Panduan Membuat Pitch Deck untuk Startup Tahap Awal di Indonesia
<em>Pitch deck</em> adalah sebuah presentasi singkat yang bisa menjelaskan gambaran umum tentang rencana bisnis startup kamu. Dengan bantuan file presentasi tersebut, kamu bisa memperkenalkan produk kamu di hadapan calon investor dengan lebih mudah, sehingga mereka bisa lebih tertarik untuk memberi pendanaan.
Tak hanya itu, pitch deck juga bisa berguna ketika kamu tengah bertemu dengan calon konsumen, perusahaan lain yang ingin kamu ajak kerja sama, atau orang yang mau kamu ajak menjadi co-founder.
Berikut ini adalah beberapa hal yang harus kamu perhatikan ketika membuat pitch deck, serta cara yang tepat untuk membuatnya.
Catatan: sebagian isi artikel ini diambil dari sesi Roundtable bersama Kevin Darmawan (Coffee Ventures) dan Aryo Ariotedjo (Grupara Ventures), dalam acara Tech in Asia Ramadan Fest 2017.
Beberapa hal yang harus diperhatikan ketika membuat Pitch Deck
1. Buat pitch deck yang terdiri atas 10 – 15 slide
Saat melihat sebuah pitch deck, seorang investor sebenarnya hanya ingin melihat garis besar dari produk yang tengah kamu buat. Dan karena waktu mereka biasanya tidak banyak, kamu harus bisa memberikan gambaran yang jelas dalam waktu singkat. Untuk itu, slide yang kamu persiapkan pun tidak boleh terlalu panjang.
Kamu boleh saja menyiapkan sebanyak mungkin data untuk menunjang presentasi kamu, namun jadikan data tersebut sebagai lampiran (appendix). Kamu bisa menunjukkan data atau slide tambahan tersebut ketika sang investor meminta.
2. Pahami segala hal yang kamu tulis di dalam pitch deck
Menurut Managing Partner Coffee Ventures Kevin Darmawan, VC ketika berhadapan dengan startup tahap awal biasanya tidak akan terlalu memikirkan akurasi data yang ditunjukkan para founder di dalam pitch deck. Mereka justru lebih ingin melihat bagaimana cara berpikir kalian dalam menemukan angka tersebut, dan bagaimana kalian menghubungkannya dengan bisnis kalian.
Biasanya angka yang mereka pasang memang kurang tepat. Namun apabila mereka bisa menjelaskan bagaimana mereka bisa mendapatkan angka tersebut, dan mengapa angka tersebut relevan untuk bisnis mereka, maka hal itu sudah menjadi nilai plus.
3. Gunakan ukuran huruf yang mudah terbaca
Pitch deck bukanlah sebuah laporan atau skripsi yang akan dibaca kata per kata oleh sang investor. Mereka biasanya akan membaca sekilas untuk menghemat waktu, dan berusaha menangkap apa sebenarnya produk yang kalian kembangkan.
Karena itu, ketimbang menggunakan teks yang banyak dan ukuran yang kecil, lebih baik kamu menggunakan ilustrasi yang mudah dipahami. Apabila kamu harus memasukkan teks, Guy Kawasaki menyarankan untuk menggunakan ukuran huruf yang besar, di atas 30.
4. Hindari penggunaan kata-kata yang rumit dan bertele-tele
Selain untuk menghemat waktu, langkah ini pun perlu kalian lakukan agar sang investor bisa mudah memahami produk yang tengah kalian kembangkan.
Contoh kalimat rumit: “Kami membuat sebuah perpaduan teknologi kecerdasan buatan dan blockchain di dunia perbankan.”
Contoh kalimat sederhana: “Produk kami memungkinkan orang yang tidak mempunyai rekening bank untuk bisa bertransaksi online.”
5. Pelajari pitch deck dari perusahaan lain
Bagi founder yang baru pertama kali mendirikan startup, ada baiknya untuk mempelajari pitch deck yang buatan perusahaan lain, dan sukses mengantarkan pembuatnya mendapatkan pendanaan besar. Tidak perlu meniru seluruhnya, tapi cukup melihat cara mereka menampilkan data, lalu sesuaikan dengan kondisi startup kamu.
Penjelasan yang harus ada dalam sebuah Pitch Deck
1. Founder dan tim
Jelaskan mengapa kamu merupakan orang yang tepat untuk memecahkan masalah yang akan kamu atasi dengan startup tersebut. Jelaskan pengalaman kamu sebelumnya yang bisa mendukung pernyataan tersebut.
