Tinkerlust Sediakan Marketplace Barang Pre-loved Premium untuk Pasar Indonesia
Founder: Samira Shihab, Aliya Amitra
Industri: marketplace barang bekas pakai bermerek
Status pendanaan: telah menerima pendanaan seri A
- Tinkerlust menawarkan layanan penuh kepada para penjual, mulai dari penjemputan barang ke lokasi penjual, kurasi, pengecekan keaslian, penilaian harga, hingga pemotretan produk sebelum dijual di platformnya.
- Dalam mengembangkan pasar barang bekas pakai bermerek, Tinkerlust fokus menggarap komunitas dan bekerja sama dengan para influencer.
Kemudahan akses untuk berbelanja di era serba online sekarang ini dirasa Samira Shihab dan Aliya Amitra telah menimbulkan dilema baru bagi konsumen Indonesia, terutama bagi wanita dengan bermacam produk fesyen. Karena keterbatasan ruang yang dimiliki, para wanita cenderung menimbun barang-barang mereka meski sudah tidak dipakai lagi, mulai dari tas bermerek, sepatu, gaun, dan lain-lain.
Padahal menurut Samira, jika para wanita itu jeli, timbunan produk fesyen bekas pakai yang kerap disebut barang pre-loved tersebut dapat dimanfaatkan lagi untuk menunjang update perkembangan fesyen masing-masing ke depan.
Melihat fenomena tersebut, Samira bersama Aliya mulai mengoperasikan sebuah platform marketplace bernama Tinkerlust pada tahun 2016. Dalam perkembangannya, marketplace kebutuhan fesyen ini bahkan telah menarik perhatian investor seperti Merah Putih Inc dan angel investor Danny Oei.
Utamakan pendekatan layanan dan kurasi yang lebih personal
Konsep menjual barang-barang bekas pakai bukanlah hal baru di Indonesia. Sejak timbul kesadaran untuk mengurangi timbunan barang tak terpakai, masyarakat kini makin terdorong melakukan transaksi jual beli di marketplace e-commerce online, mulai dari elektronik, fesyen, hingga perabotan rumah tangga.
Dalam mendirikan Tinkerlust, Samira Shihab dan Aliya Amitra melihat peluang menggarap aktivitas jual beli barang-barang pre-loved dari taraf level pelayanan yang lebih personal, terutama bagi pihak penjual. Konsep marketplace yang ditawarkan Tinkerlust benar-benar mengandalkan suplai barang yang “dititipkan” penjual, sehingga mereka bisa lebih fokus memberikan layanan yang optimal.
“Kami menawarkan servis dari awal hingga akhir untuk para penjual. Mulai dari penjemputan barang ke rumah penjual, kurasi barang, pengecekan keaslian barang, penilaian harga, hingga pemotretan produk sebelum dimasukkan ke dalam web kami,” ujar Samira yang sebelumnya juga pernah mendirikan startup LokalSocial.
Proses pelayanan barang penjual ini kemudian diintegrasikan ke dalam dashboard personal yang bisa dilihat melalui akun para pengguna. Lewat fitur tersebut, penjual bisa melihat beberapa hal seperti
- Jadwal penjemputan barang oleh pihak Tinkerlust
- Mengedit harga barang
- Pemantauan hasil transaksi
“Dalam waktu dekat, dashboard tersebut juga akan kami lengkapi dengan fitur yang lebih interaktif, termasuk penyertaan hasil olah data khusus agar penjual bisa memantau ketertarikan calon pembeli terhadap jenis barang tertentu.”
Andalkan peran influencer untuk meraih minat konsumen
Selama dua tahun terakhir, Tinkerlust mengklaim telah memiliki ceruk pasar tersendiri di kalangan penyuka fesyen, terutama mereka dari kisaran umur 24 tahun ke atas. Pencapaian ini merupakan jerih payah dari strategi pemasaran Tinkerlust yang lebih fokus pada komunitas, dengan mengandalkan pengaruh dari kalangan figur Influencer lokal.
Figur Influencer memegang peranan besar bagi konversi awareness calon pengguna Tinkerlust.
Tinkerlust aktif melibatkan beberapa figur sosialita, selebritas, dan bloger untuk beragam kegiatan komunitas seperti travelling, workshop fesyen, bazar, dan lain-lain. “Terkait mitos influencer marketing yang terkadang dipertanyakan konversinya, Tinkerlust sejauh ini sangat terbantu dengan peran figur influencer,” ungkap Aliya.
Bangun gedung penerimaan barang di luar Jakarta
Tinkerlust mengklaim telah memiliki ribuan anggota penjual yang telah menyumbangkan aneka barang bekas pakai dari 2.000 merek fesyen ternama, seperti Hermes, Zara, H&M, dan lain-lain. Pertumbuhan tersebut mereka yakini tidak akan tercapai bila tidak didukung oleh peran pusat penerimaan barang yang terletak di kawasan Sunter, Jakarta Utara.
“Kami membatasi jumlah barang yang dikirim oleh penjual, dalam sehari maksimal mereka hanya bisa lima puluh barang. Hal tersebut dilakukan agar penjual lain mendapat ruang untuk mempromosikan produknya.”
Gudang yang sehari-harinya bisa menampung hingga tiga ratus barang ini dinilai masih belum cukup untuk memfasilitasi kebutuhan transaksi barang. Terutama untuk penjual yang berada di luar Jabodetabek.
Oleh karena itu, Tinkerlust berencana membangun tiga tempat penerimaan barang di berbagai daerah seperti Surabaya, Bandung, dan Yogyakarta. Dengan rencana pembangunan pusat penerimaan barang ini, mereka berharap dapat mempercepat proses untuk membantu para penjual dari luar daerah dalam memasarkan produk masing-masing.
Lebih utamakan situs web
Yang menarik, Tinkerlust lebih memprioritaskan akses layanan melalui situs web, termasuk dalam pengembangan halaman situs yang mobile-friendly, dibanding mengembangkan aplikasi mobile. Hal tersebut dijelaskan Samira sebagai langkah paling efisien bagi perusahaannya.
Soal pemanfaatan teknologi, Samira lebih memilih berinvestasi dalam hal penggalian data untuk pengambilan segala macam keputusan di Tinkerlust.
Data ini sangat penting untuk aktivitas marketing, agar kami bisa mengetahui segmen berikutnya yang bisa kami bidik.
Dengan dana investasi yang mereka terima dari GDP Venture di akhir 2017 lalu, Tinkerlust optimis dapat memberikan pelayanan yang lebih personal dan lebih baik. Semuanya demi komitmen mengembangkan pasar barang bekas pakai, khususnya barang mewah bermerek, di Indonesia.
Di Indonesia, Tinkerlust bersaing dengan marketplace barang bekas pakai online serupa seperti Carousell asal Singapura. Di samping itu, mereka juga bersaing dengan kompetitor dari kategori e-commerce besar yang menawarkan produk fesyen baru dengan harga terjangkau seperti Zilingo, Zalora, Berrybenka, hingga Sale Stock.
(Diedit oleh Iqbal Kurniawan)
This post Tinkerlust Sediakan Marketplace Barang Pre-loved Premium untuk Pasar Indonesia appeared first on Tech in Asia.
The post Tinkerlust Sediakan Marketplace Barang Pre-loved Premium untuk Pasar Indonesia appeared first on Tech in Asia Indonesia.
Source: Inspirasi