skip to Main Content

Berstatus Sebagai Startup Gerakan Sosial, Bagaimana Campaign Lakukan Monetisasi?


Ikhtisar
  • Untuk monetisasi, Campaign bertindak sebagai konsultan bagi mereka yang membutuhkan jasa untuk memulai suatu kampanye.
  • Saat ini Campaign terus fokus membangun produknya dengan menggandeng komunitas.

Sebagai startup gerakan sosial, Campaign.com memungkinkan penggunanya membuat kampanye sosial seperti di media sosial pada umumnya. Melalui aplikasinya, Campaign juga memiliki beragam fitur yang bisa membantu para agen perubahan untuk membangun komunitas terkait isu yang diperjuangkan.

Meski menjadi wadah bagi pelaku yang menginisiasi gerakan sosial, Campaign juga tetap melakukan monetisasi pada platformnya. Menurut CEO Campaign, William S. Gondokusumo, monetisasi yang mereka lakukan lebih condong pada campaign consulting. Artinya, Campaign bertindak sebagai konsultan bagi mereka yang membutuhkan jasa untuk memulai suatu kampanye.

Tampilan aplikasi Campaign | Screenshot

“Kami kerja sama dengan perusahaan, bagaimana ketika ingin memulai suatu kampanye. Kami bantu desain penampilannya, titik mana saja, hashtag, dan sebagainya. Kedua, kami juga membantu secara teknis. Misalnya organisasi besar yang sebelumnya sudah pernah melakukan kampanye, tapi butuh technical support. Kami bisa bantu,” jelas William.

William pun tak menganggap perusahaan konsultan sebagai kompetitornya. Ia justru ingin suatu hari nanti ada perusahaan konsultan yang menjadi klien Campaign.

William menuturkan saat ini Campaign terus fokus membangun produknya dengan menggandeng komunitas. Dengan begitu, cara untuk melakukan monetisasi lain nantinya akan datang dengan sendirinya.

Aplikasi Campaign memiliki tampilan yang hampir mirip Instagram. Pengguna bisa memberikan tanda heart atau menuliskan komentar pada sebuah kampanye.

Mantan co-founder KASKUS ikut berinvestasi

Mantan co-founder Kaskus, Ken Dean Lawadinata

Pada tanggal 6 September 2017 kemarin, Campaign juga mengumumkan bahwa mantan CEO KASKUS, Ken Dean Lawadinata, turut menanamkan investasi dengan nominal yang tidak disebutkan. Pihak Campaign hanya menyebut Ken melakukan impact investment ke startup tersebut.

Ken sendiri juga enggan menjawab pertanyaan mengenai nominal investasi. “Sama seperti biasa, saya enggak pernah share number investment. Kalau misalnya hanya bicara angka, dibanding Alibaba saya ada di lantai dasar. Tapi enggak beda jauh, masih dalam satu gedung,” ujar Ken. Adapun selain berkontribusi secara finansial, Ken juga akan memberikan kontribusi pada tim Campaign.

(Diedit oleh Septa Mellina)

The post Berstatus Sebagai Startup Gerakan Sosial, Bagaimana Campaign Lakukan Monetisasi? appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Source: Inspirasi

Back To Top