Botika – Startup Chatbot Asal Yogyakarta yang Fokus pada Bisnis Travel
Founder: Ditto Anindita, Galuh Koco Sadewo, Vita Subiakto, Prima Yoga Kharisma
Industri: chatbot
Status pendanaan: bootstrapping
- Selain travel, Botika juga menyasar bisnis social commerce dengan visi mempermudah para penjual dalam melayani pelanggan masing-masing.
- Botika mengklaim telah memiliki sekitar 5,7 juta pengguna yang merupakan total dari pelanggan semua klien mereka, di antaranya adalah Bank Bukopin dan PPOB Indonesia.
Melihat perkembangan teknologi chatbot yang cukup pesat. Beberapa startup tanah air seperti Kata.ai dan BangJoni pun masuk ke bisnis tersebut dan meluncurkan berbagai produk yang bisa dinikmati pengguna.
Kehadiran mereka bahkan cukup diminati oleh para perusahaan besar, seperti Telkomsel dan Unilever yang telah menggandeng Kata.ai untuk membuat chatbot bernama Veronika dan Jemma. Tak hanya itu, aplikasi chat LINE dan perusahaan teknologi Microsoft pun juga memberikan fokus yang besar untuk pengembangan teknologi ini.
Fenomena perkembangan chatbot dilihat oleh Ditto Anindita, seorang developer yang pernah mendirikan situs agregator tiket di ranah B2B bernama OkeTiket. Bersama dua orang rekannya, Vita Subiakto dan Galuh Koco Sadewo, ia mendirikan sebuah startup chatbot bernama Botika.
Tim mereka semakin lengkap ketika Ditto mengikuti program Gerakan 1.000 Startup Digital di Yogyakarta pada tahun 2016 lalu. Di sana, ia bertemu dengan seorang developer lain bernama Prima Yoga Kharisma yang kemudian ikut bergabung sebagai founder.
Jalin kerja sama dengan beberapa perusahaan besar
Botika merupakan layanan chatbot yang bisa menangani pertanyaan atau keluhan pengguna yang disampaikan lewat aplikasi chat Facebook Messenger, LINE, atau Telegram. Untuk langkah awal, mereka berusaha fokus menghadirkan solusi di bisnis penjualan tiket.
“Sebagus dan semudah apa pun sistem yang ada, banyak pelanggan yang tetap ingin melakukan kontak dan minta dilayani secara manual oleh customer service. Hal ini menjadikan para petugas customer service tersebut menjadi kewalahan,” ujar Ditto kepada Tech in Asia Indonesia.
Meski begitu, Ditto mengaku bahwa Botika juga tengah intens berkomunikasi dengan banyak perusahaan nasional untuk membangun layanan chatbot di luar bisnis pemesanan tiket. Ia mengklaim telah mempunyai 5,7 juta pengguna, yang merupakan total pengguna dari para perusahaan yang bekerja sama dengan Botika.
“Beberapa perusahaan nasional yang bekerja sama dengan kami adalah Bank Bukopin, PPOB Nusantara, serta beberapa perusahaan lain di bidang operator seluler dan penyedia layanan call center,” tutur Ditto. Dengan para perusahaan tersebut, Botika mendapat pendapatan dengan memberlakukan biaya untuk setiap percakapan yang dilayani oleh platform mereka.
Siap masuk ke bisnis social commerce
Salah satu fokus lain yang ingin disasar Botika adalah chatbot untuk social commerce, alias transaksi jual beli online yang terjadi lewat media sosial, seperti Facebook, Instagram, hingga aplikasi chat seperti WhatsApp. Dengan begitu, para penjual online akan lebih mudah dalam melayani para pelanggan mereka.
Saat ini sebenarnya telah ada startup teknologi yang bergerak di bisnis social commerce tersebut, yaitu PrismApp. Meski begitu, Botika tetap yakin untuk bersaing dengan beberapa layanan tambahan, seperti sentiment analysis, hingga user profiling.
“Saat ini kami pun terus melakukan training kepada chatbot Botika agar mereka memahami berbagai bahasa yang digunakan masyarakat Indonesia, mulai dari bahasa baku, bahasa daerah, bahasa alay, bahasa slang, hingga singkatan,” tutur Ditto.
Sejauh ini, Botika masih beroperasi dengan dana pribadi para founder (bootstrapping). Mereka telah mempunyai sepuluh orang tim, yang mayoritas merupakan developer.
(Diedit oleh Iqbal Kurniawan)
The post Botika – Startup Chatbot Asal Yogyakarta yang Fokus pada Bisnis Travel appeared first on Tech in Asia Indonesia.
Source: Inspirasi