2. Potensi pasar
Seberapa penting masalah yang ingin kamu atasi? Seberapa banyak orang yang mengalaminya? Dan apakah produk yang kamu buat benar-benar bisa mengatasi masalah tersebut?
3. Risiko
Mendirikan startup tentu penuh dengan risiko. Dan ada lima risiko utama yang mempunyai andil dalam sukses atau tidaknya sebuah startup, yaitu:
- Risiko produk (yang kurang baik)
- Risiko tim (yang tidak berpengalaman)
- Risiko pasar (yang tidak berkembang)
- Risiko pemasaran (yang gagal)
- Risiko keuangan (yang terus defisit)
Menurut Kevin, seorang founder startup tahap awal harus menjelaskan di dalam pitch deck bagaimana mereka akan meminimalisir risiko-risiko tersebut. Namun tidak perlu semua, kamu hanya perlu fokus kepada dua atau tiga risiko saja.
Contohnya dalam meminimalisir risiko tim. Mungkin seorang founder bisa menjelaskan kemampuan apa yang kurang dari dirinya, dan siapa saja yang telah coba ia rekrut untuk menutupi kekurangan tersebut.
Cara yang tepat untuk melakukan Pitching
1. Mengikuti speed dating dan kompetisi
Waktu untuk melakukan speed dating atau mengikuti sebuah kompetisi tentu merupakan saat yang paling tepat untuk melakukan pitching. Mengapa? Karena pada saat itu fokus sang investor akan tertuju kepada kamu.
Namun sesi seperti itu biasanya hanya berlangsung singkat, dan diikuti juga oleh banyak startup lain. Karena itu, usahakan kalian bisa membuat pitch deck dan melakukan pitching yang memukau, sehingga bisa menarik perhatian investor.
2. Mengunjungi acara networking
Saat terbaik kedua untuk melakukan pitching adalah di acara networking. Di sana, kamu bisa bertemu dengan banyak investor dalam waktu yang bersamaan.
Berikut ini adalah langkah-langkah yang harus kamu lakukan:
- Cari tahu siapa saja investor yang akan datang ke acara tersebut, dan ingat-ingat wajah mereka.
- Persiapkan pitch deck kamu di smartphone, sehingga bisa dibuka kapan saja.
- Dekati investor yang kamu incar satu per satu, ajak untuk bertukar kartu nama.
- Ingat, acara networking biasanya bersifat santai, karena itu jangan langsung melakukan pitching secara “resmi”. Coba kenalkan diri dan startup kamu dalam dua sampai tiga kalimat singkat, lalu tawarkan kepada sang investor untuk mengobrol lebih lanjut. Apabila dia setuju, kamu bisa mulai menunjukkan pitch deck di smartphone kamu.
3. Dapatkan referensi dari orang yang tepat
Cara terbaik lain untuk bisa melakukan pitching di depan investor adalah dengan meminta referensi dari orang yang dipercaya oleh sang investor. Orang tersebut bisa merupakan teman baiknya, jurnalis startup yang ia kenal, atau rekannya sesama investor.
Dibanding menghubungi sang investor lewat media sosial atau email, cara ini bisa memberikan kemungkinan lebih besar untuk bertemu dengan investor tersebut.
Susunan pitch deck
Kamu sebaiknya membagi pitch deck menjadi dua bagian, yaitu bagian utama yang hanya berisi sekitar sepuluh slide, serta data-data tambahan yang dimasukkan di belakang bagian utama sebagai lampiran (appendix). Saat perbincangan awal dengan investor, kamu hanya perlu menunjukkan slide utama saja, dan hanya menunjukkan slide tambahan apabila ditanyakan oleh sang investor.
Susunan di bawah ini bersifat fleksibel. Jadi, apabila kamu merasa ada hal-hal di slide tambahan yang bisa menonjolkan keunggulan startup kamu, silakan memasukkannya ke slide utama, asalkan jangan terlalu banyak hingga membuat waktu pitching kalian menjadi jauh lebih lama.
Slide utama
1. Rangkuman
Dalam sebuah slide, usahakan kalian bisa menunjukkan hal-hal berikut:
- Penjelasan singkat tentang produk kalian
- Besar pasar yang akan kalian sasar (dalam bentuk nominal uang)
- Tahapan startup kalian saat ini
- Traksi beberapa bulan terakhir
- Pendanaan yang kamu butuhkan
- Pendanaan yang telah kamu dapatkan
- Nama para founder dan pengalaman mereka
- Beberapa mitra strategis yang telah didapat
2. Masalah
Dalam tiga ilustrasi atau kalimat singkat, coba jelaskan hal-hal berikut:
- Aktivitas yang biasa dilakukan masyarakat
- Kesulitan yang mereka alami ketika melakukan aktivitas tersebut
- Bagaimana bentuk solusi yang ada saat ini
3. Solusi
Jelaskan solusi yang kalian buat untuk mengatasi masalah yang ada. Jangan terlalu banyak menampilkan screenshot produk, cukup satu atau dua saja.
