MISE Bantu Pengguna Berjualan Online Tanpa Harus Punya Stok Barang
Founder: Harry Karundeng
Industri: e-commerce
Status pendanaan: tidak disebutkan
- MISE merupakan marketplace online yang menerapkan sistem penjualan drop shipping dan multi level marketing, di mana setiap orang bisa berjualan online tanpa harus menyediakan stok barang.
- Pengguna cukup mendaftar pada situs resminya, membuat toko virtual, dan memilih produk apa saja pada platform MISE yang akan dijual melalui akun masing-masing.
- Dari setiap transaksi pada akun pengguna, MISE akan memberikan komisi dari pembagian laba yang diperoleh pihak penyedia platform.
Berawal dari keinginan membentuk ekosistem wirausaha sekaligus menghadirkan pemberdayaan ekonomi bagi masyarakat, Harry Karundeng kemudian resmi meluncurkan sebuah situs bernama mise.id pada 25 Januari 2017. Melalui MISE, pengguna bisa membeli ataupun menjual barang dari berbagai kategori.
Secara sepintas, apa yang ditawarkan MISE mungkin terlihat tak berbeda dengan platform marketplace online lain seperti Tokopedia ataupun Bukalapak. Namun Harry menegaskan bahwa konsep yang mereka tawarkan memiliki perbedaan. Jika di marketplace lain pengguna baru bisa berjualan setelah mengunggah sendiri foto barang dagangannya, maka di MISE hal itu tak perlu dilakukan.
Pengguna akan mendapat komisi dari setiap hasil penjualan.
Pengguna yang ingin berjualan cukup membuka akun dan memberi nama pada toko virtualnya, selanjutnya memilih foto-foto dari barang yang sudah disediakan oleh merchant terdaftar. Pengguna kemudian bisa mempromosikan toko virtualnya di berbagai media sosial atau menawarkan produk-produk tersebut secara offline.
Jika terjadi transaksi, baik menjual kepada orang lain ataupun membeli untuk diri sendiri, maka pengguna akan mendapat komisi dari setiap hasil penjualan. Pengguna yang melakukan kegiatan seperti ini disebut agen—atau Shogun dalam istilah MISE.
Terapkan drop shipping dan multi level marketing
Secara sederhana, konsep yang ditawarkan MISE kurang lebih sama seperti bisnis drop shipping. Pengguna tak perlu menyimpan barang dagangan merchant.
Meski begitu, mereka juga menerapkan konsep multi level marketing (MLM). Jika ada pengguna lain yang membuka toko virtual atas rekomendasi dari agen sebelumnya, maka agen yang merekomendasikan juga akan mendapat komisi.
Sedangkan untuk merchant, Harry menjelaskan pihaknya melakukan seleksi bagi merchant yang ingin mendistribusikan barang dagangannya lewat MISE. Hal ini juga yang menurutnya membedakan mereka dengan platform marketplace lainnya. Tak semua orang bisa menaruh barang dagangannya di platform untuk dipromosikan oleh para agen.
Selama setahun beroperasi, rata-rata nilai transaksi di platform kami sekitar Rp20 miliar per bulan.
Setiap merchant, kata Harry, tak boleh menjual barang yang sama dengan merchant lain demi menghindari kompetisi yang tidak adil. “Jadi kalau di platform lain, yang mau jualan kan bisa langsung memajang barang dagangannya. Kalau di kami tidak. Ada tanda tangan kontrak dengan merchant. Saat ini ada sekitar lima puluhan merchant dari semua kategori,” ucapnya.
Harry menambahkan, setiap uang pembayaran barang yang dikirimkan oleh konsumen akan mereka tampung dulu. Uang tersebut baru dikirimkan kepada merchant setelah barang diterima oleh konsumen.
Monetisasi sistem komisi
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, agen MISE mendapat komisi dari setiap transaksi yang terjadi di toko virtual mereka. Komisi yang didapatkan oleh para agen ini merupakan hasil pembagian dari komisi yang didapat dari pihak merchant.
“Contoh, merchant kasih kami komisi sekian persen, itu kami bagi dengan Shogun. Yang kedua, kami kan punya wallet sendiri. Shogun yang berjualan, ketika dapat komisi, tidak selalu diambil. Mereka menyimpan komisinya di tempat kami. Itu jadi dana mengendap yang cukup besar,” jelasnya.
Selain dari komisi, MISE juga melakukan monetisasi pada laman utama platform mereka. Bagi merchant yang ingin produknya terpampang di laman utama, tentunya harus melakukan pembayaran pada MISE.
“Tapi itu jumlahnya tidak sebesar dari komisi. Kami lebih concern di transaksi, transaksi sebanyak-banyaknya. Saat ini agen jumlah agen kami juga sudah berjumlah sekitar dua puluh ribu,” ujarnya.
(Diedit oleh Iqbal Kurniawan)
This post MISE Bantu Pengguna Berjualan Online Tanpa Harus Punya Stok Barang appeared first on Tech in Asia.
The post MISE Bantu Pengguna Berjualan Online Tanpa Harus Punya Stok Barang appeared first on Tech in Asia Indonesia.
Source: Inspirasi