Mengubah Sampah Menjadi Berkah Lewat Mallsampah
Founder: Adi Saifulah Putra, Muhammad Faris
Industri: jasa lingkungan
Status pendanaan: mendapat pendanaan dari angel investor
- Mallsampah merupakan sebuah platform yang dapat mempertemukan penjual dan pembeli sampah dengan beragam model dan layanan, seperti Jual Sampah, Buang Sampah, hingga layanan zero waste (gerakan mendaur ulang sampah untuk komunitas, instansi atau individu).
- Sejauh ini Mallsampah telah mendapatkan 20 hingga 50 transaksi pendistribusian sampah setiap harinya.
- Mallsampah menargetkan untuk membuka layanan di Jakarta dan sekitarnya, serta membuat aplikasi mobile di tahun 2018.
Sebagai bagian dari sebuah negara dengan jumlah populasi hingga mencapai angka 261 juta orang, masyarakat Indonesia tanpa disadari sedang menghadapi permasalahan krusial terkait pengelolaan limbah sampah, terutama di sejumlah wilayah kota-kota besar di Indonesia.
Mengutip hasil riset organisasi nonpemerintah Greeneration, seperti dikutip dari media online Kompas, setiap orang di Indonesia rata-rata berpotensi menghasilkan tujuh ratus kantong plastik per tahun. Permasalahan ini pun semakin bertambah rumit di wilayah urban. Jumlah penduduk serta struktur jalan yang semakin padat menyebabkan sulitnya proses penguraian sampah.
Kasus inilah yang mendorong Adi Saifulah Putra untuk mendirikan startup pengelolaan limbah berbasis informasi dan teknologi digital bernama Mallsampah. Berangkat dari permasalahan yang ia hadapi di lingkungan tempat tinggalnya sehari-hari, mahasiswa jebolan Universitas Muslim Indonesia Makassar ini mengampanyekan bahwa sampah pun bisa menjadi berkah bagi siapa saja yang sadar akan potensi bisnis di dalamnya.
Berawal dari sempitnya gang pondokan tempat tinggal
Dorongan untuk mendirikan Mallsampah sendiri menurut Adi muncul dari isu di lingkungan yang ia amati sejak tahun 2015 lalu. Ketika masih berstatus sebagai mahasiswa, Adi melihat bahwa tempat tinggalnya berada di lingkungan yang sulit dijangkau oleh truk pengangkut sampah milik pemerintah kota Makassar. Akibatnya, warga pun terbiasa untuk menimbun dan mengurai sampah mereka sendiri.
Selama dua tahun mengamati kebiasaan masyarakat sekitar, Adi lantas berpikiran bahwa kebiasaan masyarakat di lingkungan tersebut bisa dimanfaatkan sebagai bisnis “simbiosis mutualisme” yang potensial bila dipertemukan dengan pihak yang tepat.
Dengan melakukan riset dan kegiatan seminar bisnis berbasis gerakan peduli lingkungan dan gerakan hijau, ia pun mulai memikirkan konsep marketplace pembuangan sampah, yang memungkinkan pihaknya mempertemukan pengepul/ pemulung dengan pemilik sampah.
Ubah perspektif sampah menggunakan nama yang atraktif
Memiliki ide membuat startup, namun tidak mempunyai SDM tidak lantas mematahkan niat Adi untuk terjun ke dalam bisnis “startup sampah” yang hendak ditekuninya. “Tantangannya adalah saya bukan orang IT, saya mahasiswa fakultas hukum yang praktis tidak tahu ngoding dan permasalahan (sebenarnya) seputar sampah,” ungkap Adi.
Berangkat dari kebutuhannya mencari rekan dalam persoalan IT, Adi pun kemudian merekrut, Muhammad Faris, mahasiswa informatika UMI yang saat ini juga menjadi Co-Founder Mallsampah. Untuk permasalahan tenaga daur sampah, keduanya mencoba memecahkannya dengan riset langsung ke sejumlah pengepul dan pemulung.
Nama Mallsampah sendiri dipilih karena dianggap mewakili keseluruhan konsep dari layanan mereka, yaitu sebuah platform yang dapat mempertemukan penjual dan pembeli sampah dengan beragam model dan layanan.
“Masyarakat pada umumnya melihat sampah sebagai sesuatu yang kotor, jijik dan tidak bernilai sama sekali. Kami memilih kedua kalimat ini untuk mengubah pola pikir itu, bahwa sampah juga dapat tersentuh dengan teknologi, hingga menjadi sesuatu yang bernilai ekonomi,” ujar Adi.
Dengan menggunakan nama Mallsampah, Adi pun mulai mengampanyekan peluang untuk mendapatkan penghasilan tambahan lewat aktivitas jual beli sampah yang relevan terhadap isu lingkungan, serta berdampak terhadap kehidupan sosial para pengepul dan pemulung.
Kumpulkan pemulung dan pengepul sampah secara digital
Melalui Mallsampah, Adi lalu mengumpulkan pemulung dan pengepul sampah kecil ke dalam satu jasa layanan digital yang menawarkan solusi dari segala aspek pengolahan sampah. Dengan bantuan tenaga mereka, Mallsampah menghadirkan tiga layanan pengelolaan sampah meliputi Jual Sampah, Buang Sampah, hingga layanan zero waste (gerakan mendaur ulang sampah untuk komunitas, instansi atau individu) bernama Gerakan Hijau.
Seluruh layanan tersebut memiliki pola yang sama, di mana pihak Mallsampah akan menghubungkan pemilik sampah dengan pengepul dan pemulung terdekat agar lebih mudah dalam menjual dan mengelola sampah. Seluruh proses tersebut melibatkan interaksi data secara digital dan didukung infrastruktur memadai agar dapat diakses secara online.
“Rencana ke depannya, kami akan menghadirkan Mallsampah ke dalam aplikasi mobile di tahun 2018. Hal tersebut dilakukan untuk memungkinkan layanan kami agar bisa dipesan lewat aplikasi layaknya kebutuhan transportasi on-demand.”
Adi mengungkapkan bahwa pihaknya saat ini telah bekerja sama dengan berbagai komunitas sosial sebagai kanal mereka untuk bersosialisasi agar bisa berkembang lebih besar lagi di tengah-tengah ke masyarakat Kota Makassar. Selain itu, ia membeberkan bahwa sejauh ini pihaknya mendapatkan 20 hingga 50 transaksi pendistribusian sampah setiap harinya.
Mallsampah sendiri bukan satu-satunya startup lokal yang fokus terhadap pengelolaan sampah berbasis teknologi informasi di Indonesia. Selain mereka, ada juga beberapa nama-nama startup lain seperti EcoCash yang fokus terhadap pengelolaan sampah elektronik saja, Zwaster (startup bank sampah jebolah Indigo Creative Nation 2016), Smash, dan Angkuts dari Pontianak.
Meskipun berpotensi menghadapi persaingan yang ketat di luar kota Makassar, namun pihak Mallsampah optimistis bisa memiliki ceruk tersendiri dalam bisnis industri lingkungan hijau di Indonesia.
“(Selain di kota Makassar) tahun ini target kami membuka layanan di Jakarta dan sekitarnya. Tujuan besar kami adalah menjadi leader dalam startup pengelolaan sampah dan daur ulang di Indonesia,” pungkas Adi.
(Diedit oleh Septa Mellina)
The post Mengubah Sampah Menjadi Berkah Lewat Mallsampah appeared first on Tech in Asia Indonesia.
Source: Inspirasi