4. Pemasaran produk
Secara singkat, jelaskan hal-hal berikut:
- Kelebihan kamu dalam memasarkan produk
- Cara kamu meraih pengguna di masa-masa awal
- Siapa mitra strategis atau pengguna setia kamu di masa-masa awal
5. Traksi
6. Rencana ke depan
Tunjukkan hal-hal penting yang akan kamu lakukan dalam waktu beberapa bulan ke depan. Kapan kamu akan meluncurkan produk? Kapan kamu akan mulai merekrut orang untuk mengisi posisi-posisi penting?
Slide tambahan (Appendix)
1. Tim
2. Kompetitor
Menurut Aryo, di slide ini para investor sebenarnya ingin tahu apakah sang founder sudah melakukan riset mendalam tentang bisnis yang akan ia jalani.
“Dalam semua bidang, pasti akan ada pesaing secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, apabila ada founder yang mengatakan bahwa mereka tidak mempunyai pesaing, saya akan menganggap bahwa ia belum melakukan riset,” ujar Aryo.
Kesalahan lain yang sering dilakukan para founder ketika membuat slide ini adalah selalu menempatkan startup yang mereka bangun di kuadran “serba sempurna”. Padahal, tidak mengapa kamu menempatkan startup kamu di kuadran yang kurang sempurna, asalkan kamu bisa menjelaskan alasan mengapa kalian memilih masuk ke kuadran tersebut.
Sebagai contoh, kamu tengah membangun e-commerce, dan telah ada sebuah kompetitor besar yang menjual barang dengan harga tinggi. Maka kamu bisa memposisikan diri kamu sebagai e-commerce yang menjual dengan harga murah demi mengincar pasar yang berbeda.
Beberapa investor mungkin akan mempertanyakan bagaimana bila sebuah startup besar seperti GO-JEK nantinya akan meluncurkan layanan baru yang serupa dengan startup kamu. Nah, kamu harus bisa menjawab pertanyaan tersebut dengan cara menunjukkan apa saja yang telah atau akan kamu lakukan untuk mengantisipasi kemungkinan itu.
3. Pengelolaan uang
Jelaskan dalam tabel yang sederhana untuk apa saja kamu akan mengalokasikan anggaran dalam beberapa kuartal ke depan.
4. Pemasaran
Di slide ini, kamu bisa menunjukkan beberapa hal berikut:
- Apa saja metode pemasaran yang kamu gunakan saat ini, dan bagaimana hasilnya?
- Apa fitur yang bisa mendorong pertumbuhan pengguna produk kamu (referral, invitation)?
- Taktik pemasaran yang akan kamu gunakan di kemudian hari?
5. Pengembangan produk
Jelaskan cara kamu melakukan monetisasi, serta beberapa screenshot dari situs atau aplikasi mobile yang kamu buat. Setelah itu, jabarkan rencana pengembangan produk yang ingin kamu lakukan.
6. Testimoni pengguna
7. Data finansial
Tidak perlu menampilkan prediksi pendapatan dan pengeluaran yang terlalu panjang, cukup satu atau dua tahun ke depan.
8. Perhitungan unit ekonomi
Slide ini cukup penting untuk dibuat, karena banyak investor yang kini mempertimbangkan metrik ini. Mereka enggan untuk berinvestasi pada startup yang ketika jumlah transaksi makin banyak, kerugian mereka justru bertambah. Hal ini biasanya terjadi karena nilai Cost per Lead dan Partner Commission yang terlalu tinggi.
Belum pernah mendengar tentang unit ekonomi? Coba simak pengertiannya di tautan berikut.
9. Perbandingan valuasi dengan perusahaan lain
10. Mitra strategis
Tampilkan logo dari mitra strategis yang telah kamu miliki.
(Diedit oleh Pradipta Nugrahanto)
This post Panduan Membuat Pitch Deck untuk Startup Tahap Awal di Indonesia appeared first on Tech in Asia.
The post Panduan Membuat Pitch Deck untuk Startup Tahap Awal di Indonesia appeared first on Tech in Asia Indonesia.
Source: Inspirasi