi lebih kaya akan konten dan fitur.
(Diedit oleh Fairuz Rana Ulfah)
This post 4 Strategi Ignatius Untung dalam Memimpin Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA) appeared first on Tech in Asia.
The post 4 Strategi Ignatius Untung dalam Memimpin Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA) appeared first on Tech in Asia Indonesia.
Source: Inspirasi