[Update] Kumpulan Startup Tanah Air yang Menghadirkan Iklan di Bodi Kendaraan Bermotor
(Update 29 November 2017) Kami menghapus Klana dan WrapMobil yang situsnya kini sudah tidak bisa diakses lagi, menambahkan Iklanqu, serta memperbarui beberapa informasi.
Pada awal tahun 2015 yang lalu, muncul sebuah startup bernama Wrapify di Amerika Serikat yang mengajak para pengemudi mobil untuk menjadikan bodi kendaraan mereka sebagai media beriklan. Ide bisnis tersebut terbukti cukup sukses, hingga mereka berhasil meraih pendanaan sebesar US$3 juta (sekitar Rp40 miliar) dari Avery Dennison pada tanggal 7 Maret 2017 yang lalu.
Popularitas Wrapify secara tidak langsung memicu kemunculan beberapa startup serupa di tanah air. Konsep yang mereka usung relatif sama, yaitu merekrut para pengemudi mobil dan motor untuk kemudian memasang iklan di kendaraan masing-masing. Para pemilik kendaraan akan mendapat penghasilan sesuai jarak yang mereka tempuh dengan kendaraan masing-masing.
Perbedaan di antara para startup itu terletak pada:
- Tarif yang mereka kenakan kepada para pemasang iklan.
- Teknologi pelacakan kendaraan yang mereka gunakan.
- Aturan terkait maksimal jarak yang boleh ditempuh para pengemudi dalam satu hari.
Berikut ini adalah beberapa startup yang berusaha mengubah kendaraan bermotor menjadi media promosi di tanah air.
Ubiklan
Didirikan oleh Glorio Yulianto dan Kalvin Handoko, Ubiklan resmi meluncurkan layanan mereka pada akhir tahun 2016 yang lalu. Meski baru berdiri, mereka telah mendapatkan pendanaan tahap awal (seed funding) sebesar ratusan ribu dolar (lebih dari Rp1,3 miliar) dari Triandy Gunawan dan Benny Girsang, afiliasi dari perusahaan periklanan Warna Warni Group.
Ubiklan telah bermitra dengan beberapa startup, seperti Tokopedia, Carmudi, hingga OLX, yang kemudian memasang iklan di bodi mobil dan motor milik para mitra pengemudi mereka. Untuk melacak kendaraan tersebut, Ubiklan memanfaatkan GPS yang terpasang di smartphone para pengemudi.
StickEarn
StickEarn adalah startup yang didirikan oleh Garry Limanata, Sugito Alim, Hartanto Alim, serta Archie sejak akhir 2016 silam. Mereka kini telah mempunyai puluhan ribu pengemudi, dan berhasil menggaet lima puluh perusahaan untuk memasang iklan lewat platform mereka.
Pada tanggal 9 November 2017 yang lalu, mereka mengumumkan pendanaan tahap awal (seed funding) senilai US$1 juta dollar (sekitar Rp13,5 miliar) yang mereka terima dari East Ventures. Layanan mereka kini telah tersedia di empat belas kota, yaitu Jakarta, Bandung, Surabaya, Solo, Yogyakarta, Semarang, Palembang, Malang, Padang, Medan, Bali, Makassar, Batam dan Pekanbaru.
Untuk menghitung jarak yang ditempuh para mitra pengemudi, mereka memanfaatkan GPS di smartphone milik setiap pengemudi.
Promogo
Promogo merupakan startup yang didirikan oleh Sergio Rusli dan Andrew Tanyono pada awal tahun 2016. Sergio, yang sebelumnya menempati posisi CEO, memutuskan untuk mengundurkan diri pada tahun 2017 ini, dan menyerahkan posisi tersebut kepada Andrew. Saat ini, mereka telah mendapat investasi dari Discovery Nusantara Capital (DNC).
Per Maret 2017, mereka telah memiliki ribuan mitra pengemudi dan berhasil mengajak beberapa perusahaan seperti Wings Group, Allianz, Fabelio, hingga GO-JEK, untuk beriklan lewat layanan yang mereka sediakan.
Untuk menghitung jarak yang ditempuh oleh para mitra, Promogo memanfaatkan GPS yang ada di smartphone pengemudi serta GPS yang mereka pasang di mobil.
Sticar
Sticar adalah startup yang didirikan pada awal tahun 2016 oleh Rio Darmawan, Enzo Hutabarat, dan Eric Rammada. Saat ini, mereka telah menghadirkan layanan pemasangan iklan di mobil dan motor. Untuk setiap iklan, mereka menetapkan tarif yang berbeda tergantung di posisi mana iklan tersebut terpasang.
Setiap harinya, mereka membatasi batas maksimal jarak yang ditempuh mitra pengemudi tidak boleh lebih dari lima puluh kilometer.
Karta
Berbeda dengan startup lain yang mengawali bisnis dengan menghadirkan iklan di bodi mobil, Karta sejak awal justru berusaha fokus menghadirkan iklan di kendaraan roda dua alias sepeda motor. Langkah mereka ini kini telah diikuti oleh beberapa startup, seperti Ubiklan dan Sticar.
Startup ini didirikan oleh Andrew T. Setiawan bersama dua orang rekannya, Tjokro Wimantara dan Jeff Hendrata. Untuk menghitung jarak yang ditempuh setiap pengendara motor yang menjadi mitra mereka, Karta memanfaatkan GPS yang ada di smartphone para pengendara.
Karta saat ini telah mendapat investasi tahap awal dengan nominal tidak disebutkan dari VIAEight, perusahaan pembuat neon box dan stiker iklan di berbagai tempat seperti bus TransJakarta, kereta Commuter Line, dan stasiun kereta. Mereka pun turut bergabung dengan program akselerator Plug and Play Indonesia.
KarAds
KarAds adalah startup yang mulai berdiri sejak bulan Mei 2016. Hingga akhir Februari 2017 yang lalu, mereka telah menggandeng sekitar seribu mitra pengemudi mobil. Sejauh ini mereka masih menjalankan operasional dengan dana mereka sendiri, alias bootstrapping.
Untuk menghitung jarak yang ditempuh mitra pengemudi, KarAds mengandalkan GPS yang mereka pasang di mobil.
DoQar
DoQar merupakan startup yang didirikan oleh Eko Mulyanto dan Freddy Gunawinata. Berdiri pada bulan Agustus 2016, startup ini baru meluncurkan layanan secara beta pada tanggal 14 Februari 2017 yang lalu dan masih berjalan secara bootstrapping.
Per Maret 2017, DoQar mengklaim telah menerima lebih dari lima ratus pendaftar. Mereka menggunakan kombinasi GPS di mobil dan di smartphone pengemudi untuk menghitung jarak yang ditempuh mitra pengemudi. DoQar mengaku tidak membatasi jarak minimal dan maksimal yang harus ditempuh para pengemudi setiap harinya.
Iklanqu
Seperti Ubiklan dan Sticar, Iklanqu juga merupakan layanan yang memungkinkan kamu untuk memasang iklan di kendaraan berupa mobil dan sepeda motor. Startup ini didirikan pada tahun 2017 ini, dan baru beroperasi di wilayah Jakarta dan sekitarnya.
The post [Update] Kumpulan Startup Tanah Air yang Menghadirkan Iklan di Bodi Kendaraan Bermotor appeared first on Tech in Asia Indonesia.
Source: Inspirasi