Berrybenka Buka Gerai Offline Ke-23, Fokus Garap Brand Fesyen
Ikhtisar
- Toko offline terbaru Berrybenka diresmikan di Central Park, Jakarta, pada 4 Mei 2018 lalu.
- Jason Lamuda selaku CEO Berrybenka mengklaim jaringan gerai offline yang dibuka perusahaannya menyumbang pertumbuhan sekitar tiga ratus persen dari total penjualan.
- Tak hanya menjual produk fesyen, Berrybenka juga fokus mengembangkan brand dengan merancang dan memproduksi koleksi pakaian miliknya sendiri.
Startup e-commerce fesyen, Berrybenka, pada 4 Mei 2018 lalu telah mengungkapkan targetnya untuk melipatgandakan pertumbuhan di tahun ini. Target itu hendak dicapai dengan fokus terhadap pengembangan produksi brand serta membuka lebih banyak gerai offline pada berbagai kota di Indonesia.
Menurut keterangan CEO Berrybenka, Jason Lamuda, fokus terhadap pengembangan produksi brand ini sekaligus memenuhi minat masyarakat terhadap label fesyen yang resmi diperkenalkan di ranah pasar online to offline (O2O) sejak Maret 2017 lalu.
Jason menambahkan bahwa dengan bertransformasi dari model bisnis e-commerce menjadi brand fesyen, Berrybenka kini memiliki kontrol penuh atas produk mereka, mulai dari kualitas bahan, desain, produksi, hingga pengaturan harga.
Sumbangsih penjualan offline hingga tiga ratus persen
Strategi terjun ke ranah O2O diakui Jason telah menyumbangkan pertumbuhan yang cukup signifikan. Dalam perkembangannya, penjualan brand fesyen Berrybenka sendiri diklaim telah mengalami pertumbuhan hingga 400 persen, dengan sumbangsih penjualan offline store hingga 300 persen.
“Ke depannya kami menargetkan pertumbuhan kontribusi penjualan di Berrybenka Store yang signifikan dibandingkan sebelumnya. Salah satunya dengan menghadirkan Berrybenka Store di setiap kota di Indonesia.”
Guna berkembang lebih lanjut, pihak Berrybenka mengampanyekan diri sebagai brand fesyen omni-channel yang menawarkan berbagai kemudahan dalam berbelanja. Dengan keberadaan retail offline, para pelanggan dapat menikmati fitur O2O seperti layanan pembayaran dan pengembalian barang melalui toko fisik.
Dengan membuka toko terbaru di Central Park, Jakarta, saat ini Berrybenka telah memiliki 23 gerai toko offline. Mereka berniat terus menambah gerai offline di masa depan.
Arus persaingan e-commerce fesyen di Indonesia bisa dibilang semakin penuh dengan tantangan. Pemain besar lainnya, seperti Zalora, Sale Stock, dan sebagainya, kini tengah berlomba-lomba menghadirkan layanan baru untuk menarik minat konsumen.
Di samping itu, Indonesia saat ini juga menjadi target bagi pemain luar. Zilingo yang diklaim telah mengantongi pendanaan Rp223 Miliar mulai berekspansi di Indnesia.
Langkah membuka toko offline sekilas terlihat bertentangan dengan para toko offline fesyen yang justru tengah merambah bisnis online. Meskipun demikian, Jason mengaku optimis atas keputusannya untuk fokus ke ranah O2O.
Menurut Jason, keberadaan retail cukup membantu dari segi pelayanan Berrybenka terutama untuk melengkapi fitur layanan yang tidak bisa ditemukan di platform e-commerce fesyen lainnya.
(Diedit oleh Iqbal Kurniawan)
This post Berrybenka Buka Gerai Offline Ke-23, Fokus Garap Brand Fesyen appeared first on Tech in Asia.
The post Berrybenka Buka Gerai Offline Ke-23, Fokus Garap Brand Fesyen appeared first on Tech in Asia Indonesia.
Source: Inspirasi